Bilangan 22:36-23:3: Balak Meminta Bileam Untuk Mengutuk Israel
Sabtu, November 25, 2017
Edit
Balak Meminta Bileam Untuk Mengutuk Israel. |
Setelah belajar perikop Keledai Bileam dan Malaikat TUHAN dari Kitab Bilangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yaitu Balak Meminta Bileam Untuk Mengutuk Israel.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Bilangan (Numbers 22:36-23:3 dengan judul perikop Balak Meminta Bileam Untuk Mengutuk Israel).
Kita belajar perikop Balak Meminta Bileam Untuk Mengutuk Israel ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Num 22:36 Ketika Balak mendengar, bahwa Bileam datang, keluarlah ia menyongsong dia sampai ke Kota Moab di perbatasan sungai Arnon, pada ujung perbatasan itu.
Num 22:37 Dan berkatalah Balak kepada Bileam: "Bukankah aku sudah mengutus orang memanggil engkau? Mengapakah engkau tidak hendak datang kepadaku? Sungguhkah tidak sanggup aku memberi upahmu?"
Num 22:38 Tetapi berkatalah Bileam kepada Balak: "Ini aku sudah datang kepadamu sekarang; tetapi akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan ditaruh Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan."
Num 22:39 Lalu pergilah Bileam bersama-sama dengan Balak dan sampailah mereka ke Kiryat-Huzot.
Num 22:40 Balak mengorbankan beberapa ekor lembu sapi dan kambing domba dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan kepada pemuka-pemuka yang bersama-sama dengan dia.
Num 22:41 Keesokan harinya Balak mengambil Bileam dan membawa dia mendaki bukit Baal. Dari situ dilihatnyalah bagian yang paling ujung dari bangsa Israel.
Num 23:1 Lalu berkatalah Bileam kepada Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah dan siapkanlah bagiku di sini tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan."
Num 23:2 Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka Balak dan Bileam mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu.
Num 23:3 Sesudah itu berkatalah Bileam kepada Balak: "Berdirilah di samping korban bakaranmu, tetapi aku ini hendak pergi; mungkin TUHAN akan datang menemui aku, dan perkataan apapun yang dinyatakan-Nya kepadaku, akan kuberitahukan kepadamu." Lalu pergilah ia ke atas sebuah bukit yang gundul.
38. Akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan ditaruh Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan. Bileam tidak menceritakan kepada orang Moab, bahwa Allah telah menyatakan kehendak-Nya akan memberkati Israel.
Karena itu, paling baik mengatakan, bahwa tanggapan Bileam ini bersifat mendua, mungkin sebab Bileam berharap, bahwa Allah akan mengubah pikiran-Nya.
Karena itu, kedatangan Bileam dipahami oleh Balak sebagai kesediaannya untuk mengutuk Israel.
Perikop Selanjutnya: Bileam Memberkati Israel.
Nubuat-nubuat Bileam (22:41-24:25).
Para ahli bahasa Semit melihat di dalam syair ini gambaran dari Zaman Musa.
Bentuk bahasa, pokok pembahasan, peristilahan teknis dan nama-nama diri, semuanya cenderung mendukung pandangan bahwa ini merupakan ucapan asli seorang penyair dari pertengahan milenium kedua.
Bileam menyebutkan setiap syair mashal, yang diterjemahkan sebagai sanjak dalam 23:7, 18; 24:3, 15 (KJV menerjemahkannya sebagai "perumpamaan").
Mashal tidak bisa dibatasi pada perumpamaan atau amsal saja; istilah ini justru demikian luas, sehingga mencakup seluruh sastra hikmat.
Syair Ibrani memiliki ciri khas utama berupa kesejajaran pikiran, kalimat, dan stanza dalam bentuk berlawanan, bersandingan, atau progresif.
Orakel Bileam menunjukkan semua ciri ini, dan di samping itu tampak juga ciri kuno, dan sering kali corak Aram yang menunjuk kepada asal-usul (dari Aram) dan masa hidup tokoh yang berbicara.
William F. Albright yang telah mempelajari orakel ini secara definitif dan ilmiah, mengatakan: "Tidak ada petunjuk di dalam syair-syair ini yang menunjuk ke abad kesepuluh atau sesudahnya sebagai awal gubahan tersebut" (JBL, September, 1944, hlm. 227).
Albright melihat, bahwa nama Bileam adalah sebuah nama khas dari milenium kedua sM (2000-1000), dan bahwa nama tersebut tetap bertahan di beberapa tempat, dan semuanya dapat ditelusuri balik hingga abad ke-15.
Kemudian Albright menyatakan, bahwa Bileam adalah benar-benar "seorang tukang nujum Siria Utara yang berasal dari Lembah Efrat", dan bahwa Bileam ini, "selama suatu waktu berada di kalangan istana Moab ... menjadi penganut Yahweisme", dan kemudian "meninggalkan Israel untuk bergabung dengan orang Midian di dalam pertempuran melawan penganut Yahweisme (Bil. 31:8, 16)" (JBL, September 1944, hlm. 232, 233).
Laporan yang memadai tentang syair ini tentu mustahil.
Karena itu, saya memberikan sebuah terjemahan pribadi yang mudah-mudahan dapat menjelaskan beberapa hal yang penting, dan menggambarkan struktur syairnya.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Bilangan (Numbers 22:36-23:3 dengan judul perikop Balak Meminta Bileam Untuk Mengutuk Israel).
Kita belajar perikop Balak Meminta Bileam Untuk Mengutuk Israel ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Balak Meminta Bileam Untuk Mengutuk Israel (Kitab Bilangan 22:36-23:3)
Num 22:36 Ketika Balak mendengar, bahwa Bileam datang, keluarlah ia menyongsong dia sampai ke Kota Moab di perbatasan sungai Arnon, pada ujung perbatasan itu.
Num 22:37 Dan berkatalah Balak kepada Bileam: "Bukankah aku sudah mengutus orang memanggil engkau? Mengapakah engkau tidak hendak datang kepadaku? Sungguhkah tidak sanggup aku memberi upahmu?"
Num 22:38 Tetapi berkatalah Bileam kepada Balak: "Ini aku sudah datang kepadamu sekarang; tetapi akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan ditaruh Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan."
Num 22:39 Lalu pergilah Bileam bersama-sama dengan Balak dan sampailah mereka ke Kiryat-Huzot.
Num 22:40 Balak mengorbankan beberapa ekor lembu sapi dan kambing domba dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan kepada pemuka-pemuka yang bersama-sama dengan dia.
Num 22:41 Keesokan harinya Balak mengambil Bileam dan membawa dia mendaki bukit Baal. Dari situ dilihatnyalah bagian yang paling ujung dari bangsa Israel.
Num 23:1 Lalu berkatalah Bileam kepada Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah dan siapkanlah bagiku di sini tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan."
Num 23:2 Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka Balak dan Bileam mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu.
Num 23:3 Sesudah itu berkatalah Bileam kepada Balak: "Berdirilah di samping korban bakaranmu, tetapi aku ini hendak pergi; mungkin TUHAN akan datang menemui aku, dan perkataan apapun yang dinyatakan-Nya kepadaku, akan kuberitahukan kepadamu." Lalu pergilah ia ke atas sebuah bukit yang gundul.
Persekongkolan Asing Menentang Israel (22:2-25:18).
Pasal 22 sampai 25 merupakan pembagian sastra antara kedua paruhan logis dari Kitab Bilangan.
Dalam pasal 22 sampai 34, kita tidak menemukan satu pun formula yang lazim ("Tuhan berfirman kepada Musa"), yang ada di semua pasal lainnya.
Bagian ini, sama seperti Kitab Ayub, mungkin berasal dari luar Israel.
Sekalipun dikatakan (Ul. 23:5), bahwa Musa mengetahui akal bulus Bileam, mustahil untuk menentukan apakah bahan dari sumber asing ini merupakan bagian dari catatan kudus di bawah pengawasan Musa atau bukan.
Bilangan 22:4b yang mengatakan "Pada waktu itu Balak ... menjadi raja Moab", menunjuk pada karya para juru tulis masa pasca Musa.
Jadi, cerita itu mungkin disisipkan di sini, di mana secara kronologis cerita itu cocok dan sekaligus menjadi engsel sastra untuk beralih dari generasi tua ke generasi baru, serta ke suatu sensus baru dan perundang-undangan baru yang menunjuk kepada ditempatinya negeri itu.
Sebagian penafsir mencoba mengurangi menonjolnya Bileam dalam cerita ini (ICC, hlm. 316; diikuti oleh JB, vol. 2, hlm. 248-263), dan melihat di dalamnya hanya konsep-konsep religius politis yang lebih besar dari budaya itu yang disajikan.
Akan tetapi, Bileam adalah satu karakter yang begitu integral dan tertanam kuat dalam ingatan, sehingga orang tidak mungkin benar-benar mengerti cerita itu tanpa berusaha memahami karakter ini.
Tentu saja maksud cerita adalah untuk menunjukkan bagaimana Allah melindungi umat-Nya dari rancangan-rancangan jahat kerajaan kafir serta nafsu tersembunyi dari seorang nabi yang menyimpang.
Namun, berbagai perbuatan cerdik Bileam dan perkataannya yang penuh kuasa, menjadikan cerita itu sebuah adikarya yang dramatis.
Balak, raja Moab, dikuasai oleh ketakutan karena ditaklukkannya orang-orang Amori oleh Israel.
Ia menyuruh orang memanggil Bileam, seorang nabi terkenal dari Mesopotanmia utara, dengan menjanjikan kepada Bileam kemasyhuran dan kekayaan bila Bileam mau mengutuk Israel.
Bileam dilarang Tuhan untuk pergi, karena itu ia menolak permintaan Balak.
Akan tetapi, ketika raja Balak memberikan janji-janji yang lebih hebat, sang nabi berharap agar Tuhan berubah pikiran.
Karena itu, Tuhan mengizinkan Bileam pergi ke Moab.
Di tengah perjalanan, Allah berusaha melalui Malaikat TUHAN untuk menyampaikan ketidaksenangan Tuhan terhadapnya.
Namun, hanya keledai Bileam yang bisa melihat Malaikat TUHAN.
Akhirnya, keledai tersebut berbicara dan menegur Bileam atas kebutaan rohaninya.
Lalu, mata sang nabi dibukakan untuk dapat melihat Malaikat TUHAN.
Tuhan mengizinkan Bileam meneruskan perjalanan ke Moab, supaya dia bisa secara terbuka menyatakan maksud Allah untuk menggenapi janji-Nya yang dahulu Ia berikan kepada Israel.
Balak memperlihatkan kepada Bileam perkemahan Israel dari tiga sudut pandang yang berbeda secara berturut-turut.
Setiap kali sang nabi mengucapkan berkat atas Israel, dengan perasaan benci Balak menyuruh Bileam untuk berhenti berbicara.
Akan tetapi, sang nabi terus berbicara, bahkan dengan lebih banyak lagi orakel, di mana ia meramalkan bukan saja kesejahteraan dan kekuasaan Israel pada masa yang akan datang sebagai satu bangsa, tetapi juga kehancuran Moab, Edom, Amalek, Keni dan Asyur.
38. Akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan ditaruh Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan. Bileam tidak menceritakan kepada orang Moab, bahwa Allah telah menyatakan kehendak-Nya akan memberkati Israel.
Karena itu, paling baik mengatakan, bahwa tanggapan Bileam ini bersifat mendua, mungkin sebab Bileam berharap, bahwa Allah akan mengubah pikiran-Nya.
Karena itu, kedatangan Bileam dipahami oleh Balak sebagai kesediaannya untuk mengutuk Israel.
Perikop Selanjutnya: Bileam Memberkati Israel.
Nubuat-nubuat Bileam (22:41-24:25).
Para ahli bahasa Semit melihat di dalam syair ini gambaran dari Zaman Musa.
Bentuk bahasa, pokok pembahasan, peristilahan teknis dan nama-nama diri, semuanya cenderung mendukung pandangan bahwa ini merupakan ucapan asli seorang penyair dari pertengahan milenium kedua.
Bileam menyebutkan setiap syair mashal, yang diterjemahkan sebagai sanjak dalam 23:7, 18; 24:3, 15 (KJV menerjemahkannya sebagai "perumpamaan").
Mashal tidak bisa dibatasi pada perumpamaan atau amsal saja; istilah ini justru demikian luas, sehingga mencakup seluruh sastra hikmat.
Syair Ibrani memiliki ciri khas utama berupa kesejajaran pikiran, kalimat, dan stanza dalam bentuk berlawanan, bersandingan, atau progresif.
Orakel Bileam menunjukkan semua ciri ini, dan di samping itu tampak juga ciri kuno, dan sering kali corak Aram yang menunjuk kepada asal-usul (dari Aram) dan masa hidup tokoh yang berbicara.
William F. Albright yang telah mempelajari orakel ini secara definitif dan ilmiah, mengatakan: "Tidak ada petunjuk di dalam syair-syair ini yang menunjuk ke abad kesepuluh atau sesudahnya sebagai awal gubahan tersebut" (JBL, September, 1944, hlm. 227).
Albright melihat, bahwa nama Bileam adalah sebuah nama khas dari milenium kedua sM (2000-1000), dan bahwa nama tersebut tetap bertahan di beberapa tempat, dan semuanya dapat ditelusuri balik hingga abad ke-15.
Kemudian Albright menyatakan, bahwa Bileam adalah benar-benar "seorang tukang nujum Siria Utara yang berasal dari Lembah Efrat", dan bahwa Bileam ini, "selama suatu waktu berada di kalangan istana Moab ... menjadi penganut Yahweisme", dan kemudian "meninggalkan Israel untuk bergabung dengan orang Midian di dalam pertempuran melawan penganut Yahweisme (Bil. 31:8, 16)" (JBL, September 1944, hlm. 232, 233).
Laporan yang memadai tentang syair ini tentu mustahil.
Karena itu, saya memberikan sebuah terjemahan pribadi yang mudah-mudahan dapat menjelaskan beberapa hal yang penting, dan menggambarkan struktur syairnya.