Ulangan 9:1-6: Orang Israel Diperingatkan Supaya Jangan Membanggakan Jasanya
Jumat, Desember 15, 2017
Edit
Orang Israel Diperingatkan Supaya Jangan Membanggakan Jasanya. |
Setelah belajar perikop Bersyukur Kepada Allah Karena Kebaikan-Nya dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Orang Israel Diperingatkan Supaya Jangan Membanggakan Jasanya.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 9:1-6 dengan judul perikop Orang Israel Diperingatkan Supaya Jangan Membanggakan Jasanya).
Kita belajar perikop Orang Israel Diperingatkan Supaya Jangan Membanggakan Jasanya ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Deu 9:1 "Dengarlah, hai orang Israel! Engkau akan menyeberangi sungai Yordan pada hari ini untuk memasuki serta menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, yakni kota-kota besar yang kubu-kubunya sampai ke langit--
Deu 9:2 suatu bangsa yang besar dan tinggi, orang Enak, yang kaukenal dan yang tentangnya kaudengar orang berkata: Siapakah yang dapat bertahan menghadapi orang Enak?
Deu 9:3 Maka ketahuilah pada hari ini, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan di depanmu laksana api yang menghanguskan; Dia akan memunahkan mereka dan Dia akan menundukkan mereka di hadapanmu. Demikianlah engkau akan menghalau dan membinasakan mereka dengan segera, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN.
Deu 9:4 Janganlah engkau berkata dalam hatimu, apabila TUHAN, Allahmu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: Karena jasa-jasakulah TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal karena kefasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu.
Deu 9:5 Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah, TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub.
Deu 9:6 Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!"
Peringatan Tentang Loh Batu Yang Dihancurkan (9:1-10:11).
Anggapan bahwa Kanaan adalah upah bagi kebenaran orang Israel (9:4), akan justru lebih bertentangan dengan realitas hubungan perjanjian ketimbang keangkuhan mereka yang beranggapan, bahwa hasil bumi berlimpah merupakan hasil usaha mereka semata (8:17).
Keangkuhan berupa menganggap diri benar, merupakan usaha seorang berdosa yang mendambakan kebebasan penuh dari Allah justru pada saat dia paling memerlukan Allah - kebutuhannya akan pengampunan dosa dan pentahiran.
Karena itu, Musa dengan bersemangat mengemukakan kebenaran, bahwa semua janji dan berkat dari hubungan perjanjian dapat dinikmati Israel semata-mata karena kemurahan Allah saja, dan bukan karena kehebatan mereka.
9:6-10:11. Penafsiran angkuh Israel tentang penaklukan itu sudah disanggah sebelumnya oleh seluruh pengalaman Musa dalam memimpin bangsa itu selama empat puluh tahun yang lalu (ay. 7, 24).
Berkali-kali, mereka telah menunjukkan, bahwa mereka adalah bangsa yang suka mengomel dan melanggar perjanjian (ay. 6-17, 21-24).
Mereka lolos dari hukuman, dan tetap dalam hubungan perjanjian dengan Allah hanya karena di dalam kemurahan-Nya, Tuhan membaharui perjanjian yang telah dilanggar itu (10:1-11) sebagai tanggapan terhadap syafaat Musa yang tanpa pamrih (9:18-20, 25-29).
1-5. Alasan dari pemberian nasihat ini ialah kemungkinan Israel mengusir penduduk yang terkenal sangat piawai dalam bertempur, dan terlindung oleh benteng-benteng yang tampaknya tidak bisa diruntuhkan: kota-kota besar yang kubu-kubunya sampai ke langit (ay. 1).
Tentang suku Enak dan bangsa-bangsa kuat lainnya lihat tafsiran 1:28; 4:38; 7:1; Bil. 13:28.
Sekalipun demikian, ujung tombak dari kemajuan Israel adalah Dia yang tinggal di surga dan menjadikan gunung-gunung yang paling tinggi tumpuan kaki-Nya, dan lebih dari itu, Dia juga merupakan api yang menghanguskan (bdg. 4:27; 7:17 dst.).
4c. Karena jasa-jasakulah. Sebuah salah tafsir menyedihkan terhadap rangkaian peristiwa penaklukan yang akan mudah dilakukan Israel, bertentangan dengan semua kenyataan sejarah dan peringatan langsung dari Allah ini.
Satu-satunya penjelasan yang benar tentang kemenangan Israel hanyalah kefasikan orang Kanaan di satu sisi (ay. 4c-5) dan kasih karunia Allah yang mengampuni Israel di sisi yang lain (9:6-10:11).
Tentang hubungan antara kefasikan penduduk Kanaan dengan penggenapan janji Allah kepada Abraham lihat Kejadian 15:16.
Penelitian arkeologi telah menunjukkan hebatnya kemerosotan moral masyarakat dan agama Kanaan pada zaman Musa.
Cara di mana perolehan negeri yang dijanjikan itu oleh Israel terkait erat dengan pemusnahan orang Kanaan, merupakan contoh dari prinsip penghukuman yang bersifat menebus.
Keselamatan para sahabat Allah dengan sendirinya berarti kemenangan mereka terhadap para sahabat Iblis.
Dari sudut orang pilihan, penghukuman terhadap sahabat Iblis merupakan penghukuman yang bersifat menebus (mis.: Why. 19: 11 dst.; 20:9 di mana disebutkan bahwa penebusan kaum pilihan tergenapi melalui kebinasaan dari pasukan Iblis).
Perikop Selanjutnya: Riwayat Tentang Kemurtadan di Horeb.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 9:1-6 dengan judul perikop Orang Israel Diperingatkan Supaya Jangan Membanggakan Jasanya).
Kita belajar perikop Orang Israel Diperingatkan Supaya Jangan Membanggakan Jasanya ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Orang Israel Diperingatkan Supaya Jangan Membanggakan Jasanya (Kitab Ulangan 9:1-6)
Deu 9:1 "Dengarlah, hai orang Israel! Engkau akan menyeberangi sungai Yordan pada hari ini untuk memasuki serta menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, yakni kota-kota besar yang kubu-kubunya sampai ke langit--
Deu 9:2 suatu bangsa yang besar dan tinggi, orang Enak, yang kaukenal dan yang tentangnya kaudengar orang berkata: Siapakah yang dapat bertahan menghadapi orang Enak?
Deu 9:3 Maka ketahuilah pada hari ini, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan di depanmu laksana api yang menghanguskan; Dia akan memunahkan mereka dan Dia akan menundukkan mereka di hadapanmu. Demikianlah engkau akan menghalau dan membinasakan mereka dengan segera, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN.
Deu 9:4 Janganlah engkau berkata dalam hatimu, apabila TUHAN, Allahmu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: Karena jasa-jasakulah TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal karena kefasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu.
Deu 9:5 Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah, TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub.
Deu 9:6 Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!"
Perintah Agung (5:1-11:32).
Perintah yang agung dan yang utama dalam perjanjian, yaitu keharusan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, diungkapkan pada pasal 5-7 dan diperkuat oleh tuntutan dan sanksi ilahi pada pasal 8-11.
Sekalipun demikian, pembagian ini tidak kaku; alur nasihat terdapat di seluruh bagian.
Jika dianalisis dengan lebih rinci, bagian ini mengemukakan tema tentang perintah agung itu sebagai berikut:
~ Berbagai tuntutan Tuhan yang ada di atas Israel, yang dinyatakan sebagai sebuah prinsip (ps.6) dan sebuah program (ps. 7).
~ Sejumlah peringatan terhadap godaan untuk mandiri, entah dalam bentuk semangat untuk menganggap diri mampu mandiri (ps. 8) atau menganggap diri paling benar (9:1-10:11).
~ Panggilan untuk benar-benar setia (10:12-11:32).
Ketentuan-ketentuan: Hidup Menurut Perjanjian (5:1-26:19).
Ketika perjanjian-perjanjian tentang kekuasaan raja dibaharui, maka peraturan-peraturannya yang merupakan bagian yang panjang dan menentukan di dalam sebuah dokumen perjanjian, diulang kembali dengan sejumlah penyempurnaan, khususnya penyempurnaan yang diperlukan sesuai dengan situasi yang berubah.
Oleh karena itu, Musa merangkum dan merumuskan ulang berbagai syarat yang dikemukakan di dalam Perjanjian Sinai.
Selanjutnya, sebagaimana peraturan-peraturan perjanjian biasanya diawali dengan tuntutan yang mendasar dan umum agar si raja yang kalah tunduk sepenuhnya kepada raja pemenang, dan sesudah itu baru dilanjutkan dengan peraturan yang lebih terinci.
Demikian pula Musa saat ini menghadapkan Israel dengan tuntutan primer, yakni mengkhususkan diri sepenuhnya untuk Tuhan (ay. 5-11), dan sesudah itu barulah dengan peraturan-peraturan tambahan tentang kehidupan sesuai perjanjian (ay. 12-26).
Peringatan Tentang Loh Batu Yang Dihancurkan (9:1-10:11).
Anggapan bahwa Kanaan adalah upah bagi kebenaran orang Israel (9:4), akan justru lebih bertentangan dengan realitas hubungan perjanjian ketimbang keangkuhan mereka yang beranggapan, bahwa hasil bumi berlimpah merupakan hasil usaha mereka semata (8:17).
Keangkuhan berupa menganggap diri benar, merupakan usaha seorang berdosa yang mendambakan kebebasan penuh dari Allah justru pada saat dia paling memerlukan Allah - kebutuhannya akan pengampunan dosa dan pentahiran.
Karena itu, Musa dengan bersemangat mengemukakan kebenaran, bahwa semua janji dan berkat dari hubungan perjanjian dapat dinikmati Israel semata-mata karena kemurahan Allah saja, dan bukan karena kehebatan mereka.
9:6-10:11. Penafsiran angkuh Israel tentang penaklukan itu sudah disanggah sebelumnya oleh seluruh pengalaman Musa dalam memimpin bangsa itu selama empat puluh tahun yang lalu (ay. 7, 24).
Berkali-kali, mereka telah menunjukkan, bahwa mereka adalah bangsa yang suka mengomel dan melanggar perjanjian (ay. 6-17, 21-24).
Mereka lolos dari hukuman, dan tetap dalam hubungan perjanjian dengan Allah hanya karena di dalam kemurahan-Nya, Tuhan membaharui perjanjian yang telah dilanggar itu (10:1-11) sebagai tanggapan terhadap syafaat Musa yang tanpa pamrih (9:18-20, 25-29).
1-5. Alasan dari pemberian nasihat ini ialah kemungkinan Israel mengusir penduduk yang terkenal sangat piawai dalam bertempur, dan terlindung oleh benteng-benteng yang tampaknya tidak bisa diruntuhkan: kota-kota besar yang kubu-kubunya sampai ke langit (ay. 1).
Tentang suku Enak dan bangsa-bangsa kuat lainnya lihat tafsiran 1:28; 4:38; 7:1; Bil. 13:28.
Sekalipun demikian, ujung tombak dari kemajuan Israel adalah Dia yang tinggal di surga dan menjadikan gunung-gunung yang paling tinggi tumpuan kaki-Nya, dan lebih dari itu, Dia juga merupakan api yang menghanguskan (bdg. 4:27; 7:17 dst.).
4c. Karena jasa-jasakulah. Sebuah salah tafsir menyedihkan terhadap rangkaian peristiwa penaklukan yang akan mudah dilakukan Israel, bertentangan dengan semua kenyataan sejarah dan peringatan langsung dari Allah ini.
Satu-satunya penjelasan yang benar tentang kemenangan Israel hanyalah kefasikan orang Kanaan di satu sisi (ay. 4c-5) dan kasih karunia Allah yang mengampuni Israel di sisi yang lain (9:6-10:11).
Tentang hubungan antara kefasikan penduduk Kanaan dengan penggenapan janji Allah kepada Abraham lihat Kejadian 15:16.
Penelitian arkeologi telah menunjukkan hebatnya kemerosotan moral masyarakat dan agama Kanaan pada zaman Musa.
Cara di mana perolehan negeri yang dijanjikan itu oleh Israel terkait erat dengan pemusnahan orang Kanaan, merupakan contoh dari prinsip penghukuman yang bersifat menebus.
Keselamatan para sahabat Allah dengan sendirinya berarti kemenangan mereka terhadap para sahabat Iblis.
Dari sudut orang pilihan, penghukuman terhadap sahabat Iblis merupakan penghukuman yang bersifat menebus (mis.: Why. 19: 11 dst.; 20:9 di mana disebutkan bahwa penebusan kaum pilihan tergenapi melalui kebinasaan dari pasukan Iblis).
Perikop Selanjutnya: Riwayat Tentang Kemurtadan di Horeb.