Yosua 1: Perintah TUHAN Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan
Sabtu, Januari 06, 2018
Edit
Perintah TUHAN Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan. |
.
Setelah belajar perikop Kematian Musa yang merupakan perikop dan pasal terakhir dari Kitab Hukum Taurat, maka sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Perintah TUHAN Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan dari kitab Yosua.
Di sini kita juga belajar garis besar dari kitab Yosua dan pendahuluan kitab Yosua.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Yosua (Joshua 1 dengan judul perikop Perintah TUHAN Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan).
Kita belajar perikop Perintah TUHAN Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Jos 1:1 Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
Jos 1:2 "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
Jos 1:3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.
Jos 1:4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.
Jos 1:5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
Jos 1:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
Jos 1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
Jos 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Jos 1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Jos 1:10 Lalu Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, katanya:
Jos 1:11 "Jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sediakanlah bekalmu, sebab dalam tiga hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini untuk pergi menduduki negeri yang akan diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki."
Jos 1:12 Kepada orang Ruben, kepada orang Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu berkatalah Yosua, demikian:
Jos 1:13 "Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu, yakni: TUHAN, Allahmu, mengaruniakan keamanan kepadamu dan memberikan kepadamu negeri ini;
Jos 1:14 perempuan-perempuan dan anak-anak di antara kamu dan ternakmu boleh tinggal di negeri yang diberikan Musa kepadamu di seberang sungai Yordan, tetapi kamu, semua pahlawan yang gagah perkasa, haruslah menyeberang di depan saudara-saudaramu dengan bersenjata, dan haruslah menolong mereka,
Jos 1:15 sampai TUHAN mengaruniakan keamanan kepada saudara-saudaramu seperti kepada kamu juga, dan mereka juga menduduki negeri yang akan diberikan kepada mereka oleh TUHAN, Allahmu. Kemudian bolehlah kamu pulang kembali ke negerimu sendiri dan menduduki negeri yang diberikan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu di seberang sungai Yordan, di sebelah matahari terbit."
Jos 1:16 Lalu mereka menjawab Yosua, katanya: "Segala yang kauperintahkan kepada kami akan kami lakukan dan ke manapun kami akan kausuruh, kami akan pergi;
Jos 1:17 sama seperti kami mendengarkan perintah Musa, demikianlah kami akan mendengarkan perintahmu. Hanya, TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai Musa.
Jos 1:18 Setiap orang yang menentang perintahmu dan tidak mendengarkan perkataanmu, apapun yang kauperintahkan kepadanya, dia akan dihukum mati. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu!"
Di bagian akhir Pentateukh, kematian pemimpin dan pemberi hukum Israel yang terkemuka serta hamba setia Yehova, dicatat.
Orang Israel masih berkemah di bagian timur Sungai Yordan.
Sejarah yang diilhamkan Allah, kini dilanjutkan.
1. Berfirmanlah Tuhan kepada Yosua . . . abdi Musa (bdg. Kel. 24:13, Bil. 27:18-23, Ul. 1:38, 31:23). Walaupun Musa, yang telah dibantunya sebagai wakil utama, sebelumnya sudah memberinya suatu tugas, kini Allah berbicara langsung kepadanya untuk mengambil alih kepemimpinan atas bangsa Israel.
Sekalipun mungkin bukan "berhadap-hadapan" (Bil. 12:8), penyataan ini pastilah disampaikan segera sesudah Musa wafat, agar pemerintahan teokratis Allah dapat berkesinambungan.
Tuhan memberikan empat tugas khusus kepada Yosua:
(1) menyeberang Sungai Yordan,
(2) jadilah kuat ...,
(3) jadikan bangsa ini memperoleh warisan mereka,
(4) jaga agar bertindak sesuai dengan seluruh hukum Allah.
2. Bersiaplah sekarang, seberangilah Sungai Yordan ini. Berdirilah. Persiapkan diri untuk menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan.
Pada saat itu, Sungai Yordan sedang dalam keadaan pasang (3:15).
Menuju negeri yang akan Kuberikan. Yang sedang Kuberikan (sesuai participle dalam naskah Ibrani aslinya), atau: yang Aku akan segera berikan.
3. Seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. Lihat Ulangan 11:23-32. Mereka harus benar-benar menduduki wilayah tersebut, agar dapat menerimanya dari Allah, seperti halnya orang Kristen harus mengklaim dan menggunakan berkat-berkat rohani yang mereka peroleh di dalam Kristus (Ef. 1:3).
4. Gunung Libanon yang sebelah sana itu. Menurut LXX Pegunungan Anti-Libanon, yang darinya membentang Gunung Hermon, mungkin bisa terlihat dari ketinggian di atas Abel-Sittim, merupakan puncak paling selatan.
Tanah orang Het. Anak kalimat ini tidak ada di dalam Ulangan 11:24, LXX juga tidak menyebutnya di ayat ini.
Pada tahun 1407 sM, para penguasa bangsa Het belum menguasai Siria.
Keunggulan mereka di wilayah di antara Sungai Efrat dan Laut Mediteranian, baru dimulai tiga puluh atau lima puluh tahun kemudian di bawah pimpinan raja Supiluliumas.
Jika anak kalimat ini memang sungguh-sungguh ada di dalam naskah aslinya, maka Kitab Yosua tidak ditulis sebelum sekitar tahun 1350 sM.
5. Aku tidak akan membiarkan engkau. Secara harfiah: Aku tidak akan meninggalkanmu (bdg. 10:6, "jangan menarik tangan-Mu").
LXX: Aku tidak akan meninggalkanmu dalam kesukaran.
6. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu (bdg. 1:7a, 9). Perintah Allah yang kedua merupakan perintah yang sangat diperlukan seorang panglima pasukan yang akan maju berperang.
LXX: Bertindaklah jantan seperti layaknya laki-laki. Sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan. Perintah Allah yang ketiga kepada Yosua. Kanaan dijanjikan oleh Allah di dalam perjanjian dengan Abraham (Kej. 15:16-21).
7. Bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum. Perintah yang keempat ialah agar tetap waspada, atau berhati-hati untuk melaksanakan seluruh hukum Musa, bukan hanya Hukum yang tersurat, tetapi juga yang tersirat (bdg. Mat. 5:27-28, dll.).
8. Renungkanlah itu siang dan malam. Hà gâ, "mengulang-ulang dengan suara pelan".
LXX memakai kata meletâó, yang menunjukkan tindakan merenungkan sambil bermeditasi dan latihan yang bisa didengar dari para orator.
Keberanian, harapan akan kemenangan, dan hikmat Yosua yang diperlukan untuk memperoleh keberhasilan, tergantung pada perhatian yang terus-menerus, serta ketaatan yang keras terhadap hukum yang tertulis itu (tôrã, "perintah, pengajaran").
9. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu? Penyerbuan yang akan dipimpin Yosua sesaat lagi, tidak diragukan lagi merupakan perintah Allah.
Oleh karena itu, Yosua bukanlah seorang kepala pasukan pengembara padang gurun, atau ketua suku pengembara yang tiba-tiba menyerbu Palestina seperti halnya para raja Midian dan Amalek (Hak. 6-8).
Yosua hanyalah panglima pasukan, yang menjalankan perintah dari Panglima atasannya (5:14) dalam perang suci untuk memusnahkan bangsa-bangsa yang fasik dan menolak Allah.
Sesudah kemenangan yang diperoleh melalui perjuangan yang melelahkan di Trans-Yordan, bangsa Israel telah menjadi bangsa yang jauh lebih teratur dan disiplin dibandingkan empat puluh tahun sebelumnya.
10. Pengatur-pengatur pasukan. Istilah shoterîm (Kel. 5:6-19, Ul. 1:15, I Taw. 27:1) mengacu kepada petugas pencatat daftar pasukan, sama dengan yang sekarang disebut ajudan, atau perwira yang tugasnya mengeluarkan perintah pelaksanaan suatu komando.
11. Bekalmu. Karena makanan lainnya kini sudah tersedia, maka mereka tidak tergantung pada manna saja.
Sesaat lagi manna tidak akan diberikan lagi (5:11-12).
Mereka dapat mencari makanan sendiri di ladang gandum yang sedang menguning di oase Yerikho.
Allah tidak mendukung umat-Nya untuk bermalas-malasan.
Dalam tiga hari. Secara harfiah: di dalam kurun waktu tiga hari kamu akan menyeberang Sungai Yordan ini.
Maksudnya: kalian akan memulai perjalanan yang akan membawa kalian menyeberangi Sungai Yordan.
Mungkin tiga hari yang sama dengan saat perginya para pengintai (2:22), namun bukan tiga hari yang disebutkan di 3:2.
13. Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa. Anjuran yang disampaikan Musa kepada mereka di Bilangan 32 (bdg. Ul. 3:12-21).
14. Bersenjata. Secara harfiah: Dalam lima bagian -- barisan depan, barisan belakang, inti barisan, dua barisan sayap. Maksudnya: susunan kesatuan tempur.
Pahlawan yang gagah perkasa. Yosua mengizinkan suku-suku yang ada di timur mengirimkan pasukan mereka yang terbaik (4:13), sehingga sebagian besar bisa tetap tinggal untuk melindungi keluarga dan ternak mereka.
16-18. Tanggapan cepat dari suku-suku di Trans-Yordan memungkinkan bangsa Israel menyerbu Kanaan dengan bersatu, sebuah hal yang begitu diperlukan, baik bagi semangat juang militer maupun moralitas rohani umat Allah.
Perikop Selanjutnya: Pengintai-pengintai di Yerikho.
A. Allah Menugaskan Yosua (1:1-9)
B. Yosua Menggerakkan Bangsa Israel Menyeberang Yordan (1:10-18)
C. Tugas Para Pengintai (2:1-14)
D. Menyeberang Sungai Yordan (3:1-5:1)
E. Pembaharuan Penyunatan & Pelaksanaan Paskah (5:2-12)
II. Penaklukan Negeri yang Dijanjikan (5:13-12:24)
A. Penampilan Panglima Balatentara Tuhan (5:13-6:5)
B. Penyerangan Pokok (6:76-8:29)
1. Jatuhnya Yerikho (6:6-8:29)
2. Kekalahan di Ai Akibat Dosa Akhan (7:1-26)
3. Serangan Kedua dan Pembakaran Ai (8:1-29)
C. Peresmian Perjanjian Israel Sebagai Hukum Negeri (8:30-35)
D. Penyerangan di Selatan
1. Perjanjian dengan Caturkota Orang Gibeon (9:1-27)
2. Kehancuran Koalisi orang Amori (10:1-43)
E. Penyerangan di Utara (11:1-15)
F. Rangkuman Tentang Penaklukan (11:16-23)
G. Lampiran: Daftar Raja-raja yang Dikalahkan (12:1-24)
III. Pembagian Negeri yang Dijanjikan (13:1-22:34)
A. Perintah Allah untuk Membagi Negeri Itu (13:1-7)
B. Wilayah Suku-suku Trans-Yordan (13:8-33)
C. Awal Pembagian Kanaan (14:1-15)
D. Wilayah Suku Yehuda (15:1-63)
E. Wilayah Efraim dan Manasye (16:1-17:18)
F. Wilayah Tujuh Suku yang Lain (18:1-19:51)
G. Warisan Suku Lewi (20:1-21:42)
1. Penetapan Kota-kota Perlindungan (20:1-9)
2. Penetapan Kota-kota Suku Lewi (21:1-42)
H. Ringkasan Penaklukan dan Pembagian Negeri (21:43-45)
I. Lampiran: Berangkatnya Suku-suku Trans-Yordan (22:1-34)
IV. Panggilan Terakhir untuk Setia kepada Perjanjian di Negeri yang Dijanjikan (23:1-24:33)
A. Pidato Perpisahan Yosua kepada Para Pemimpin Israel (23:1-16)
B. Pembaharuan Komitmen Terhadap Perjanjian di Sikhem (24:1-28)
C. Lampiran: Kematian Yosua dan Perilaku Israel Sesudahnya (24:29-33)
Judul
Kitab pertama dari bagian kedua di dalam kanon Perjanjian Lama Ibrani, Kitab Nabi-nabi, dinamakan sesuai dengan tokoh utamanya, yaitu Yosua.
Tidak ada tradisi Yahudi kuno atau bukti berupa naskah kuno, bahwa kitab ini pernah merupakan kesatuan dengan kelima kitab atau Kitab Taurat (lih. E. J. Young. Introduction to the Old Testament, hlm. 157 dst.).
Kepenulisan dan Tanggal Penulisan
Kitab ini tampaknya merupakan sebuah kesatuan yang disusun oleh satu orang penulis, bukan dengan memakai dua atau lebih sumber utama yang kemudian disunting dan disunting ulang selama berabad-abad.
Meskipun Yosua sendiri tercatat telah menghasilkan beberapa dokumen tertentu (18:9, 24:26), dia tidak mungkin merupakan penulis dari seluruh kitab yang dinamakan menurut dirinya ini.
Di dalam kitab ini, dicatat kematiannya (24:29-30), dan serangkaian peristiwa yang baru terjadi sesudah kematiannya: pendudukan Hebron oleh Kaleb (15:13b-14, bdg. Hak. 1:1, 10, 20), pendudukan Debir oleh Otniel (Yos. 15:15-19, bdg. Hak. 1:1, 11-15), dan pendudukan Lesem oleh suku Dan (Yos. 19:47, bdg. Hak. 17, 18) sesaat sesudah penyembahan berhala dibiarkan di Israel (tetapi bdg. Yos. 24:31).
Semua peristiwa ini, mungkin terjadi sebelum penindasan oleh Kusyan, atau semasa Otniel menjabat sebagai hakim (Hak. 3:8-11) sekitar 1370 hingga 1330 sM.
Dalam pada itu, penulis merupakan seorang saksi mata dari banyak peristiwa yang dicantumkan (mis. Yos. 5:1, 6).
Rahab masih hidup ketika kitab ini ditulis (6:25).
Kitab ini pasti juga ditulis pada zaman pra-Salomo (16:10, bdg. I Raj. 9:16), pra-Daud (Yos. 15:63, bdg. II Sam. 5:5-9), sebelum abad kedua belas ketika Tirus menguasai Sidon, sebab orang Fenisia masih disebut orang Sidon (Yos. 13:4-6), dan kitab ini pasti ditulis sebelum 1200 sM sesudah mana lebih banyak orang Filistin memasuki Palestina, sebab mereka belum merupakan ancaman pada zaman Yosua (lih. taf. atas 13:2b-4a).
Tampaknya besar kemungkinan, bahwa kitab ini ditulis pada saat Otniel menjadi hakim (k.l. 1370-1330 sM. Lih. taf. atas 1:4).
Sangkut paut yang jauh lebih besar dengan berbagai urusan suku Yehuda (bdg. kisah yang terinci mengenai penyerbuan ke selatan di 10:1-23, perhatian terhadap Kaleb dan Otniel di 14:1-15, 15:13-19, daftar yang panjang mengenai batas-batas dan kota-kota Yehuda di 15:1-63), menunjukkan bahwa penulis mungkin tinggal di wilayah Yehuda.
Dia hanya memberikan gambaran yang sekilas mengenai batas-batas dari suku-suku Yusuf yang penting, walaupun di wilayah mereka terletak Silo (16:1-17:11).
Jika penulis tinggal di wilayah Yehuda, dapat dipahami bahwa dia lebih dulu melukiskan seluruh wilayah geografis daerah tersebut, tanpa menjelaskan waktunya (11:16).
Karena berkali-kali disebutkan, bahwa suku Lewi tidak memperoleh tanah warisan (13:14, 33; 14:3-4, 18:7), penulis mungkin adalah seorang imam (lih. J. J. Lias, Yoshua, Pulpit Commentary jilid III, hlm. xi, xii).
Tujuan Penulisan dan Nilai
Tujuan penulisan kitab ini ialah melanjutkan sejarah Israel yang diawali di dalam Pentateukh, serta untuk menunjukkan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dengan para leluhur dan bangsa teokratis tersebut dengan menempatkan setiap suku di wilayah masing-masing (11:23, 21:4345).
Selanjutnya, kekudusan Allah tampak di dalam hukuman-Nya terhadap orang-orang Kanaan yang jahat dan di dalam desakan-Nya agar Israel, waktu ikut dalam perang suci tersebut, harus membuang segala kejahatan.
Aspek ketiga dari hubungan Allah dengan manusia yang dikemukakan dalam kitab ini ialah keselamatan yang dari Allah.
Nama Yosua sendiri, bentuk Ibrani dari Yesus, artinya Yehova adalah keselamatan.
Dengan demikian, sejarah penebusan tentang masuknya Israel ke Kanaan, serta mendudukinya adalah gambaran tentang pengalaman rohani seorang Kristen berupa pergumulan, kemenangan dan berkat rohani (Ef. 1:3, 2:6, 6:12) melalui kuasa perkasa Allah, 1:19-20, 6:10).
Dalam Ibrani pasal 4, perhentian di Kanaan dari semua pergumulan sia-sia di padang gurun, dikemukakan sebagai lambang dari perhentian rohani kita saat ini di dalam karya Kristus yang telah selesai dan di dalam syafaat-Nya yang terus berlanjut yang memungkinkan kita untuk mengalahkan diri dan Iblis.
Latar Belakang Sejarah
Data untuk menentukan keadaan sejarah dari peristiwa eksodus dari Mesir dan penaklukan Kanaan, disediakan oleh catatan Alkitab dan riset arkeologi.
Para leluhur tinggal di Kanaan selama masa, yang oleh para arkeolog disebut Zaman Perunggu Menengah (2100-1550 sM).
Yusuf mungkin naik takhta pada waktu pemerintahan Dinasti Kedua belas di Mesir.
Kemudian raja baru yang memberontak melawan (qum'al) Mesir dan yang tidak mengenal Yusuf (Kel. 1:8) pasti adalah seorang penguasa Hiksos dari wilayah Delta Nil.
Karena penguasa tersebut menindas orang Israel dengan memaksa mereka untuk mendirikan Pitom dan Raamses (Kel. 1:11), Israel tidak meninggalkan Mesir pada saat orang Mesir sendiri mengusir Dinasti Hiksos tersebut sekitar tahun 1570 sM.
Firaun dari Dinasti Kedelapan belas (yang beribu kota di Tibes, namun yang memiliki istana tambahan di Memfis, Heliopolis, dan mungkin juga di Bubastis) terus memperbudak orang Israel hingga pada akhirnya Musa menuntun orang Israel keluar dari Mesir sekitar tahun 1447 sM (bdg. I Raj. 6:1), yaitu pada saat pemerintahan Amenhotep II (1450-1423 sM).
Yosua tampaknya membawa Israel memasuki Kanaan sekitar tahun 1407 sM, yaitu pada Zaman Perunggu Akhir (1550-1200 sM).
Penempatan suku-suku di Wilayah Kanaan dilaksanakan sekitar tahun 1400 sM, dan Yosua hidup hingga tahun 1390 sM atau sesudah itu.
Sebuah pandangan alternatif menyebutkan tanggal eksodus dari Mesir adalah pada masa pemerintahan Firaun Raamses II sesaat sesudah tahun 1300 sM.
Orang-orang yang menganut pandangan ini menafsirkan 480 tahun pada I Raja-Raja 6:1 sebagai dua belas angkatan penuh.
Pada saat bangsa Israel memasuki Kanaan, Firaun Amenhotep III (1410-1372 sM) sedang tidak menaruh perhatian pada wilayah jajahan di Asia, sehingga sebagian besar raja kecil di Palestina dan Siria memberontak terhadap Mesir, atau tidak bersedia membayar upeti.
Surat-surat yang ditulis di atas lempengan tanah liat, yang berhasil digali pada 1887 di Tel el-Amarna di Mesir, tempat yang dahulu merupakan ibu kota putra Amenhotep, yaitu Akhenaton (1380-1363 sM), merupakan arsip kerajaan dari kedua raja tersebut.
Sebagian besar merupakan surat dari para pangeran di Palestina dan Siria, wilayah jajahan Mesir, sepanjang tahun 1400-1360 sM, di mana mereka memohon bantuan Firaun untuk mengatasi serangan dari kota kerajaan lain di sekitarnya, atau dari suku Habiru (atau Apiru).
Habiru biasanya menunjuk kepada sekelompok tentara sewaan.
Di dalam hal ini, yang dimaksudkan ialah pasukan dari Siria yang disewa oleh para pangeran Kanaan yang memberontak terhadap Mesir.
Jadi kitab ini tidak menyebutkan apa-apa mengenai Mesir, mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa Mesir memiliki politik luar negeri yang lemah sejak Amenhotep III hingga Seti (1313-1301), yaitu Firaun selanjutnya yang menyerbu Palestina.
Bahkan pada saat menyerbu orang Het di Siria, pasukan Mesir menyusuri daerah pantai dan menghindari wilayah pegunungan.
Pada zaman Yosua dan Hakim-hakim, upacara religius di Kanaan telah merosot hingga tingkat kebebasan dan kekejaman yang paling menjijikkan - sebagaimana dapat dipelajari dari lempengan-lempengan hasil galian di Ras Syanua (Ugarit), serta peninggalan-peninggalan yang masih ada dari berbagai praktik agama kesuburan yang berhasil digali di Bet-San, Megido, dan lain-lain.
Sifat dursila dari dewa-dewa Kanaan, telah membuat para penganutnya terjerumus ke dalam ritus-ritus yang paling rendah di seluruh Timur Dekat kuno, seperti pelacuran baik wanita maupun pria, penyembahan ular, dan persembahan kurban bayi.
Karena kebiasaan religius semacam itu merupakan kebiasaan yang secara moral dan rohani sangat mencemarkan, orang dapat segera melihat mengapa Allah memerintahkan Israel untuk memusnahkan orang Kanaan.
Jadi bangsa itu serta kota tempat tinggal mereka, harus dihancurkan, agar kehidupan religius Israel tidak terancam karena berhubungan dengan bangsa penyembah berhala semacam itu.
W. F. Albright secara tepat sekali menjelaskan isu-isu yang terkait ketika menulis.
Menguntungkan bagi masa depan monoteisme, bahwa orang-orang Israel pada masa penaklukan Kanaan merupakan bangsa yang seperti keledai liar, yang dilimpahi dengan kekuatan primitif, serta kehendak yang kejam untuk hidup, sebab pemusnahan orang-orang Kanaan yang terjadi waktu itu mencegah penyatuan total dari dua bangsa yang hampir pasti akan menekan patokan-patokan yang dibuat Yahwe sampai ke taraf yang mustahil dipulihkan.
Jadi, orang Kanaan dengan penyembahan gila-gilaan mereka, dan dengan agama kesuburan mereka dalam bentuk lambang ular dan ketelanjangan yang membangkitkan birahi, serta mitologi mereka yang mencolok, digantikan oleh Israel dengan kesederhanaan pengembara dan kemurnian hidup, monoteisme yang luhur, serta standar etika yang keras. (From the Stone Age to Christianity, hlm. 281).
Di sini kita juga belajar garis besar dari kitab Yosua dan pendahuluan kitab Yosua.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Yosua (Joshua 1 dengan judul perikop Perintah TUHAN Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan).
Kita belajar perikop Perintah TUHAN Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Perintah TUHAN Kepada Yosua Untuk Merebut Tanah Kanaan (Kitab Yosua 1)
Jos 1:1 Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
Jos 1:2 "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
Jos 1:3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.
Jos 1:4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.
Jos 1:5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
Jos 1:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
Jos 1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
Jos 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Jos 1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Jos 1:10 Lalu Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, katanya:
Jos 1:11 "Jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sediakanlah bekalmu, sebab dalam tiga hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini untuk pergi menduduki negeri yang akan diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki."
Jos 1:12 Kepada orang Ruben, kepada orang Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu berkatalah Yosua, demikian:
Jos 1:13 "Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu, yakni: TUHAN, Allahmu, mengaruniakan keamanan kepadamu dan memberikan kepadamu negeri ini;
Jos 1:14 perempuan-perempuan dan anak-anak di antara kamu dan ternakmu boleh tinggal di negeri yang diberikan Musa kepadamu di seberang sungai Yordan, tetapi kamu, semua pahlawan yang gagah perkasa, haruslah menyeberang di depan saudara-saudaramu dengan bersenjata, dan haruslah menolong mereka,
Jos 1:15 sampai TUHAN mengaruniakan keamanan kepada saudara-saudaramu seperti kepada kamu juga, dan mereka juga menduduki negeri yang akan diberikan kepada mereka oleh TUHAN, Allahmu. Kemudian bolehlah kamu pulang kembali ke negerimu sendiri dan menduduki negeri yang diberikan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu di seberang sungai Yordan, di sebelah matahari terbit."
Jos 1:16 Lalu mereka menjawab Yosua, katanya: "Segala yang kauperintahkan kepada kami akan kami lakukan dan ke manapun kami akan kausuruh, kami akan pergi;
Jos 1:17 sama seperti kami mendengarkan perintah Musa, demikianlah kami akan mendengarkan perintahmu. Hanya, TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai Musa.
Jos 1:18 Setiap orang yang menentang perintahmu dan tidak mendengarkan perkataanmu, apapun yang kauperintahkan kepadanya, dia akan dihukum mati. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu!"
Allah Menugaskan Yosua (1:1-9).
Di bagian akhir Pentateukh, kematian pemimpin dan pemberi hukum Israel yang terkemuka serta hamba setia Yehova, dicatat.
Orang Israel masih berkemah di bagian timur Sungai Yordan.
Sejarah yang diilhamkan Allah, kini dilanjutkan.
1. Berfirmanlah Tuhan kepada Yosua . . . abdi Musa (bdg. Kel. 24:13, Bil. 27:18-23, Ul. 1:38, 31:23). Walaupun Musa, yang telah dibantunya sebagai wakil utama, sebelumnya sudah memberinya suatu tugas, kini Allah berbicara langsung kepadanya untuk mengambil alih kepemimpinan atas bangsa Israel.
Sekalipun mungkin bukan "berhadap-hadapan" (Bil. 12:8), penyataan ini pastilah disampaikan segera sesudah Musa wafat, agar pemerintahan teokratis Allah dapat berkesinambungan.
Tuhan memberikan empat tugas khusus kepada Yosua:
(1) menyeberang Sungai Yordan,
(2) jadilah kuat ...,
(3) jadikan bangsa ini memperoleh warisan mereka,
(4) jaga agar bertindak sesuai dengan seluruh hukum Allah.
2. Bersiaplah sekarang, seberangilah Sungai Yordan ini. Berdirilah. Persiapkan diri untuk menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan.
Pada saat itu, Sungai Yordan sedang dalam keadaan pasang (3:15).
Menuju negeri yang akan Kuberikan. Yang sedang Kuberikan (sesuai participle dalam naskah Ibrani aslinya), atau: yang Aku akan segera berikan.
3. Seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. Lihat Ulangan 11:23-32. Mereka harus benar-benar menduduki wilayah tersebut, agar dapat menerimanya dari Allah, seperti halnya orang Kristen harus mengklaim dan menggunakan berkat-berkat rohani yang mereka peroleh di dalam Kristus (Ef. 1:3).
4. Gunung Libanon yang sebelah sana itu. Menurut LXX Pegunungan Anti-Libanon, yang darinya membentang Gunung Hermon, mungkin bisa terlihat dari ketinggian di atas Abel-Sittim, merupakan puncak paling selatan.
Tanah orang Het. Anak kalimat ini tidak ada di dalam Ulangan 11:24, LXX juga tidak menyebutnya di ayat ini.
Pada tahun 1407 sM, para penguasa bangsa Het belum menguasai Siria.
Keunggulan mereka di wilayah di antara Sungai Efrat dan Laut Mediteranian, baru dimulai tiga puluh atau lima puluh tahun kemudian di bawah pimpinan raja Supiluliumas.
Jika anak kalimat ini memang sungguh-sungguh ada di dalam naskah aslinya, maka Kitab Yosua tidak ditulis sebelum sekitar tahun 1350 sM.
5. Aku tidak akan membiarkan engkau. Secara harfiah: Aku tidak akan meninggalkanmu (bdg. 10:6, "jangan menarik tangan-Mu").
LXX: Aku tidak akan meninggalkanmu dalam kesukaran.
6. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu (bdg. 1:7a, 9). Perintah Allah yang kedua merupakan perintah yang sangat diperlukan seorang panglima pasukan yang akan maju berperang.
LXX: Bertindaklah jantan seperti layaknya laki-laki. Sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan. Perintah Allah yang ketiga kepada Yosua. Kanaan dijanjikan oleh Allah di dalam perjanjian dengan Abraham (Kej. 15:16-21).
7. Bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum. Perintah yang keempat ialah agar tetap waspada, atau berhati-hati untuk melaksanakan seluruh hukum Musa, bukan hanya Hukum yang tersurat, tetapi juga yang tersirat (bdg. Mat. 5:27-28, dll.).
8. Renungkanlah itu siang dan malam. Hà gâ, "mengulang-ulang dengan suara pelan".
LXX memakai kata meletâó, yang menunjukkan tindakan merenungkan sambil bermeditasi dan latihan yang bisa didengar dari para orator.
Keberanian, harapan akan kemenangan, dan hikmat Yosua yang diperlukan untuk memperoleh keberhasilan, tergantung pada perhatian yang terus-menerus, serta ketaatan yang keras terhadap hukum yang tertulis itu (tôrã, "perintah, pengajaran").
9. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu? Penyerbuan yang akan dipimpin Yosua sesaat lagi, tidak diragukan lagi merupakan perintah Allah.
Oleh karena itu, Yosua bukanlah seorang kepala pasukan pengembara padang gurun, atau ketua suku pengembara yang tiba-tiba menyerbu Palestina seperti halnya para raja Midian dan Amalek (Hak. 6-8).
Yosua hanyalah panglima pasukan, yang menjalankan perintah dari Panglima atasannya (5:14) dalam perang suci untuk memusnahkan bangsa-bangsa yang fasik dan menolak Allah.
Yosua Menggerakkan Bangsa Israel Menyeberang Yordan (1:10-18).
Sesudah kemenangan yang diperoleh melalui perjuangan yang melelahkan di Trans-Yordan, bangsa Israel telah menjadi bangsa yang jauh lebih teratur dan disiplin dibandingkan empat puluh tahun sebelumnya.
10. Pengatur-pengatur pasukan. Istilah shoterîm (Kel. 5:6-19, Ul. 1:15, I Taw. 27:1) mengacu kepada petugas pencatat daftar pasukan, sama dengan yang sekarang disebut ajudan, atau perwira yang tugasnya mengeluarkan perintah pelaksanaan suatu komando.
11. Bekalmu. Karena makanan lainnya kini sudah tersedia, maka mereka tidak tergantung pada manna saja.
Sesaat lagi manna tidak akan diberikan lagi (5:11-12).
Mereka dapat mencari makanan sendiri di ladang gandum yang sedang menguning di oase Yerikho.
Allah tidak mendukung umat-Nya untuk bermalas-malasan.
Dalam tiga hari. Secara harfiah: di dalam kurun waktu tiga hari kamu akan menyeberang Sungai Yordan ini.
Maksudnya: kalian akan memulai perjalanan yang akan membawa kalian menyeberangi Sungai Yordan.
Mungkin tiga hari yang sama dengan saat perginya para pengintai (2:22), namun bukan tiga hari yang disebutkan di 3:2.
13. Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa. Anjuran yang disampaikan Musa kepada mereka di Bilangan 32 (bdg. Ul. 3:12-21).
14. Bersenjata. Secara harfiah: Dalam lima bagian -- barisan depan, barisan belakang, inti barisan, dua barisan sayap. Maksudnya: susunan kesatuan tempur.
Pahlawan yang gagah perkasa. Yosua mengizinkan suku-suku yang ada di timur mengirimkan pasukan mereka yang terbaik (4:13), sehingga sebagian besar bisa tetap tinggal untuk melindungi keluarga dan ternak mereka.
16-18. Tanggapan cepat dari suku-suku di Trans-Yordan memungkinkan bangsa Israel menyerbu Kanaan dengan bersatu, sebuah hal yang begitu diperlukan, baik bagi semangat juang militer maupun moralitas rohani umat Allah.
Perikop Selanjutnya: Pengintai-pengintai di Yerikho.
GARIS BESAR YOSUA
I. Memasuki Negeri yang Dijanjikan (1:1-5:12)A. Allah Menugaskan Yosua (1:1-9)
B. Yosua Menggerakkan Bangsa Israel Menyeberang Yordan (1:10-18)
C. Tugas Para Pengintai (2:1-14)
D. Menyeberang Sungai Yordan (3:1-5:1)
E. Pembaharuan Penyunatan & Pelaksanaan Paskah (5:2-12)
II. Penaklukan Negeri yang Dijanjikan (5:13-12:24)
A. Penampilan Panglima Balatentara Tuhan (5:13-6:5)
B. Penyerangan Pokok (6:76-8:29)
1. Jatuhnya Yerikho (6:6-8:29)
2. Kekalahan di Ai Akibat Dosa Akhan (7:1-26)
3. Serangan Kedua dan Pembakaran Ai (8:1-29)
C. Peresmian Perjanjian Israel Sebagai Hukum Negeri (8:30-35)
D. Penyerangan di Selatan
1. Perjanjian dengan Caturkota Orang Gibeon (9:1-27)
2. Kehancuran Koalisi orang Amori (10:1-43)
E. Penyerangan di Utara (11:1-15)
F. Rangkuman Tentang Penaklukan (11:16-23)
G. Lampiran: Daftar Raja-raja yang Dikalahkan (12:1-24)
III. Pembagian Negeri yang Dijanjikan (13:1-22:34)
A. Perintah Allah untuk Membagi Negeri Itu (13:1-7)
B. Wilayah Suku-suku Trans-Yordan (13:8-33)
C. Awal Pembagian Kanaan (14:1-15)
D. Wilayah Suku Yehuda (15:1-63)
E. Wilayah Efraim dan Manasye (16:1-17:18)
F. Wilayah Tujuh Suku yang Lain (18:1-19:51)
G. Warisan Suku Lewi (20:1-21:42)
1. Penetapan Kota-kota Perlindungan (20:1-9)
2. Penetapan Kota-kota Suku Lewi (21:1-42)
H. Ringkasan Penaklukan dan Pembagian Negeri (21:43-45)
I. Lampiran: Berangkatnya Suku-suku Trans-Yordan (22:1-34)
IV. Panggilan Terakhir untuk Setia kepada Perjanjian di Negeri yang Dijanjikan (23:1-24:33)
A. Pidato Perpisahan Yosua kepada Para Pemimpin Israel (23:1-16)
B. Pembaharuan Komitmen Terhadap Perjanjian di Sikhem (24:1-28)
C. Lampiran: Kematian Yosua dan Perilaku Israel Sesudahnya (24:29-33)
PENDAHULUAN YOSUA
Judul
Kitab pertama dari bagian kedua di dalam kanon Perjanjian Lama Ibrani, Kitab Nabi-nabi, dinamakan sesuai dengan tokoh utamanya, yaitu Yosua.
Tidak ada tradisi Yahudi kuno atau bukti berupa naskah kuno, bahwa kitab ini pernah merupakan kesatuan dengan kelima kitab atau Kitab Taurat (lih. E. J. Young. Introduction to the Old Testament, hlm. 157 dst.).
Kepenulisan dan Tanggal Penulisan
Kitab ini tampaknya merupakan sebuah kesatuan yang disusun oleh satu orang penulis, bukan dengan memakai dua atau lebih sumber utama yang kemudian disunting dan disunting ulang selama berabad-abad.
Meskipun Yosua sendiri tercatat telah menghasilkan beberapa dokumen tertentu (18:9, 24:26), dia tidak mungkin merupakan penulis dari seluruh kitab yang dinamakan menurut dirinya ini.
Di dalam kitab ini, dicatat kematiannya (24:29-30), dan serangkaian peristiwa yang baru terjadi sesudah kematiannya: pendudukan Hebron oleh Kaleb (15:13b-14, bdg. Hak. 1:1, 10, 20), pendudukan Debir oleh Otniel (Yos. 15:15-19, bdg. Hak. 1:1, 11-15), dan pendudukan Lesem oleh suku Dan (Yos. 19:47, bdg. Hak. 17, 18) sesaat sesudah penyembahan berhala dibiarkan di Israel (tetapi bdg. Yos. 24:31).
Semua peristiwa ini, mungkin terjadi sebelum penindasan oleh Kusyan, atau semasa Otniel menjabat sebagai hakim (Hak. 3:8-11) sekitar 1370 hingga 1330 sM.
Dalam pada itu, penulis merupakan seorang saksi mata dari banyak peristiwa yang dicantumkan (mis. Yos. 5:1, 6).
Rahab masih hidup ketika kitab ini ditulis (6:25).
Kitab ini pasti juga ditulis pada zaman pra-Salomo (16:10, bdg. I Raj. 9:16), pra-Daud (Yos. 15:63, bdg. II Sam. 5:5-9), sebelum abad kedua belas ketika Tirus menguasai Sidon, sebab orang Fenisia masih disebut orang Sidon (Yos. 13:4-6), dan kitab ini pasti ditulis sebelum 1200 sM sesudah mana lebih banyak orang Filistin memasuki Palestina, sebab mereka belum merupakan ancaman pada zaman Yosua (lih. taf. atas 13:2b-4a).
Tampaknya besar kemungkinan, bahwa kitab ini ditulis pada saat Otniel menjadi hakim (k.l. 1370-1330 sM. Lih. taf. atas 1:4).
Sangkut paut yang jauh lebih besar dengan berbagai urusan suku Yehuda (bdg. kisah yang terinci mengenai penyerbuan ke selatan di 10:1-23, perhatian terhadap Kaleb dan Otniel di 14:1-15, 15:13-19, daftar yang panjang mengenai batas-batas dan kota-kota Yehuda di 15:1-63), menunjukkan bahwa penulis mungkin tinggal di wilayah Yehuda.
Dia hanya memberikan gambaran yang sekilas mengenai batas-batas dari suku-suku Yusuf yang penting, walaupun di wilayah mereka terletak Silo (16:1-17:11).
Jika penulis tinggal di wilayah Yehuda, dapat dipahami bahwa dia lebih dulu melukiskan seluruh wilayah geografis daerah tersebut, tanpa menjelaskan waktunya (11:16).
Karena berkali-kali disebutkan, bahwa suku Lewi tidak memperoleh tanah warisan (13:14, 33; 14:3-4, 18:7), penulis mungkin adalah seorang imam (lih. J. J. Lias, Yoshua, Pulpit Commentary jilid III, hlm. xi, xii).
Tujuan Penulisan dan Nilai
Tujuan penulisan kitab ini ialah melanjutkan sejarah Israel yang diawali di dalam Pentateukh, serta untuk menunjukkan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dengan para leluhur dan bangsa teokratis tersebut dengan menempatkan setiap suku di wilayah masing-masing (11:23, 21:4345).
Selanjutnya, kekudusan Allah tampak di dalam hukuman-Nya terhadap orang-orang Kanaan yang jahat dan di dalam desakan-Nya agar Israel, waktu ikut dalam perang suci tersebut, harus membuang segala kejahatan.
Aspek ketiga dari hubungan Allah dengan manusia yang dikemukakan dalam kitab ini ialah keselamatan yang dari Allah.
Nama Yosua sendiri, bentuk Ibrani dari Yesus, artinya Yehova adalah keselamatan.
Dengan demikian, sejarah penebusan tentang masuknya Israel ke Kanaan, serta mendudukinya adalah gambaran tentang pengalaman rohani seorang Kristen berupa pergumulan, kemenangan dan berkat rohani (Ef. 1:3, 2:6, 6:12) melalui kuasa perkasa Allah, 1:19-20, 6:10).
Dalam Ibrani pasal 4, perhentian di Kanaan dari semua pergumulan sia-sia di padang gurun, dikemukakan sebagai lambang dari perhentian rohani kita saat ini di dalam karya Kristus yang telah selesai dan di dalam syafaat-Nya yang terus berlanjut yang memungkinkan kita untuk mengalahkan diri dan Iblis.
Latar Belakang Sejarah
Data untuk menentukan keadaan sejarah dari peristiwa eksodus dari Mesir dan penaklukan Kanaan, disediakan oleh catatan Alkitab dan riset arkeologi.
Para leluhur tinggal di Kanaan selama masa, yang oleh para arkeolog disebut Zaman Perunggu Menengah (2100-1550 sM).
Yusuf mungkin naik takhta pada waktu pemerintahan Dinasti Kedua belas di Mesir.
Kemudian raja baru yang memberontak melawan (qum'al) Mesir dan yang tidak mengenal Yusuf (Kel. 1:8) pasti adalah seorang penguasa Hiksos dari wilayah Delta Nil.
Karena penguasa tersebut menindas orang Israel dengan memaksa mereka untuk mendirikan Pitom dan Raamses (Kel. 1:11), Israel tidak meninggalkan Mesir pada saat orang Mesir sendiri mengusir Dinasti Hiksos tersebut sekitar tahun 1570 sM.
Firaun dari Dinasti Kedelapan belas (yang beribu kota di Tibes, namun yang memiliki istana tambahan di Memfis, Heliopolis, dan mungkin juga di Bubastis) terus memperbudak orang Israel hingga pada akhirnya Musa menuntun orang Israel keluar dari Mesir sekitar tahun 1447 sM (bdg. I Raj. 6:1), yaitu pada saat pemerintahan Amenhotep II (1450-1423 sM).
Yosua tampaknya membawa Israel memasuki Kanaan sekitar tahun 1407 sM, yaitu pada Zaman Perunggu Akhir (1550-1200 sM).
Penempatan suku-suku di Wilayah Kanaan dilaksanakan sekitar tahun 1400 sM, dan Yosua hidup hingga tahun 1390 sM atau sesudah itu.
Sebuah pandangan alternatif menyebutkan tanggal eksodus dari Mesir adalah pada masa pemerintahan Firaun Raamses II sesaat sesudah tahun 1300 sM.
Orang-orang yang menganut pandangan ini menafsirkan 480 tahun pada I Raja-Raja 6:1 sebagai dua belas angkatan penuh.
Pada saat bangsa Israel memasuki Kanaan, Firaun Amenhotep III (1410-1372 sM) sedang tidak menaruh perhatian pada wilayah jajahan di Asia, sehingga sebagian besar raja kecil di Palestina dan Siria memberontak terhadap Mesir, atau tidak bersedia membayar upeti.
Surat-surat yang ditulis di atas lempengan tanah liat, yang berhasil digali pada 1887 di Tel el-Amarna di Mesir, tempat yang dahulu merupakan ibu kota putra Amenhotep, yaitu Akhenaton (1380-1363 sM), merupakan arsip kerajaan dari kedua raja tersebut.
Sebagian besar merupakan surat dari para pangeran di Palestina dan Siria, wilayah jajahan Mesir, sepanjang tahun 1400-1360 sM, di mana mereka memohon bantuan Firaun untuk mengatasi serangan dari kota kerajaan lain di sekitarnya, atau dari suku Habiru (atau Apiru).
Habiru biasanya menunjuk kepada sekelompok tentara sewaan.
Di dalam hal ini, yang dimaksudkan ialah pasukan dari Siria yang disewa oleh para pangeran Kanaan yang memberontak terhadap Mesir.
Jadi kitab ini tidak menyebutkan apa-apa mengenai Mesir, mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa Mesir memiliki politik luar negeri yang lemah sejak Amenhotep III hingga Seti (1313-1301), yaitu Firaun selanjutnya yang menyerbu Palestina.
Bahkan pada saat menyerbu orang Het di Siria, pasukan Mesir menyusuri daerah pantai dan menghindari wilayah pegunungan.
Pada zaman Yosua dan Hakim-hakim, upacara religius di Kanaan telah merosot hingga tingkat kebebasan dan kekejaman yang paling menjijikkan - sebagaimana dapat dipelajari dari lempengan-lempengan hasil galian di Ras Syanua (Ugarit), serta peninggalan-peninggalan yang masih ada dari berbagai praktik agama kesuburan yang berhasil digali di Bet-San, Megido, dan lain-lain.
Sifat dursila dari dewa-dewa Kanaan, telah membuat para penganutnya terjerumus ke dalam ritus-ritus yang paling rendah di seluruh Timur Dekat kuno, seperti pelacuran baik wanita maupun pria, penyembahan ular, dan persembahan kurban bayi.
Karena kebiasaan religius semacam itu merupakan kebiasaan yang secara moral dan rohani sangat mencemarkan, orang dapat segera melihat mengapa Allah memerintahkan Israel untuk memusnahkan orang Kanaan.
Jadi bangsa itu serta kota tempat tinggal mereka, harus dihancurkan, agar kehidupan religius Israel tidak terancam karena berhubungan dengan bangsa penyembah berhala semacam itu.
W. F. Albright secara tepat sekali menjelaskan isu-isu yang terkait ketika menulis.
Menguntungkan bagi masa depan monoteisme, bahwa orang-orang Israel pada masa penaklukan Kanaan merupakan bangsa yang seperti keledai liar, yang dilimpahi dengan kekuatan primitif, serta kehendak yang kejam untuk hidup, sebab pemusnahan orang-orang Kanaan yang terjadi waktu itu mencegah penyatuan total dari dua bangsa yang hampir pasti akan menekan patokan-patokan yang dibuat Yahwe sampai ke taraf yang mustahil dipulihkan.
Jadi, orang Kanaan dengan penyembahan gila-gilaan mereka, dan dengan agama kesuburan mereka dalam bentuk lambang ular dan ketelanjangan yang membangkitkan birahi, serta mitologi mereka yang mencolok, digantikan oleh Israel dengan kesederhanaan pengembara dan kemurnian hidup, monoteisme yang luhur, serta standar etika yang keras. (From the Stone Age to Christianity, hlm. 281).