1 Raja-raja 18:20-46: Elia di Gunung Karmel
Sabtu, April 07, 2018
Edit
Setelah belajar perikop Elia Bertemu dengan Ahab dari Kitab 1 Raja-raja, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Elia di Gunung Karmel.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab 1 Raja-raja (1 Kings 18:20-46) dengan judul perikop Elia di Gunung Karmel).
Kita belajar perikop "Elia di Gunung Karmel" ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Ayat-ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat-ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
1Ki 18:20 Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.
1Ki 18:21 Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun.
1Ki 18:22 Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.
1Ki 18:23 Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api.
1Ki 18:24 Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!"
1Ki 18:25 Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api."
1Ki 18:26 Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu.
1Ki 18:27 Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
1Ki 18:28 Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.
1Ki 18:29 Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.
1Ki 18:30 Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.
1Ki 18:31 Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. --Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel." --
1Ki 18:32 Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih.
1Ki 18:33 Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu.
1Ki 18:34 Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya,
1Ki 18:35 sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan air.
1Ki 18:36 Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
1Ki 18:37 Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."
1Ki 18:38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
1Ki 18:39 Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
1Ki 18:40 Kata Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka tidak boleh luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana.
1Ki 18:41 Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
1Ki 18:42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
1Ki 18:43 Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
1Ki 18:44 Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."
1Ki 18:45 Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.
1Ki 18:46 Tetapi kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
21. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu. Setelah mengumpulkan seluruh orang Israel, Elia menantang mereka.
Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Lebih tepatnya, berapa lama lagi kamu tertatih-tatih di antara kedua cabang persimpangan?
Terjemahan manapun yang dipakai, maksudnya sangat jelas. Orang-orang itu telah ditantang. Mereka dipaksa untuk mengambil keputusan.
Jika Baal terbukti dewa yang hebat, maka Yehova harus disingkirkan.
Jika Yehova yang diharapkan untuk memerintah sebagai Allah, maka Baal dan segala bentuk penyembahan terhadap dirinya harus ditinggalkan selama-lamanya.
Banyak orang Israel mungkin cenderung untuk berkompromi.
Elia, yang dengannya sama sekali tidak mungkin bisa berkompromi, sadar akan sifat radikal dari isu yang dipersoalkan sehingga ia meminta keputusan yang pasti.
Orang-orang seperti Elia senantiasa menikmati berkat-berkat Allah sekalipun untuk sementara waktu tidak disenangi orang banyak.
25. Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu ...." Sesudah orang-orang itu semua berdiam diri, Elia maju memberikan usul yang diutarakan dengan jelas dan singkat.
Kedua pihak yang berhadapan (empat ratus lima puluh penyembah Baal berhadapan dengan satu orang penyembah Yehova) harus mempersiapkan persembahan kurban, mendirikan sebuah mezbah dan meletakkan hewan kurban yang sudah dipersiapkan di atasnya.
Hanya apinya saja yang belum ada. Ujian itu jelas dan tegas - "Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" (ay. 24).
26. Mereka ... memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari. Dengan usaha yang makin bersungguh-sungguh, para penyembah Baal berusaha untuk membujuk pihak yang mereka anggap sebagai penguasa angkasa untuk menjawab dengan mengirimkan api sesuai dengan peraturan yang disepakati.
27. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka. Kata-kata yang tampaknya lucu tersebut sebenarnya diutarakan dalam sikap mengejek yang sangat mendalam.
Dengan sikap mengejek, Elia mengutarakan, bahwa Baal yang mereka panggil itu mungkin masih lelap tertidur atau sedang pergi berburu sehingga tidak bisa mendengar doa mereka.
28. Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak. Mereka berteriak sampai mencapai ekstase dalam hiruk-pikuk.
Keadaan semacam itu tidak asing bahkan hingga saat ini di antara para penyembah setan.
Agar Baal lebih cepat menjawab, mereka tidak ragu-ragu untuk melukai diri sendiri sehingga darah bercucuran.
Tetapi sekalipun sudah berusaha sehebat itu, sama sekali tidak ada jawaban, sebab memang mereka berseru kepada telinga yang tuli.
30. Kata Elia . . . "Datanglah dekat kepadaku." Dengan yakin dan pasti, sang nabi sekarang memanggil Allah Israel yang sejati.
Untuk mendirikan mezbahnya, dia memilih dua belas buah batu - masing-masing satu untuk setiap suku Israel.
Sekalipun secara politik dan sosial bangsa itu terpecah, bagi Allah, mereka tetap satu bangsa dengan satu Tuhan dan satu pengharapan Mesianis.
Oleh karena itu Elia mendirikan sebuah mezbah dengan hanya memakai dua belas buah batu, sebagai kesaksian untuk mereka dan melawan mereka.
Di sekeliling mezbah itu, Elia kemudian membuat parit yang besarnya cukup untuk memuat dua sukat benih.
35. Air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan air. Sesudah mempersiapkan segala sesuatu untuk melaksanakan upacara mempersembahkan kurban, Elia membuat permintaan yang aneh yaitu agar mezbah dituangi dengan air sampai tiga kali sehingga paritnya penuh air.
Tindakan ini adalah untuk memastikan, bahwa apa yang segera akan terjadi benar-benar merupakan mukjizat.
Elia tetap berusaha menjadikan ujian itu sesulit mungkin untuk diselesaikan oleh Allah, agar jawaban yang diberikan kelihatan lebih tajam dan lebih jelas berbeda dengan ketidakmampuan Baal beserta para nabinya.
Ahab Menghadapi Elia (18:17-20).
Pertandingan di Karmel (18:17-40).
Doa Elia dan Jawabannya (18:36-40).
36, 37. Ya Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Israel. Waktu doa Elia yang sangat singkat, walaupun bersungguh-sungguh, sangatlah kontras dengan cara ibadah para nabi Baal yang menjerit, melompat dan menari secara hiruk-pikuk.
Sang nabi hanya mengutarakan, bahwa semua itu dilakukan olehnya semata-mata sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah.
38. Lalu turunlah api Tuhan menyambar habis korban bakaran. Demikian hebatnya api ilahi itu sehingga menghabiskan batu-batu mezbah, dan bahkan seluruh air yang menggenang di parit pada waktu itu.
Campur tangan adikodrati sebagai tanggapan terhadap doa iman yang dipanjatkan oleh nabi Allah tersebut menyelesaikan masalah yang ada.
39. Orang-orang yang ingat akan syarat-syarat dari duel rohani itu langsung berseru, "Tuhan, Dialah Allah! Tuhan, Dialah Allah!"
40. Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka tidak boleh luput. Pembantaian para nabi Baal atas perintah Elia itu dipersoalkan oleh para kritikus.
Hendaknya diingat, bahwa pembantaian ini merupakan tindakan pembalasan terhadap pembantaian nabi-nabi Yehova yang diperintahkan Izebel, dan bahwa kematian merupakan hukuman yang ditetapkan Allah bagi mereka yang menyembah berhala (Ul. 13:13-15).
Kison. Sebuah aliran air yang muncul di Gunung Tabor dan mengalir ke Laut Mediterania. Di samping sungai inilah Elia membunuh nabi-nabi Baal.
41. Pergilah, makanlah dan minumlah. Untuk menunjukkan bahwa kekeringan pada waktu itu bukan sekadar musibah alamiah yang biasa, melainkan merupakan sebuah tindakan hukuman oleh Allah, maka masa kekeringan itupun diakhiri dengan cara yang sama dengan awalnya - yaitu atas perintah seorang abdi Allah (Yak. 5:18).
43. Ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Laut yang dimaksudkan ialah Laut Mediterania.
Perairan yang mempesonakan itu dapat dilihat dengan jelas dari ketinggian Gunung Karmel.
Enam kali bujang Elia disuruh ke puncak bukit untuk melihat datangnya hujan. Setiap kali dia kembali dengan kecewa.
44. Tetapi pada kali yang ketujuh dia kembali dengan laporan, "Awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut."
45a. Langit makin gelap dengan awan dan angin. Awan yang semula hanya sebesar telapak tangan itu dengan cepat makin besar sehingga langit pun menjadi gelap.
Kilat menyambar bagaikan ular, dan guntur menggemuruh di jurang-jurang Gunung Karmel sementara bumi yang sudah lama kering, menantikan hujan itu.
45b. Yizreel, terletak pada puncak Gunung Gilboa yang merupakan tempat peristirahatan musim dingin dari raja Ahab.
46. Kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia ... berlari mendahului Ahab. Elia merayakan kemenangan Allah.
Untunglah dia tidak mengetahui ujian berat yang segera akan menghadang.
Perikop Selanjutnya: Elia ke Gunung Horeb.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab 1 Raja-raja (1 Kings 18:20-46) dengan judul perikop Elia di Gunung Karmel).
Kita belajar perikop "Elia di Gunung Karmel" ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Ayat-ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat-ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Elia di Gunung Karmel (Kitab 1Ki 18:20-46)
1Ki 18:20 Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.
1Ki 18:21 Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun.
1Ki 18:22 Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.
1Ki 18:23 Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api.
1Ki 18:24 Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!"
1Ki 18:25 Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api."
1Ki 18:26 Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu.
1Ki 18:27 Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
1Ki 18:28 Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.
1Ki 18:29 Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.
1Ki 18:30 Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.
1Ki 18:31 Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. --Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel." --
1Ki 18:32 Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih.
1Ki 18:33 Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu.
1Ki 18:34 Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya,
1Ki 18:35 sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan air.
1Ki 18:36 Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
1Ki 18:37 Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."
1Ki 18:38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
1Ki 18:39 Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
1Ki 18:40 Kata Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka tidak boleh luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana.
1Ki 18:41 Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
1Ki 18:42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
1Ki 18:43 Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
1Ki 18:44 Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."
1Ki 18:45 Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.
1Ki 18:46 Tetapi kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
21. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu. Setelah mengumpulkan seluruh orang Israel, Elia menantang mereka.
Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Lebih tepatnya, berapa lama lagi kamu tertatih-tatih di antara kedua cabang persimpangan?
Terjemahan manapun yang dipakai, maksudnya sangat jelas. Orang-orang itu telah ditantang. Mereka dipaksa untuk mengambil keputusan.
Jika Baal terbukti dewa yang hebat, maka Yehova harus disingkirkan.
Jika Yehova yang diharapkan untuk memerintah sebagai Allah, maka Baal dan segala bentuk penyembahan terhadap dirinya harus ditinggalkan selama-lamanya.
Banyak orang Israel mungkin cenderung untuk berkompromi.
Elia, yang dengannya sama sekali tidak mungkin bisa berkompromi, sadar akan sifat radikal dari isu yang dipersoalkan sehingga ia meminta keputusan yang pasti.
Orang-orang seperti Elia senantiasa menikmati berkat-berkat Allah sekalipun untuk sementara waktu tidak disenangi orang banyak.
25. Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu ...." Sesudah orang-orang itu semua berdiam diri, Elia maju memberikan usul yang diutarakan dengan jelas dan singkat.
Kedua pihak yang berhadapan (empat ratus lima puluh penyembah Baal berhadapan dengan satu orang penyembah Yehova) harus mempersiapkan persembahan kurban, mendirikan sebuah mezbah dan meletakkan hewan kurban yang sudah dipersiapkan di atasnya.
Hanya apinya saja yang belum ada. Ujian itu jelas dan tegas - "Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" (ay. 24).
26. Mereka ... memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari. Dengan usaha yang makin bersungguh-sungguh, para penyembah Baal berusaha untuk membujuk pihak yang mereka anggap sebagai penguasa angkasa untuk menjawab dengan mengirimkan api sesuai dengan peraturan yang disepakati.
27. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka. Kata-kata yang tampaknya lucu tersebut sebenarnya diutarakan dalam sikap mengejek yang sangat mendalam.
Dengan sikap mengejek, Elia mengutarakan, bahwa Baal yang mereka panggil itu mungkin masih lelap tertidur atau sedang pergi berburu sehingga tidak bisa mendengar doa mereka.
28. Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak. Mereka berteriak sampai mencapai ekstase dalam hiruk-pikuk.
Keadaan semacam itu tidak asing bahkan hingga saat ini di antara para penyembah setan.
Agar Baal lebih cepat menjawab, mereka tidak ragu-ragu untuk melukai diri sendiri sehingga darah bercucuran.
Tetapi sekalipun sudah berusaha sehebat itu, sama sekali tidak ada jawaban, sebab memang mereka berseru kepada telinga yang tuli.
30. Kata Elia . . . "Datanglah dekat kepadaku." Dengan yakin dan pasti, sang nabi sekarang memanggil Allah Israel yang sejati.
Untuk mendirikan mezbahnya, dia memilih dua belas buah batu - masing-masing satu untuk setiap suku Israel.
Sekalipun secara politik dan sosial bangsa itu terpecah, bagi Allah, mereka tetap satu bangsa dengan satu Tuhan dan satu pengharapan Mesianis.
Oleh karena itu Elia mendirikan sebuah mezbah dengan hanya memakai dua belas buah batu, sebagai kesaksian untuk mereka dan melawan mereka.
Di sekeliling mezbah itu, Elia kemudian membuat parit yang besarnya cukup untuk memuat dua sukat benih.
35. Air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan air. Sesudah mempersiapkan segala sesuatu untuk melaksanakan upacara mempersembahkan kurban, Elia membuat permintaan yang aneh yaitu agar mezbah dituangi dengan air sampai tiga kali sehingga paritnya penuh air.
Tindakan ini adalah untuk memastikan, bahwa apa yang segera akan terjadi benar-benar merupakan mukjizat.
Elia tetap berusaha menjadikan ujian itu sesulit mungkin untuk diselesaikan oleh Allah, agar jawaban yang diberikan kelihatan lebih tajam dan lebih jelas berbeda dengan ketidakmampuan Baal beserta para nabinya.
Ahab Menghadapi Elia (18:17-20).
Pertandingan di Karmel (18:17-40).
Doa Elia dan Jawabannya (18:36-40).
36, 37. Ya Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Israel. Waktu doa Elia yang sangat singkat, walaupun bersungguh-sungguh, sangatlah kontras dengan cara ibadah para nabi Baal yang menjerit, melompat dan menari secara hiruk-pikuk.
Sang nabi hanya mengutarakan, bahwa semua itu dilakukan olehnya semata-mata sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah.
38. Lalu turunlah api Tuhan menyambar habis korban bakaran. Demikian hebatnya api ilahi itu sehingga menghabiskan batu-batu mezbah, dan bahkan seluruh air yang menggenang di parit pada waktu itu.
Campur tangan adikodrati sebagai tanggapan terhadap doa iman yang dipanjatkan oleh nabi Allah tersebut menyelesaikan masalah yang ada.
39. Orang-orang yang ingat akan syarat-syarat dari duel rohani itu langsung berseru, "Tuhan, Dialah Allah! Tuhan, Dialah Allah!"
40. Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka tidak boleh luput. Pembantaian para nabi Baal atas perintah Elia itu dipersoalkan oleh para kritikus.
Hendaknya diingat, bahwa pembantaian ini merupakan tindakan pembalasan terhadap pembantaian nabi-nabi Yehova yang diperintahkan Izebel, dan bahwa kematian merupakan hukuman yang ditetapkan Allah bagi mereka yang menyembah berhala (Ul. 13:13-15).
Kison. Sebuah aliran air yang muncul di Gunung Tabor dan mengalir ke Laut Mediterania. Di samping sungai inilah Elia membunuh nabi-nabi Baal.
41. Pergilah, makanlah dan minumlah. Untuk menunjukkan bahwa kekeringan pada waktu itu bukan sekadar musibah alamiah yang biasa, melainkan merupakan sebuah tindakan hukuman oleh Allah, maka masa kekeringan itupun diakhiri dengan cara yang sama dengan awalnya - yaitu atas perintah seorang abdi Allah (Yak. 5:18).
43. Ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Laut yang dimaksudkan ialah Laut Mediterania.
Perairan yang mempesonakan itu dapat dilihat dengan jelas dari ketinggian Gunung Karmel.
Enam kali bujang Elia disuruh ke puncak bukit untuk melihat datangnya hujan. Setiap kali dia kembali dengan kecewa.
44. Tetapi pada kali yang ketujuh dia kembali dengan laporan, "Awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut."
45a. Langit makin gelap dengan awan dan angin. Awan yang semula hanya sebesar telapak tangan itu dengan cepat makin besar sehingga langit pun menjadi gelap.
Kilat menyambar bagaikan ular, dan guntur menggemuruh di jurang-jurang Gunung Karmel sementara bumi yang sudah lama kering, menantikan hujan itu.
45b. Yizreel, terletak pada puncak Gunung Gilboa yang merupakan tempat peristirahatan musim dingin dari raja Ahab.
46. Kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia ... berlari mendahului Ahab. Elia merayakan kemenangan Allah.
Untunglah dia tidak mengetahui ujian berat yang segera akan menghadang.
Perikop Selanjutnya: Elia ke Gunung Horeb.