Kejadian 4:1-16: Kain dan Habel
Minggu, Mei 21, 2017
Edit
Kain dan Habel. |
Setelah belajar perikop Manusia jatuh ke dalam dosa, sekarang kita belajar perikop Kain dan Habel.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Kejadian 4:1-16 dengan judul perikop Kain dan Habel.
Kita belajar perikop Kain dan Habel ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org dan gambarnya dari Kain - Habel dan Set di Sarapan Pagi. Yuk kita belajar.
Gen 4:1 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
Kain (Qayin). Kata Kain pada umumnya dikaitkan dengan kata Ibrani gãnâ yang artinya "memperoleh" atau "mendapatkan."
Akar katanya lebih didasarkan pada kesamaan bunyi daripada etimologi dasar. Hal ini dapat disebut permainan kata. Arti sesungguhnya dari kata ini mungkin berasal dari bahasa Arab ("sebuah tombak" atau "seorang pandai besi").
Hawa sangat bersukacita atas kelahiran putranya. Dia berseru, "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki."
Gen 4:2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.
Habel (Hebel). Nama yang diberikan kepada putera kedua berarti "napas yang berlalu" atau "uap." Kata Akkadia yang terkait ialah aplu yang artinya anak laki-laki. Habel merupakan pencetus kehidupan beternak sedangkan Kain mengikuti jejak ayahnya dalam mengusahakan pertanian.
Gen 4:3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
Gen 4:4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,
Kurban persembahan (minhâ). Masing-masing membawa persembahan khusus kepada Yehovah. Tidak disebutkan mengenai adanya mezbah atau tempat ibadah.
Minhâ tersebut, sebagaimana dikenal orang kuno, berfungsi untuk mengungkapkan rasa terima kasih, untuk berdamai dengan Tuhan dan untuk mengiringi ibadah.
Kisah ini melukiskan tindakan penyembahan pertama yang tercatat di dalam sejarah umat manusia. Setiap kali orang yang beribadah membawa sesuatu miliknya sendiri untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Gen 4:5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Gen 4:6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
Gen 4:7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Gen 4:8 Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Gen 4:9 Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
Di mana Habel, adikmu itu? Setelah gagal dalam pergumulan mengalahkan hewan buas itu, Kain segera mendapati dirinya berada di dalam kekuasaan dari suatu kekuatan yang mengendalikan dia sepenuhnya.
Nyaris serentak, satu anak laki-laki menjadi pembunuh dan adiknya mati sebagai martir.
Yehovah segera datang untuk menghadapkan si pembunuh dengan pertanyaan. Tampaknya Yehovah berharap untuk memperoleh sebuah pengakuan dosa yang dapat dipakai untuk mempersiapkan jalan bagi pencurahan kemurahan dan pengampunan dosa sepenuhnya.
Sekalipun Kain telah berbuat dosa dengan sengaja, ia ternyata dikejar oleh Allah yang penuh kasih, yang berlimpah kasih karunia.
Apakah aku penjaga adikku? (shõmēr). Jawaban yang memalukan bagi pertanyaan seorang Bapa yang penuh kasih! Dengan marah dan menantang Kain menjawab pertanyaan Allah.
Dosa sudah mencengkeram dirinya. Dia meninggalkan hak-hak persaudaraan yang penting. Dia menolak untuk menghormati Allah yang abadi. Dengan kurang ajar dia bersandar pada penolakannya yang mementingkan diri dan mengucapkan kata-kata yang tidak akan berani diucapkan orang.
Gen 4:10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
Suara (qõl) darah adikmu itu berseru (so'gim) kepada-Ku dari bumi (Terjemahan Lama). Darah yang ditumpahkan oleh seorang pembunuh, walaupun sudah tertutup tanah, tetap berseru kepada Allah.
Yehovah dapat mendengarnya dan Ia mengerti arti seruan itu, karena Ia mengetahui kesalahan Kain. Betapa dengan sedih darah itu berseru meminta balas dendam! Penulis Kitab Ibrani mengacu pada pengalaman ini dalam frasa, "darah pemercikan yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel" (12:24).
Gen 4:11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.
Gen 4:12 Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."
Seorang pelarian (nã) dan pengembara (nãd). Kutukan yang diucapkan terhadap pembunuh itu mencakup pengusiran dari tanah yang menghasilkan makanan ke padang gurun yang tidak menghasilkan apa-apa.
Tanah, kata Allah, akan bermusuhan dengan pembunuh itu, sehingga dia tidak akan memperoleh makanan dengan mengelola tanah.
Di dalam mencari nafkah dia akan menjadi orang Badui di negeri yang gersang, mengembara dalam kelelahan dan keputusasaan.
Ketidakpastian, keresahan, perjuangan keras, kesalahan dan ketakutan, akan merupakan "pendamping" tetapnya.
Kata yang diterjemahkan menjadi pelarian mengandung arti terhuyung-huyung, sempoyongan, tertatih-tatih tanpa kepastian dalam pencarian kepuasan yang tanpa hasil. Masa depan Kain memang suram dan mengecilkan hati.
Gen 4:13 Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung.
Hukumanku (ãwõn). Sekalipun Kain tidak dibunuh, dia bergetar di bawah beban dosa, kesalahan, hukuman dan akibat-akibatnya yang tanpa akhir yang terbayang di depannya.
Kata Ibrani ãwõn secara harfiah mengacu kepada kefasikannya, namun juga mengandung ide tentang akibat-akibat dosanya. Kain jauh lebih prihatin terhadap hukumannya ketimbang terhadap dosanya.
Lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Seruannya yang penuh kepahitan kepada Allah menunjukkan beban tak tertahankan dari hukumannya. Beban itu lebih berat daripada kemampuannya.
Kata Ibrani nãsa mengandung pengertian "pengambilalihan" (pengampunan) dan "pengangkatan" (penebusan). Kembali tampak jelas bahwa pembunuh yang ketakutan itu memikirkan hukuman yang akan menimpanya.
Gen 4:14 Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."
Barangsiapa ... bertemu dengan aku ... akan membunuh aku. Ketakutan dan kemurungan mulai menguasai orang berdosa itu ketika dia memikirkan berbagai bahaya di padang gurun.
Dia membayangkan berbagai musuh kejam yang akan senang membunuhnya. Dia dapat merasakan napas hangat si pembalas dendam di kuduknya. Nuraninya mulai aktif bekerja.
Di dalam ketakutannya dia yakin, bahwa kehancuran pasti akan dialami olehnya, sebab dia merasa bahwa dirinya akan sepenuhnya berada di luar lingkaran penjagaan Allah.
Gen 4:15 Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.
Tuhan menaruh tanda (ot) pada Kain. Tetapi, Yehovah, dalam kemurahan-Nya, menjamin bahwa Ia akan senantiasa menyertai Kain dan melindunginya.
Untuk itu Dia menaruh tanda pada Kain - jelas sebuah tanda untuk menunjukkan, bahwa Kain adalah milik Tuhan Allah dan tidak boleh dilukai tubuhnya.
Tidak ada bukti, bahwa "tanda Kain" merupakan tanda untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa dia adalah seorang pembunuh. Lebih tepatnya Kain memperoleh sebuah tanda khusus tentang penjagaan dan perlindungan penuh kasih Allah.
Kain akan terus berada dalam penjagaan Allah perjanjian. Sekalipun pembunuh, dia memperoleh perkenan Allah.
Gen 4:16 Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.
Tanah Nod. Secara harfiah, tanah pengembaraan atau pelarian (bdg. 4:12, 14). Lokasi tanah tersebut tidak bisa ditentukan selain disebut sebagai terletak di sebelah timur Eden.
Kain tidak lebih daripada menggenapi apa yang dinubuatkan Allah mengenai kehidupannya pada masa depan. Dengan sedih dan tenang dia kemudian berjalan memasuki wilayah gersang yang tak berujung.
Ide tentang "pelarian" dan "kesengsaraan" dapat ditangkap di dalam kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi pergi dari.
Perikop selanjutnya: Keturunan Kain, Set dan Enos. | Lihat: Daftar Perikop Kitab Kejadian.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Kejadian 4:1-16 dengan judul perikop Kain dan Habel.
Kita belajar perikop Kain dan Habel ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org dan gambarnya dari Kain - Habel dan Set di Sarapan Pagi. Yuk kita belajar.
Kain dan Habel Genesis 4:1 - Genesis 4:16
Gen 4:1 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
Kain (Qayin). Kata Kain pada umumnya dikaitkan dengan kata Ibrani gãnâ yang artinya "memperoleh" atau "mendapatkan."
Akar katanya lebih didasarkan pada kesamaan bunyi daripada etimologi dasar. Hal ini dapat disebut permainan kata. Arti sesungguhnya dari kata ini mungkin berasal dari bahasa Arab ("sebuah tombak" atau "seorang pandai besi").
Hawa sangat bersukacita atas kelahiran putranya. Dia berseru, "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki."
Gen 4:2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.
Habel (Hebel). Nama yang diberikan kepada putera kedua berarti "napas yang berlalu" atau "uap." Kata Akkadia yang terkait ialah aplu yang artinya anak laki-laki. Habel merupakan pencetus kehidupan beternak sedangkan Kain mengikuti jejak ayahnya dalam mengusahakan pertanian.
Gen 4:3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
Gen 4:4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,
Kurban persembahan (minhâ). Masing-masing membawa persembahan khusus kepada Yehovah. Tidak disebutkan mengenai adanya mezbah atau tempat ibadah.
Minhâ tersebut, sebagaimana dikenal orang kuno, berfungsi untuk mengungkapkan rasa terima kasih, untuk berdamai dengan Tuhan dan untuk mengiringi ibadah.
Kisah ini melukiskan tindakan penyembahan pertama yang tercatat di dalam sejarah umat manusia. Setiap kali orang yang beribadah membawa sesuatu miliknya sendiri untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Gen 4:5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Gen 4:6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
Gen 4:7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Gen 4:8 Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Gen 4:9 Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
Di mana Habel, adikmu itu? Setelah gagal dalam pergumulan mengalahkan hewan buas itu, Kain segera mendapati dirinya berada di dalam kekuasaan dari suatu kekuatan yang mengendalikan dia sepenuhnya.
Nyaris serentak, satu anak laki-laki menjadi pembunuh dan adiknya mati sebagai martir.
Yehovah segera datang untuk menghadapkan si pembunuh dengan pertanyaan. Tampaknya Yehovah berharap untuk memperoleh sebuah pengakuan dosa yang dapat dipakai untuk mempersiapkan jalan bagi pencurahan kemurahan dan pengampunan dosa sepenuhnya.
Sekalipun Kain telah berbuat dosa dengan sengaja, ia ternyata dikejar oleh Allah yang penuh kasih, yang berlimpah kasih karunia.
Apakah aku penjaga adikku? (shõmēr). Jawaban yang memalukan bagi pertanyaan seorang Bapa yang penuh kasih! Dengan marah dan menantang Kain menjawab pertanyaan Allah.
Dosa sudah mencengkeram dirinya. Dia meninggalkan hak-hak persaudaraan yang penting. Dia menolak untuk menghormati Allah yang abadi. Dengan kurang ajar dia bersandar pada penolakannya yang mementingkan diri dan mengucapkan kata-kata yang tidak akan berani diucapkan orang.
Gen 4:10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
Suara (qõl) darah adikmu itu berseru (so'gim) kepada-Ku dari bumi (Terjemahan Lama). Darah yang ditumpahkan oleh seorang pembunuh, walaupun sudah tertutup tanah, tetap berseru kepada Allah.
Yehovah dapat mendengarnya dan Ia mengerti arti seruan itu, karena Ia mengetahui kesalahan Kain. Betapa dengan sedih darah itu berseru meminta balas dendam! Penulis Kitab Ibrani mengacu pada pengalaman ini dalam frasa, "darah pemercikan yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel" (12:24).
Gen 4:11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.
Gen 4:12 Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."
Seorang pelarian (nã) dan pengembara (nãd). Kutukan yang diucapkan terhadap pembunuh itu mencakup pengusiran dari tanah yang menghasilkan makanan ke padang gurun yang tidak menghasilkan apa-apa.
Tanah, kata Allah, akan bermusuhan dengan pembunuh itu, sehingga dia tidak akan memperoleh makanan dengan mengelola tanah.
Di dalam mencari nafkah dia akan menjadi orang Badui di negeri yang gersang, mengembara dalam kelelahan dan keputusasaan.
Ketidakpastian, keresahan, perjuangan keras, kesalahan dan ketakutan, akan merupakan "pendamping" tetapnya.
Kata yang diterjemahkan menjadi pelarian mengandung arti terhuyung-huyung, sempoyongan, tertatih-tatih tanpa kepastian dalam pencarian kepuasan yang tanpa hasil. Masa depan Kain memang suram dan mengecilkan hati.
Gen 4:13 Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung.
Hukumanku (ãwõn). Sekalipun Kain tidak dibunuh, dia bergetar di bawah beban dosa, kesalahan, hukuman dan akibat-akibatnya yang tanpa akhir yang terbayang di depannya.
Kata Ibrani ãwõn secara harfiah mengacu kepada kefasikannya, namun juga mengandung ide tentang akibat-akibat dosanya. Kain jauh lebih prihatin terhadap hukumannya ketimbang terhadap dosanya.
Lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Seruannya yang penuh kepahitan kepada Allah menunjukkan beban tak tertahankan dari hukumannya. Beban itu lebih berat daripada kemampuannya.
Kata Ibrani nãsa mengandung pengertian "pengambilalihan" (pengampunan) dan "pengangkatan" (penebusan). Kembali tampak jelas bahwa pembunuh yang ketakutan itu memikirkan hukuman yang akan menimpanya.
Gen 4:14 Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."
Barangsiapa ... bertemu dengan aku ... akan membunuh aku. Ketakutan dan kemurungan mulai menguasai orang berdosa itu ketika dia memikirkan berbagai bahaya di padang gurun.
Dia membayangkan berbagai musuh kejam yang akan senang membunuhnya. Dia dapat merasakan napas hangat si pembalas dendam di kuduknya. Nuraninya mulai aktif bekerja.
Di dalam ketakutannya dia yakin, bahwa kehancuran pasti akan dialami olehnya, sebab dia merasa bahwa dirinya akan sepenuhnya berada di luar lingkaran penjagaan Allah.
Gen 4:15 Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.
Tuhan menaruh tanda (ot) pada Kain. Tetapi, Yehovah, dalam kemurahan-Nya, menjamin bahwa Ia akan senantiasa menyertai Kain dan melindunginya.
Untuk itu Dia menaruh tanda pada Kain - jelas sebuah tanda untuk menunjukkan, bahwa Kain adalah milik Tuhan Allah dan tidak boleh dilukai tubuhnya.
Tidak ada bukti, bahwa "tanda Kain" merupakan tanda untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa dia adalah seorang pembunuh. Lebih tepatnya Kain memperoleh sebuah tanda khusus tentang penjagaan dan perlindungan penuh kasih Allah.
Kain akan terus berada dalam penjagaan Allah perjanjian. Sekalipun pembunuh, dia memperoleh perkenan Allah.
Gen 4:16 Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.
Tanah Nod. Secara harfiah, tanah pengembaraan atau pelarian (bdg. 4:12, 14). Lokasi tanah tersebut tidak bisa ditentukan selain disebut sebagai terletak di sebelah timur Eden.
Kain tidak lebih daripada menggenapi apa yang dinubuatkan Allah mengenai kehidupannya pada masa depan. Dengan sedih dan tenang dia kemudian berjalan memasuki wilayah gersang yang tak berujung.
Ide tentang "pelarian" dan "kesengsaraan" dapat ditangkap di dalam kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi pergi dari.
Perikop selanjutnya: Keturunan Kain, Set dan Enos. | Lihat: Daftar Perikop Kitab Kejadian.