2 Raja-raja 1: Nabi Elia Memberitahukan Kematian Ahazia

Setelah belajar perikop Ahazia, Raja Israel yang merupakan perikop terakhir dari Kitab 1 Raja-raja, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Nabi Elia Memberitahukan Kematian Ahazia yang adalah perikop pertama dalam Kitab 2 Raja-raja.

Garis besar dan pendahuluan dari kitab ini adalah sama dengan 1 Raja-raja, yang dapat kita baca di sini: Hari Tua Daud dan Soal Penggantinya.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab 2 Raja-raja (2 Kings 1) dengan judul perikop Nabi Elia Memberitahukan Kematian Ahazia).

Kita belajar perikop "Nabi Elia Memberitahukan Kematian Ahazia" ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Ayat-ayat dikutip dalam bentuk tulisan warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat-ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Nabi Elia Memberitahukan Kematian Ahazia (Kitab 2 Kings 1)


2Ki 1:1 Sesudah Ahab mati, maka memberontaklah Moab terhadap Israel.

2Ki 1:2 Pada suatu hari jatuhlah Ahazia dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di Samaria, lalu menjadi sakit. Kemudian dikirimnyalah utusan-utusan dengan pesan: "Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini."

2Ki 1:3 Tetapi berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu: "Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan raja Samaria dan katakan kepada mereka: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron?

2Ki 1:4 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati." Lalu pergilah Elia.

2Ki 1:5 Sesudah utusan-utusan itu kembali kepada raja, berkatalah ia kepada mereka: "Mengapa kamu kembali?"

2Ki 1:6 Jawab mereka kepadanya: "Ada seorang datang menemui kami dan berkata kepada kami: Pergilah, kembalilah kepada raja yang telah menyuruh kamu, dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga engkau menyuruh meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron? Sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati."

2Ki 1:7 Lalu bertanyalah ia kepada mereka: "Bagaimanakah rupa orang yang telah datang menemui kamu itu dan yang mengatakan perkataan ini kepadamu?"

2Ki 1:8 Jawab mereka kepadanya: "Seorang yang memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat pada pinggangnya." Maka berkatalah ia: "Itu Elia, orang Tisbe!"

2Ki 1:9 Sesudah itu disuruhnyalah kepada Elia seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya. Orang itu naik menjumpai Elia yang sedang duduk di atas puncak bukit. Berkatalah orang itu kepadanya: "Hai abdi Allah, raja bertitah: Turunlah!"

2Ki 1:10 Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu." Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.

2Ki 1:11 Kemudian raja menyuruh pula kepadanya seorang perwira yang lain dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu orang itu berkata kepada Elia: "Hai abdi Allah, beginilah titah raja: Segeralah turun!"

2Ki 1:12 Tetapi Elia menjawab mereka: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu!" Maka turunlah api Allah dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.

2Ki 1:13 Kemudian raja menyuruh pula seorang perwira yang ketiga dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu naiklah perwira yang ketiga itu dan sesudah sampai, berlututlah ia di depan Elia, serta memohon belas kasihan kepadanya, katanya: "Ya abdi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini berharga di matamu.

2Ki 1:14 Bukankah api sudah turun dari langit memakan habis kedua perwira yang dahulu dengan kelima puluh anak buah mereka? Tetapi sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu."

2Ki 1:15 Maka berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia: "Turunlah bersama-sama dia, janganlah takut kepadanya!" Lalu bangunlah Elia dan turun bersama-sama dia menghadap raja.

2Ki 1:16 Berkatalah Elia kepada raja: "Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, seolah-olah tidak ada Allah di Israel untuk ditanyakan firman-Nya, maka sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati."

2Ki 1:17 Maka matilah raja sesuai dengan firman TUHAN yang dikatakan oleh Elia. Maka Yoram menjadi raja menggantikan dia dalam tahun kedua zaman Yoram bin Yosafat, raja Yehuda, sebab Ahazia tidak mempunyai anak laki-laki.

2Ki 1:18 Selebihnya dari riwayat Ahazia, apa yang dilakukannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel?


1:1. Maka memberontaklah Moab. Ayat ini cocok dengan I Raja-Raja 22:51-53, merupakan kesimpulan dari nas tersebut. Pemberontakan sering kali timbul pada saat seorang raja mati.

Mesa, raja Moab, sebagaimana ditemukan oleh para arkeolog, telah meninggalkan sebuah prasasti (Batu Moab) yang melukiskan pemberontakannya yang berhasil terhadap raja Ahab sebab raja Israel itu "menindas" Moab.

2. Ahazia ... menjadi sakit. Ahazia sakit karena terjatuh dari jendela kamar atas istananya.

Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub. Menurut batu-batu tulis dengan huruf berbentuk baji dari Ugarit, nama ini harus diucapkan sebagai Baal-zebul.

Ucapan ini mungkin diubah ketika ditulis oleh para penyalin tertentu yang menganggap lucu nama tersebut.

Baal-Zebul berarti Baal atas lalat, sedang Baal-Zebub artinya Baal atas tempat tinggal, maksudnya dewa kehidupan orang Kanaan, yaitu dewa utama orang-orang Kanaan.

Ahazia telah berusaha mencampurkan penyembahan Baal dengan penyembahan Yehova.

Di sini Elia membuktikan, bahwa Baal tidak mempunyai kekuatan.

Ahab, dalam pada itu, telah melanggar perjanjian dengan memperkenalkan penyembahan Baal yang menggantikan penyembahan Tuhan dengan penyembahan berhala.

Permintaan Ahazia akan petunjuk dari Baal merupakan tantangan terhadap Allah Israel.

Apakah aku akan sembuh dari penyakit ini. Penyakit berkepanjangan karena jatuh itu membuat raja kebingungan sehingga membutuhkan sabda dewa.

3. Tetapi berfirmanlah Malaikat Tuhan. Dari Kitab Kejadian 22:15, 16 diketahui bahwa, Malaikat Tuhan sama dengan Tuhan sendiri. Allah menjawab tantangan itu.

Apakah tidak ada Allah di Israel,..? Penyembahan berhala telah menjadikan bangsa tersebut menutup hatinya terhadap Allah.

4b. Engkau pasti akan mati. Sebuah nubuat berlawanan yang menunjukkan bahwa dosa yang terbuka dan tindakan sengaja meninggalkan Allah pasti akan berakhir dengan kematian.

4c. Lalu pergilah Elia. Elia pergi untuk menjumpai para utusan raja.

5. Utusan-utusan itu kembali kepada raja. Para utusan tersebut telah berjumpa dengan Elia, memperoleh pesannya, sehingga mereka kembali kepada raja Ahazia di Samaria.

Penyembahan berhala sudah demikian menggelapkan hati mereka, sehingga mereka tidak bisa mengenali campur tangan Allah melalui Elia.

6. Ada seorang datang menemui kami. Para utusan yang terperangah itu secara tepat mengulang kembali perkataan Elia kepada Ahazia.

7. Bagaimanakah rupa orang yang telah datang menemui kamu itu..? Karena belum melupakan apa yang terjadi antara Ahab dengan Elia, Ahazia memperkirakan bahwa Elia kembali bekerja.

8. Itu Elia, orang Tisbe. Gambaran yang diperoleh Ahazia membuktikan, bahwa dugaannya benar.

Jubah Elia merupakan ciri khas dari orang-orang yang menganjurkan pertobatan.

Suatu pelayanan yang menganjurkan pertobatan sangat tidak populer pada masa kemurtadan di Israel itu (bdg. Mrk. 1:6, 7).

9. Sesudah itu disuruhnyalah... Tahap kedua dari pertandingan antara Tuhan dan Baal kini dimulai.

Ahazia bertindak untuk menghukum penghinaan Elia.

Hai abdi Allah ... Turunlah. Perintah tersebut disampaikan dengan nada mengejek.

Serdadu itu tidak mengerti, bahwa sikap tidak menghormati nabi Allah berarti tidak menghormati perjanjian dengan Allah.

10. Tetapi Elia menjawab,.. Kata tetapi di sini merupakan terjemahan yang tepat sebab merupakan kontras dari ayat 9.

Sikap menghina dari kepala pasukan itu akan menyebabkan kematiannya.

Terlalu sering dunia bersikap demikian terhadap hamba-hamba Allah.

Dosa dan keduniawian bisa membutakan mata manusia.

Turunlah api dari langit memakan dia habis. Tuhan Allah memperkuat perkataan Elia dan membuktikan, bahwa Dialah pemenang dalam konflik itu.

11. Kemudian raja menyuruh pula kepadanya seorang perwira yang lain... Di dalam usaha yang kedua untuk menangkap Elia, raja menambah satu dosa lagi yaitu dengan menambah kata segeralah pada perintahnya.

12. Lihat ayat 10. Dosa belum hilang di dalam diri orang-orang itu.

13, 14. Berlututlah ia di depan Elia, serta memohon belas kasihan kepadanya,.. Kepala pasukan yang ketiga, entah sadar atau tidak tentang makna dari dua kejadian sebelumnya, percaya pada kedudukan dan kuasa Elia sebagai nabi dan berlaku hormat kepadanya.

Sebetulnya dia mengatakan: "Aku ini hanya abdi raja yang melaksanakan tugas; oleh karena itu tolonglah aku dan datanglah menghadap raja."

15. Berfirmanlah Malaikat Tuhan kepada Elia: ... Kekuasaan raja itu tidak ada apa-apanya, Elia tidak perlu takut menghadap raja Ahazia, sebab Tuhan akan membela nabiNya.

16. Berkatalah Elia kepada raja: .. Elia mengulang kembali pesan yang sebelumnya telah disampaikan kepada para utusan itu.

17. Maka matilah raja sesuai dengan Firman Tuhan ... Firman Tuhan tidak pernah diucapkan dengan sia-sia (lih. E. R. Thiele, The Mysterious Number of the Hebrew Kings, hlm. 61).

Yoram menjadi raja menggantikan dia . . . sebab Ahazia tidak mempunyai anak laki-laki. Seorang saudara Ahazia (bdg. 8:16) naik takhta (bdg. 3:1, I Raj. 22:21).

Masa pemerintahan Ahazia yang hanya sedikit lebih lama dari setahun, membuat dia belum sempat memperoleh ahli waris takhta.

Dalam tahun kedua zaman Yoram bin Yosafat, raja Yehuda. Yoram dari Israel menjadi raja pada tahun kedelapan belas dari pemerintahan Yosafat dan tahun kedua dari masa pemerintahan Yoram raja Yehuda.

Pada saat ini, di Yehuda terjadi pemerintahan bersama (lih. 3:1. Lihat juga Pendahuluan: Kronologi).

Israel di Bawah Pemerintahan Ahazia dan Yoram (I Raj. 22:51-II Raj. 1:1).


Masa pemerintahan Ahazia (22:51-1:1). 51-53. Ahazia . . . menjadi raja atas Israel.

Masa pemerintahan Ahazia (853-852 sM), sekalipun singkat, ditandai oleh kejahatan yang ekstrem.

Raja yang baru ini sangat berbeda dengan ayahnya di dalam sikapnya terhadap selatan.

Sebuah persepakatan singkat diadakan di antara mereka, persepakatan yang segera dibatalkan, ketika kapal-kapal Yosafat kandas di Ezion-Geber karena tidak diperkenan oleh Tuhan (bdg. II Taw. 20:37).

Masa Akhir Elia Sampai Pengangkatannya ke Surga (1:2-2:11).


Bagian ini, yang mencakup kisah tentang usaha raja Ahazia untuk menangkap Elia dan kematian sang raja, mengajarkan beberapa pelajaran penting.

Ditunjukkan, bahwa meninggalkan Allah, fatal akibatnya, bahwa kita perlu menghormati nabi Allah, dan bahwa ada kuasa dan perlindungan hanya bila ada ketaatan terhadap perkataan nubuat yang dari Allah.

Perikop Selanjutnya: Elia Naik Ke Sorga.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel