1 Raja-raja 1:1-27: Hari Tua Daud dan Soal Penggantinya

Hari Tua Daud dan Soal Penggantinya
Hari Tua Daud dan Soal Penggantinya.

Setelah belajar perikop terakhir dari Kitab 2 Samuel, yaitu Mezbah Didirikan Dekat Yerusalem - Tulah Berhenti, sekarang kita belajar perikop pertama dari Kitab 1 Raja-raja, yakni Hari Tua Daud dan Soal Penggantinya. Juga akan kita pelajari garis besar dan pendahuluan dari kitab ini.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab 1 Raja-raja (1 Kings 1:1-27 dengan judul perikop Hari Tua Daud dan Soal Penggantinya).

Kita belajar perikop "Hari Tua Daud dan Soal Penggantinya" ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Ayat-ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat-ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Hari Tua Daud dan Soal Penggantinya (Kitab 1 Raja-raja 1:1-27)


1Ki 1:1 Raja Daud telah tua dan lanjut umurnya, dan biarpun ia diselimuti, badannya tetap dingin.

1Ki 1:2 Lalu para pegawainya berkata kepadanya: "Hendaklah dicari bagi tuanku raja seorang perawan yang muda, untuk melayani dan merawat raja; biarlah ia berbaring di pangkuanmu, sehingga badan tuanku raja menjadi panas."

1Ki 1:3 Maka di seluruh daerah Israel dicarilah seorang gadis yang cantik, dan didapatlah Abisag, gadis Sunem, lalu dibawa kepada raja.

1Ki 1:4 Gadis itu amat cantik, dan ia menjadi perawat raja dan melayani dia, tetapi raja tidak bersetubuh dengan dia.

1Ki 1:5 Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: "Aku ini mau menjadi raja." Ia melengkapi dirinya dengan kereta-kereta dan orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang berlari di depannya.

1Ki 1:6 Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?" Iapun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom.

1Ki 1:7 Maka berundinglah ia dengan Yoab, anak Zeruya dan dengan imam Abyatar dan mereka menjadi pengikut dan pembantu Adonia.

1Ki 1:8 Tetapi imam Zadok dan Benaya bin Yoyada dan nabi Natan dan Simei dan Rei dan para pahlawan Daud tidak memihak kepada Adonia.

1Ki 1:9 Sesudah itu Adonia mempersembahkan domba, lembu dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja;

1Ki 1:10 tetapi nabi Natan dan Benaya dan para pahlawan dan Salomo, adiknya, tidak diundangnya.

1Ki 1:11 Lalu berkatalah Natan kepada Batsyeba, ibu Salomo: "Tidakkah engkau mendengar, bahwa Adonia anak Hagit, telah menjadi raja, sedang tuan kita Daud tidak mengetahuinya?

1Ki 1:12 Karena itu, baiklah kuberi nasihat kepadamu, supaya engkau dapat menyelamatkan nyawamu dan nyawa anakmu Salomo.

1Ki 1:13 Pergilah masuk menghadap raja Daud dan katakan kepadanya: Bukankah tuanku sendiri, ya rajaku, telah bersumpah kepada hambamu ini: Anakmu Salomo, akan menjadi raja sesudah aku dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku? Mengapakah sekarang Adonia menjadi raja?

1Ki 1:14 Dan selagi engkau berbicara di sana dengan raja, akupun akan masuk pula dan menyokong perkataanmu itu."

1Ki 1:15 Jadi masuklah Batsyeba menghadap raja ke dalam kamarnya. Waktu itu raja sudah sangat tua dan Abisag, gadis Sunem itu, melayani raja.

1Ki 1:16 Lalu Batsyeba berlutut dan sujud menyembah kepada raja. Raja bertanya: "Ada yang kauingini?"

1Ki 1:17 Lalu perempuan itu berkata kepadanya: "Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN, Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan ia akan duduk di atas takhtaku.

1Ki 1:18 Tetapi sekarang, lihatlah, Adonia telah menjadi raja, sedang tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya.

1Ki 1:19 Ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba, dan telah mengundang semua anak raja dan imam Abyatar dan Yoab, panglima itu, tetapi hambamu Salomo tidak diundangnya.

1Ki 1:20 Dan kepadamulah, ya tuanku raja, tertuju mata seluruh orang Israel, supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku.

1Ki 1:21 Nanti aku ini dan anakku Salomo dituduh bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya."

1Ki 1:22 Selagi Batsyeba berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan.

1Ki 1:23 Diberitahukan kepada raja: "Itu ada nabi Natan." Masuklah ia menghadap raja, lalu sujud menyembah kepada raja dengan mukanya sampai ke tanah.

1Ki 1:24 Natan berkata: "Ya tuanku raja, tuanku sendirilah rupa-rupanya yang telah berkata: Adonia akan menjadi raja sesudah aku dan ia akan duduk di atas takhtaku!

1Ki 1:25 Sebab pada hari ini ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba; ia mengundang semua anak raja, para panglima dan imam Abyatar, dan sesungguhnya mereka sedang makan minum di depannya sambil berseru: Hidup raja Adonia!

1Ki 1:26 Tetapi hambamu ini, dan imam Zadok dan Benaya bin Yoyada dan hambamu Salomo tidak diundangnya.

1Ki 1:27 Jika hal ini terjadi dari pihak tuanku raja, maka engkau tidak memberitahu hamba-hambamu ini, siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku."


1) Usaha Adonia Naik Takhta Digagalkan (1:1-53).

1. Raja Daud telah tua dan lanjut umurnya. Segenap pengalaman pahit Daud yang dialami pada masa pemerintahan Saul, serta empat puluh tahun memerintah sebagai raja, telah meninggalkan kesan yang amat mendalam atas dirinya.

Sekalipun demikian, sebelum ajal menjemputnya, sang pahlawan perang - penyair - raja ini mencapai usia tujuh puluh tahun (II Sam. 5:4), usia yang dalam tulisan-tulisannya sendiri disebut sebagai batas hidup.

Pukulan terakhir yang mempercepat kematian orang tua ini adalah pemberontakan Absalom (II Sam. 15:1-19:10).

Ia diselimuti. Begadim mengacu kepada pakaian tidur dan bukan jubah.

Mereka mengambil tindakan pencegahan yang paling sederhana untuk menolong mengatasi kerapuhan tubuh orang yang sudah tua tersebut, walaupun usaha tersebut juga tidak banyak gunanya.

2. Lalu para pegawainya berkata kepadanya. Gagasan para pegawai tersebut untuk mencarikan seorang perawan muda agar bisa membangkitkan kembali vitalitas sang raja, dan memberinya kehangatan, merupakan obat yang diakui umum bahkan hingga Abad Pertengahan.

Tidak ada unsur tuna susila di dalam gagasan yang agak ganjil ini.

3. Dicarilah seorang gadis yang cantik. Gadis yang dicari adalah gadis yang perawan dan cantik.

Abisag, gadis Sunem, sebuah kota suku Isakhar di dataran Yizreel di kaki Gunung Hermon yang lebih kecil.

4. Gadis itu . . . menjadi perawat raja . . . tetapi raja tidak bersetubuh dengan dia. Maksudnya, raja tidak mengadakan hubungan seksual dengannya.

Abisag menjadi semacam perawat bagi Daud yang sudah mendekati ajalnya itu.

5. Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri. Pemberontakannya terungkap dalam ucapannya yang tegas: Aku ini mau menjadi raja.

Di dalam hidupnya yang penuh gejolak, Daud sebelumnya sudah mengalami pemberontakan putranya yang lain, Absalom.

Adonia merupakan putra Daud yang keempat dari istrinya Hagit.

Mungkin Adonia berpikir, bahwa sebagai putra sulung di antara putra-putra Daud yang masih hidup, dirinya berhak menduduki takhta.

Jika memang demikian halnya, maka dia mengabaikan implikasi teologis dari tindakan Allah yang sudah memilih Salomo, putra Daud dari Batsyeba, istri Uria orang Het itu (II Sam. 12:24).

6. Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia. Dari pernyataan ini dapat diduga, bahwa Adonia dibiarkan saja hidup seenaknya.

7. Maka berundinglah ia dengan Yoab . . . dan dengan imam Abyatar. Yoab adalah putra Zeruya, saudara perempuan Daud, saudara laki-laki Abisai dan Asael. Rupanya dia menetap di Betlehem.

Sebagai panglima pasukan Daud, dia membuktikan diri sebagai ahli strategi militer, berani ketika berperang sekalipun dalam hal tertentu kejam dan curang.

Keberhasilan militernya yang terutama adalah merebut Yerusalem dan mengepung Raba yang ada di tangan orang Amon.

Karena dia telah mencurahkan darah Abner dan Amasa secara sia-sia, Salomo memerintahkan Benaya untuk membunuhnya.

Atas permintaannya sendiri, Yoab dibunuh di samping mezbah Allah di dalam Kemah Suci, di mana ia mencari perlindungan.

Abyatar adalah satu-satunya imam yang lolos dari pembantaian buas yang dilaksanakan Saul atas para imam di Nob karena mereka memberikan bantuan kepada Daud.

Sesudah melarikan diri kepada Daud, ia menjadi penasihat rohani dan sahabat dari prajurit yang buron itu.

Hingga saat itu, Abyatar pribadi tetap setia kepada raja, namun kini dia bergabung dengan Adonia melawan Salomo.

Hukuman yang kemudian dikenakan kepadanya bukanlah hukuman mati yang layak diterimanya, namun pemecatan dari jabatannya sebagai imam oleh Salomo.

8. Tetapi imam Zadok . . . Nabi Natan . . . tidak memihak kepada Adonia. Zadok bergabung dengan Daud di Hebron sesaat sesudah kematian Saul (I Taw. 12:28), mendampinginya sepanjang masa pelariannya dari Yerusalem pada masa pemberontakan Absalom, dan bertindak sebagai pengintai raja (II Sam. 15:24-29, 17:15).

Natan. Lihat I Raja-Raja 1:11.

9. Adonia mempersembahkan domba, lembu dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet. Sebagai orang yang ingin menduduki takhta, Adonia ingin dianggap sebagai orang yang murah hati.

Oleh karena itu, sebelum dinobatkan, dia mengadakan pesta kerajaan ini bagi orang-orang yang berpihak kepadanya.

Batu Zohelet; maksudnya, batu ular atau "sudut karang terjal di lereng selatan Lembah Hinom, yang membentuk bayangan yang dalam". Tempat ini telah diidentifikasi sebagai Wadi el-Rubah.

En-Rogel. "Mata air para penginjak" atau "mata air kaki". Di mata air ini orang mencuci pakaian dengan cara menginjak-injak pakaian yang dibenamkan di dalam air.

Situs ini telah diidentifikasi sebagai sumur Ayub (lebih besar kemungkinan sumur Yoab) yang terletak di bawah titik pertemuan antara Lembah Kidron dengan Lembah Hinom.

10. Tetapi ... Benaya ... dan Salomo, adiknya, tidak diundangnya. Benaya, putra Yoyada sang imam besar (I Taw. 27:5), penduduk Kabzeel, kepala angkatan kepolisian Daud, gagah berani di dalam menghadapi manusia maupun hewan, tetap setia kepada Salomo.

Oleh karena itu, dia tidak ikut diundang untuk ikut dalam pemberontakan Adonia.

Salomo, putra Daud dari Batsyeba, pewaris takhta yang sah dan yang ditetapkan Allah, tentu saja tidak diundang oleh Adonia.

11. Berkatalah Natan kepada Batsyeba. Natan muncul pertama kali di dalam kisah Alkitab ketika memberitakan kepada Daud bahwa dia harus menunda pendirian Bait Suci (II Sam. 7).

Belakangan dia muncul lagi untuk menegur Daud atas dosa ganda berupa pembunuhan dan perzinahan yang berkaitan dengan keluarga Uria orang Het itu (II Sam. 12, Mzm. 51).

Kini dia memastikan, bahwa kerajaan itu jatuh ke tangan putra Daud, Salomo, dengan membongkar rencana Adonia kepada pihak yang berwajib, di dalam hal ini pihak tersebut adalah Batsyeba.

12-13. Natan menghimbau Batsyeba agar mendesak raja untuk segera mengumumkan penggantinya sebelum dia wafat.

14. Selagi engkau berbicara di sana dengan raja, akupun akan masuk pula. Maksudnya, saya akan masuk untuk mendukung apa yang engkau kemukakan kepada Daud, untuk menunjukkan bahwa engkau bukan dikuasai oleh rasa takut atau oleh khayalan.

Berita mengenai pemberontakan Adonia tampaknya baru saja didengar pertama kali oleh Daud pada saat itu.

20. Kepadamulah ... tertuju mata seluruh orang Israel. Batsyeba menghimbau Daud untuk segera membuat pernyataan secara terus terang.

22. Sesuai dengan kesepakatan, Natan kemudian masuk untuk mendukung cerita Batsyeba tentang pemberontakan Adonia, yang jika tidak, maka raja bisa melihatnya sebagai laporan yang terlalu berlebihan.

23-27. Natan mengulang cerita yang pada hakikatnya sama saja dengan yang baru diceritakan oleh Batsyeba.

Perikop Selanjutnya: Salomo Diurapi Menjadi Raja.

GARIS BESAR 1 RAJA-RAJA

I. Kerajaan Sejak Salomo Hingga Rehabeam (I Raj. 1:1-11:43)
A. Salomo Naik Takhta (1:1-2:46)
1. Usaha Adonia Naik Takhta Digagalkan (1:1-53)
2. Perkataan Terakhir dan Kematian Daud (2:1-11)
3. Salomo Menyingkirkan Saingan-saingannya (2:12-46)
B. Hikmat dan Kekayaan Salomo (3:1-4:34)
1. Pernikahan Salomo dengan Putri Firaun (3:1)
2. Penyembahan dan Penglihatan Salomo (3:2-15)
3. Hikmat Salomo Ditampilkan (3:16-28)
4. Pengaturan Kerajaan (4:1-28)
5. Rangkuman Tentang Hikmat Salomo (4:29-34)
C. Kegiatan Membangun oleh Salomo (5:1-9:28)
1. Persiapan Membangun Bait Allah (5:1-18)
2. Pembangunan Bait Allah (6:1-38)
3. Istana Salomo dan Bangunan Lainnya (7:1-12)
4. Perlengkapan Bait Suci (7:13-51)
5. Pentahbisan Bait Allah (8:1-66)
6. Pengesahan Perjanjian Daud (8:1-66)
7. Rangkuman Kegiatan Membangun yang Dilakukan Salomo (9:10-28)
D. Masa Kejayaan Salomo (10:1-29)
1. Kunjungan Ratu Syeba (10:1-13)
2. Kemuliaan dan Kekuasaan Kerajaan Salomo (10:14-29)
E. Kemurtadan, Kemunduran dan Kematian Salomo (11:1-43)
1. Ketidaksetiaan Salomo kepada Allah (11:1-13)
2. Musuh dan Perpecahan yang Akan Datang (11:14-40)
3. Kematian Salomo (11:41-43)
II. Kerajaan yang Terpecah, dari Rehabeam Sampai Kejatuhan Israel (I Raj. 12:1-II Raj. 17:41)
A. Antagonisme Mula-mula Antara Israel dengan Yehuda, dari Yerobeam Hingga Omri (I Raj. 12:1-16:28)
1. Pecahnya Kerajaan (12:1-33)
2. Pemerintahan Yerobeam I dan Kematiannya (13:1-14:20)
3. Yehuda di Bawah Pemerintahan Rehabeam, Abiam dan Asa (14:21-15:24)
4. Israel di Bawah Pemerintahan Nadab, Basya, Elah, Zimri dan Omri (15:25-16:28)
B. Mulai Ahab Hingga Yehu Naik Takhta (I Raj. 16:29-II Raj. 9: 10)
1. Awal Pemerintahan Ahab di Israel (16:29-34)
2. Pelayanan Elia dan Panggilan Elisa (17:1-19:21)
3. Masa Akhir Pemerintahan Ahab dan Kematiannya (20:1-22:40)
4. Yehuda di Bawah Pemerintahan Yosafat (22:41-50)
5. Israel di Bawah Pemerintahan Ahazia dan Yoram (I Raj. 22:51-II Raj. 1:1)
6. Masa Akhir Elia Sampai Pengangkatannya ke Surga (II Raj. 1:2-2:11)
7. Elisa Diperkenalkan (2:12-25)
8. Yoram Menyerang Moab (3:1-27)
9. Pelayanan Elisa sebagai Nabi (4:1-8:15)
10. Masa Pemerintahan Yoram dan Ahazia di Yehuda (8:16-29)
11. Yehu Diangkat Menjadi Raja Israel (9:1-10)
C. Dari Yehu Hingga Hancurnya Kerajaan Israel (9:11-17:41)
1. Masa Pemerintahan Yehu (9:-11-10:36)
2. Atalya dari Yehuda (11:1-20)
3. Yehuda di Bawah Pemerintahan Yoas (11:21-12:21)
4. Israel di Bawah Pemerintahan Yoahas dan Yoas (13:1-25)
5. Yehuda di Bawah Pemerintahan Amazia dan Azarya (14:1-22)
6. Masa Pemerintahan Yerobeam II di Israel (14:23-29)
7. Masa Pemerintahan Azarya di Yehuda (15:1-7)
8. Masa Pemerintahan Zakharia, Salum, Menahem, Pekahya, dan Pekah di Israel (15:8-31)
9. Yehuda di Bawah Pemerintahan Yotam dan Ahas (15:32-16:20)
10. Kehancuran dan Pembuangan Israel (17:1-41)
III. Kerajaan Yehuda Hingga Kehancuran Akhir Bangsa Israel (18:1-25:30)
A. Kerajaan di Bawah Pemerintahan Hizkia (18:1-20:21)
1. Aneka Pembaharuan yang Diadakan Hizkia (18:1-12)
2. Luput dari Dua Serbuan Sanherib (18:13-19:37)
3. Hizkia Jatuh Sakit dan Kesembuhannya (20:1-11)
4. Utusan Merodakh-Baladan (20:12-19)
5. Kematian Hizkia (20:20, 21)
B. Pemerintahan Manasye dan Amon (21:1-26)
1. Kejahatan dan Kematian Manasye (21:1-18)
2. Dosa-dosa dan Kematian Amon (21:19-26)
C. Pembaharuan di Yehuda dan Israel oleh Yosia (22:1-23:30)
D. Hari-hari Terakhir Yehuda (23:31-25:26)
1. Pemerintahan dan Penawanan Yoahas (23:31-34)
2. Masa Pemerintahan Yoyakim dan Serbuan Nebukadnezar (23:34-24:7)
3. Masa Pemerintahan Yoyakhin dan Pembuangannya (24:8-16)
4. Masa Pemerintahan Zedekia (24:17-20)
5. Pengepungan dan Kejatuhan Yerusalem (25:1-21)
6. Gubernur Boneka, Gedalya (25:22-26)
E. Penutup: Pembebasan Yoyakhin (25:27-30)

PENDAHULUAN 1 RAJA-RAJA.


Judul. Kitab yang dikenal dengan I dan II Raja-Raja, dinamakan demikian menurut isinya.

Di dalam Septuaginta, para raja Ibrani asli dianggap sebagai kesinambungan dari yang dibahas di dalam Kitab Samuel.

Kitab ini dibagi menjadi dua bagian dan diberi judul Kerajaan Ketiga dan Kerajaan Keempat.

Yerome, sekalipun tetap mempertahankan pembagian ini di dalam Vulgatanya, menyebutkan kedua bagian ini hanya Kitab Raja-Raja.

Kedua kitab ini jelas merupakan satu kesatuan, mencakup sejarah Israel sejak masa pemerintahan Salomo hingga pecahnya negeri itu pada zaman Zedekia.

Yang dibahas di dalamnya ialah jatuh bangunnya bangsa Israel di bawah perjanjian dengan Allah, dengan menunjukkan dosa-dosa para raja yang melanggar perjanjian itu, dan menghasilkan pembuangan Israel dan Yehuda.

Tanggal Penulisan dan Pengarangnya. II Raja-Raja diakhiri dengan dilepasnya raja Yoyakhin dari penjara pada tahun ketiga puluh tujuh dari masa pemenjaraannya - sekitar 562/561 sM.

Kitab ini tidak mungkin sudah selesai ditulis sebelum tanggal itu, juga tidak mungkin sesudah 536 sM, yaitu tahun kembalinya sebagian tawanan dari Babel karena peristiwa itu tidak disebut sama sekali.

Karena kitab ini merupakan satu kesatuan, dan bukan hasil tulisan beberapa orang penulis dalam kurun waktu yang berbeda-beda, maka tanggal penulisan kitab ini adalah di antara 562-536 sM.

Karena pelepasan Yoyakhin hanya penting bagi orang Yahudi yang ditawan di Babel, kita dapat berkesimpulan, bahwa I dan II Raja-Raja ditulis oleh seorang tawanan Yahudi yang hidup di wilayah Babel.

Sumber-sumber Tulisan. Penulis dengan jelas mengemukakan, bahwa dia memakai sejumlah dokumen sumber untuk menyusun sejarah ini:
(1) Kitab Riwayat Salomo (I Raj. 11:41),
(2) Melihat acuan-acuan tentang Riwayat Raja-raja Yehuda (mis. I Raj. 14:29) dan riwayat Raja-raja Israel (I Raj. 14:19).

Dokumen-dokumen pertama yang dipakai untuk menyusun sejarah para Raja Yehuda tidak pernah tercampur dengan dokumen-dokumen sejarah para Raja Israel.

Karena itu, kita dapat mengetahui, bahwa setiap dokumen yang disebutkan di atas merupakan dokumen tersendiri.

Semua kutipan dari dokumen-dokumen tersebut menunjukkan, bahwa setiap dokumen berisi bahan yang jauh lebih banyak daripada yang dikemukakan di dalam kitab Raja-Raja ini.

Sejumlah penulis tertentu yang menghasilkan dokumen-dokumen pertama disebutkan untuk kita pada nas-nas yang paralel di dalam I dan II Tawarikh: Natan, sang nabi, Ahia orang Silo dan Ido (II Taw. 9:29), Semaya sang nabi dan Ido sang pelihat (II Taw. 12:15), Ido sang nabi (11 Taw. 13:22), Yesaya sang nabi (II Taw. 26:22, 32:32), Yehu (I Raj. 16:1).

Karena dokumen sumber informasi tersebut berisi nubuat, bukan hanya catatan sejarah, di sini kita berhadapan dengan catatan blak-blakan mengenai perbuatan para raja.

Tidak akan ada analis kerajaan yang berani menulis fakta-fakta jelek tentang Daud atau Yerobeam I sebagaimana dikemukakan di sini.

Tujuan dan Maksud Penulisan. Sekalipun perhatian utama penulis adalah kerajaan Daud, dia membahas masalah sampingan terlebih dahulu, yaitu kerajaan di Israel.

Sesudah itu, baru dia kembali membahas kerajaan Daud.

Sekalipun bangsa itu mengenali dokumen-dokumen berisi nubuat tentang sejarah ini, jumlahnya terlalu banyak, tebal dan membosankan untuk dapat langsung menunjukkan kepada umat itu tentang kehendak Allah. Oleh karena itulah, Kitab Raja-Raja ditulis.

Dengan memakai sejumlah kutipan dari berbagai dokumen tersebut, penulis menyusun sejarah bangsa pilihan itu dalam kaitan dengan perjanjian Yehova (Kel. 19:3-6).

Mereka tidak boleh memiliki allah lain selain TUHAN (Kel. 20:2-6).

Penyembahan berhala dan patung dianggap sebagai dosa yang paling buruk di dalam kitab-kitab ini, yang setelah berkali-kali dilakukan orang Israel akhirnya membuat mereka dibuang sebagai tawanan.

Bahasa yang dipakai di dalam kitab-kitab ini bisa dikatakan bersifat "Deuteronomis", sebab Kitab Ulangan berbicara dengan cara yang sama terhadap dosa yang sama yang dikutuk dalam Kitab Raja-Raja I dan II.

Penulis Kitab Raja-Raja mengangkat sejarah Israel dan Yehuda di depan para tawanan itu untuk mengajar mereka, bahwa satu-satunya jalan menuju kebebasan adalah bertobat dari penyembahan berhala, kembali kepada Allah, melaksanakan apa yang diperintahkan di dalam perjanjian, dan kembali mengandalkan janji-janji Allah.

Penulis berusaha membangkitkan keyakinan mereka akan kebenaran pengajaran ini dan memperteguh keyakinan mereka itu.

Di dalam kaitannya dengan perjanjian, para nabi itu merupakan utusan Allah yang bertugas mengingatkan bangsa itu akan ketetapan-ketetapan dari perjanjian tersebut, serta merupakan alat Allah untuk mengawasi pelaksanaannya.

Tugas mereka adalah berusaha membuat bangsa itu setia kepada perjanjian dengan memakai peringatan, ancaman dan janji (bdg. Yer. 7:13, 11:1-8).

Di dalam Kitab Raja-Raja ini, para raja dinyatakan sebagai baik atau jahat ditinjau dari kesetiaan atau penyimpangan mereka terhadap perjanjian.

Latar Belakang Sejarah. Bangsa Israel merupakan bangsa kuno pertama yang mengembangkan ilmu sejarah yang benar.

Bangsa lainnya seperti Asyur, Babilon dan Mesir, memang menyusun juga catatan-catatan sejarah, namun hanya bangsa Het saja di antara bangsa-bangsa non-Yahudi yang berusaha menulis Sejarah.

Pada zaman pemerintahan Daud, kekuasaan Mesir sudah pudar sedangkan Asyur lemah, sehingga Israel diapit oleh negeri-negeri yang lemah.

Sekalipun demikian, tidak lama kemudian, Asyur bangkit di bawah pimpinan Tiglat-Pileser III (juga dinamakan Pul dalam II Raj. 15:19, tahun 745-727 sM).

Pada tahun 721 sM, Samaria jatuh karena serangan Salmaneser dan Sargon.

Belakangan, di bawah pimpinan Sanherib, Asyur menyerbu Yehuda dan berhasil menduduki banyak kota, namun mereka gagal menguasai Yerusalem sebab ada ancaman pasukan Mesir di belakang.

Esarhadon dan Asurbanipal kemudian berhasil memperluas wilayah kekuasaan Asyur sampai ke Mesir.

Pada zaman Yosia, Firaun Nekho meminta tolong kepada Asyur untuk melawan Babilon di Karkhemis, namun kedua kekuatan itu berhasil dikalahkan.

Tidak lama kemudian, Nebukadnezar yang memperoleh kemenangan menyerbu Palestina, dan pada serangan ketiga ke arah Yerusalem dia berhasil menjarah dan memusnahkan kota itu, serta menawan penduduknya (586 sM).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel