1 Raja-raja 1:28-53: Salomo Diurapi Menjadi Raja

Salomo Diurapi Menjadi Raja
Salomo Diurapi Menjadi Raja.

Setelah belajar perikop Hari Tua Daud dan Soal Penggantinya dari Kitab 1 Raja-raja, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Salomo Diurapi Menjadi Raja.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab 1 Raja-raja (1 Kings 1:28-53 dengan judul perikop Salomo Diurapi Menjadi Raja).

Kita belajar perikop "Salomo Diurapi Menjadi Raja" ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Ayat-ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat-ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Salomo Diurapi Menjadi Raja (Kitab 1Ki 1:28-53)


1Ki 1:28 Lalu raja Daud menjawab, katanya: "Panggillah Batsyeba." Perempuan itu masuk menghadap raja dan berdiri di depannya.

1Ki 1:29 Lalu raja bersumpah dan berkata: "Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan,

1Ki 1:30 pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku."

1Ki 1:31 Lalu Batsyeba berlutut dengan mukanya sampai ke tanah; ia sujud menyembah kepada raja dan berkata: "Hidup tuanku raja Daud untuk selama-lamanya!"

1Ki 1:32 Lagi kata raja Daud: "Panggillah imam Zadok, nabi Natan dan Benaya bin Yoyada." Mereka masuk menghadap raja,

1Ki 1:33 dan raja berkata kepada mereka: "Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon.

1Ki 1:34 Imam Zadok dan nabi Natan harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel; kemudian kamu meniup sangkakala dan berseru: Hidup raja Salomo!

1Ki 1:35 Sesudah itu kamu berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia akan masuk dan duduk di atas takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan aku, dan dialah yang kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda."

1Ki 1:36 Lalu Benaya bin Yoyada menjawab raja: "Amin! Demikianlah kiranya firman TUHAN, Allah tuanku raja!

1Ki 1:37 Seperti TUHAN menyertai tuanku raja, demikianlah kiranya Ia menyertai Salomo; semoga Ia membuat takhta Salomo lebih agung dari takhta tuanku raja Daud."

1Ki 1:38 Lalu pergilah imam Zadok, nabi Natan dan Benaya bin Yoyada, dengan orang Kreti dan orang Pleti, mereka menaikkan Salomo ke atas bagal betina raja Daud dan membawanya ke Gihon.

1Ki 1:39 Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru: "Hidup raja Salomo!"

1Ki 1:40 Sesudah itu seluruh rakyat berjalan di belakangnya sambil membunyikan suling dan sambil bersukaria ramai-ramai, sampai seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka.

1Ki 1:41 Hal itu kedengaran kepada Adonia dan kepada semua undangan yang bersama-sama dengan dia, ketika mereka baru habis makan. Ketika Yoab mendengar bunyi sangkakala itu, ia berkata: "Apakah sebabnya kota begitu ribut?"

1Ki 1:42 Selagi ia berbicara, datanglah Yonatan anak imam Abyatar. Lalu Adonia berkata: "Masuklah, sebab engkau seorang kesatria dan tentulah engkau membawa kabar baik."

1Ki 1:43 Tetapi Yonatan menjawab Adonia: "Tidak! Tuan kita raja Daud telah mengangkat Salomo menjadi raja.

1Ki 1:44 Raja telah menyuruh supaya imam Zadok, dan nabi Natan dan Benaya bin Yoyada, dengan orang Kreti dan orang Pleti, menyertai Salomo dan mereka menaikkan dia ke atas bagal betina raja.

1Ki 1:45 Imam Zadok, dan nabi Natan mengurapi dia di Gihon menjadi raja, dan dari sana mereka sudah pulang dengan bersukaria, sehingga kota menjadi ribut, itulah bunyi yang kamu dengar tadi.

1Ki 1:46 Salomo sekarang duduk di atas takhta kerajaan;

1Ki 1:47 juga pegawai-pegawai raja telah datang mengucap selamat kepada tuan kita raja Daud, dengan berkata: Kiranya Allahmu membuat nama Salomo lebih masyhur dari pada namamu dan takhtanya lebih agung dari pada takhtamu. Dan rajapun telah sujud menyembah di atas tempat tidurnya,

1Ki 1:48 dan beginilah katanya: Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang pada hari ini telah memberi seorang duduk di atas takhtaku yang aku sendiri masih boleh saksikan."

1Ki 1:49 Maka semua undangan Adonia itu terkejut, lalu bangkit dan masing-masing pergi menurut jalannya.

1Ki 1:50 Takutlah Adonia kepada Salomo, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah.

1Ki 1:51 Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang."

1Ki 1:52 Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh."

1Ki 1:53 Dan raja Salomo menyuruh orang menjemput dia dari mezbah itu. Ketika ia masuk, sujudlah ia menyembah kepada raja Salomo, lalu Salomo berkata kepadanya: "Pergilah ke rumahmu."


28. Panggillah Batsyeba. Sesuai dengan kebiasaan Timur, Batsyeba sudah mengundurkan diri secara diam-diam ketika Natan masuk, namun kini dia dipanggil kembali untuk mendengar keputusan resmi sang raja.

29. Lalu raja bersumpah dan berkata: "Demi TUHAN yang hidup ...." Demi nama Yehova yang kudus, sang raja bersumpah, bahwa Salomo, putra Batsyeba, memang harus ditetapkan sebagai pewaris takhtanya.

Dengan demikian, seluruh persoalan selesai sudah.

31. Lalu Batsyeba berlutut dengan mukanya sampai ke tanah. Dengan bertindak demikian, dia menunjukkan rasa bersyukur atas keputusan suami dan rajanya, yang telah meluluskan permohonannya.

32-33. Naikkan ... Salomo ke atas bagal ... dan bawa dia ke Gihon. Perintah yang disampaikan kepada Zadok, Natan dan Benaya ini menandai keruntuhan komplotan Adonia, sebab penobatan Salomo, saudara tiri sang pemberontak, akan segera dilaksanakan.

Sang raja memberikan perintah-perintah khusus untuk upacara penobatan itu.

Bagal betina Daud sendiri, bagal kerajaan, yang harus dipakai untuk menunjukkan, bahwa Salomo adalah putra pilihan sang raja.

34. Mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel. Baik raja maupun imam di Israel ditahbiskan ke dalam jabatannya melalui upacara pengurapan, berbeda dengan nabi yang menduduki jabatannya tanpa diurapi.

Suara sangkakala akan mengumumkan kepada bangsa itu, bahwa Salomo kini secara sah telah mengambil alih takhta ayahnya, bahkan sebelum ayahnya wafat.

Hidup Raja Salomo, suatu perpaduan religius antara luapan kesenangan dan doa, agar pemerintahan raja yang baru, bisa berlangsung lama dan penuh kemakmuran.

36. Lalu Benaya . . . menjawab raja: "Amin." Benaya mengungkapkan persetujuan, dan janji untuk taat pada segala sesuatu yang telah diputuskan Daud dalam kaitan dengan penobatan Salomo itu.

38. Lalu pergilah . . . orang Kreti dan orang Pleti. Pasukan pengawal raja dengan demikian melaksanakan perintah sang raja dengan sangat terinci.

Gihon yang terletak di Lembah Kidron tepat di bawah bukit selatan (Ofel), adalah sebuah mata air musiman yang ketika itu merupakan sumber air utama Yerusalem.

39. Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi minyak. Zadok, pemelihara Kemah Kudus, pergi membawa bahan yang melambangkan pengurapan oleh Allah yang tidak kelihatan (bdg. II Sam. 6:17).

40. Seluruh rakyat . . bersukaria ramai-ramai. Dengan seorang raja yang baru dan penuh harapan, sebuah masa yang baru terbentang di hadapan Israel.

Di belakang terdapat kenang-kenangan akan kemenangan-kemenangan besar di bawah pemerintahan Daud, di depan terbentang masa kedamaian dan perluasan.

41-48. Hal itu kedengaran kepada Adonia dan kepada semua undangan yang bersama-sama dengan dia. Ayat-ayat ini mengisahkan keruntuhan komplotan Adonia untuk merebut takhta.

49. Maka semua undangan Adonia itu terkejut (AV: menjadi ketakutan). Para undangan tersebut tentu saja takut, karena mereka akan dianggap pengkhianat negara dan segera dihukum.

50. Takutlah Adonia kepada Salomo. Ditinggalkan dan kehilangan orang-orang yang belum lama berselang menyebut diri mereka teman-temannya, Adonia lari ketakutan mencari perlindungan di dalam tempat ibadah di Kemah Suci.

51. Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut ... " Menurut kebiasaan Timur, seorang pengacau seperti Adonia akan mendapatkan hukuman yang berat, bahkan mungkin juga terkena hukuman mati.

Sekalipun demikian, Salomo bermurah hati kepadanya, menghapuskan hukuman mati dan menempatkan dia di bawah pengawasan ketat, sehingga dengan demikian menentukan warna dari pemerintahannya yang luar biasa itu.

Baru ketika Adonia melakukan pelanggaran berikutnya, ia dikenai hukuman yang memadai.

53. Raja Salomo menyuruh orang menjemput dia. Salomo menghormati tempat ibadah yang ada mezbahnya itu.

Hanya orang yang sudah terbukti membunuh saja yang dapat ditarik dari ruangan mezbah dengan kekerasan.

Adonia bersedia tunduk kepada Salomo dan mengakui kepemimpinannya.

Jika saja hal ini dilakukannya dengan tulus, maka hidupnya sesudah itu tentu akan lebih tenang dan kisahnya akan lebih bahagia.

Perikop Selanjutnya: Pesan Daud Yang Terakhir Sebelum Meninggal.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel