1 Tawarikh: Daud Menjadi Raja Atas Israel

Daud menjadi raja adalah sesuai dengan kehendak Tuhan. Walaupun sudah diurapi oleh nabi Samuel, namun ia harus mengalami banyak penderitaan. Seperti dimusuhi raja Saul, dikejar-kejar sebagai penjahat, sampai harus melarikan diri ke negeri orang Filistin, dan perlu waktu yang lama untuk benar-benar menjadi raja.

Klik:

1 Chronicles 11:1-3


1Ch 11:1 Lalu berkumpullah seluruh Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: "Ketahuilah, kami ini darah dagingmu.

1Ch 11:2 Telah lama, ketika Saul memerintah, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan TUHAN, Allahmu, telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas umat-Ku Israel."

1Ch 11:3 Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN, kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel, seperti yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan Samuel.


Tafsiran Wycliffe


11:3. Mereka mengurapi Daud menjadi raja ... seperti yang difirmankan Tuhan. Dua puluh tahun sebelumnya Samuel telah menahbiskan Daud melalui sebuah pengurapan yang diperintahkan Allah (I Sam. 15:28; 16:1-13), dan semua suku akhirnya mengakui, bahwa Daud layak diangkat menjadi raja dan bahwa dia diangkat oleh Allah.

Tetapi Daud mengadakan perjanjian, dengan mendirikan sebuah kerajaan yang "konstitusional", yang unik di Timur Dekat kuno.

Karena satu-satunya pengekang yang efektif terhadap kelaliman seorang percaya ialah komitmennya untuk tetap setia kepada kepemimpinan Allah sebagai raja (bdg. usaha-usaha Ahab yang lemah, I Raj. 21:3, 4, dengan usaha Izebel yang "lebih alamiah," ay. 7-10).

Kenaikan Daud Menjadi Raja (11:1-20:8).

Sesudah kematian Saul pada tahun 1010 sM, maka Daud ditahbiskan sebagai raja atas suku Yehuda di Hebron (II Sam. 2:4).

Tetapi permintaannya untuk menjadi raja atas seluruh Israel (II Sam. 2:5, 6) ditolak sebab putra Saul, Isyboset telah dinobatkan menjadi raja atas suku-suku utara dan timur (II Sam. 2:8, 9).

Akan tetapi, penulis Tawarikh mengabaikan tujuh setengah tahun yang tidak menyenangkan ini (II Sam. 5:5) yang merupakan masa suksesi yang penuh perselisihan, perang saudara serta penindasan oleh orang Filistin (bdg. II Sam. 3:4), dan ia langsung melangkah kepada rangkaian peristiwa mengenai penobatan Daud sebagai raja atas seluruh Israel (dari tahun 1003 sM hingga tahun 995 sM).

I Tawarikh 11:1-20:3 dengan demikian sama dengan II Samuel 5-10 dan memperjelasnya (dengan menghilangkan II Samuel 9 yang mengisahkan kebaikan hati Daud terhadap Mefiboset).

Bagian ini melukiskan keberhasilan Daud menduduki Yerusalem, yang akan menjadi "kota Daud", yaitu ibu kota pemerintahan politiknya, bersama dengan para pendukungnya yang dari kalangan militer (ps. 11-12).

Dikisahkan pula keberhasilannya untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang Filistin (ps. 14) serta tindakannya memusatkan ibadah dengan menempatkan Tabut Perjanjian di Yerusalem sehingga Yerusalem juga menjadi pusat ibadah bangsa Israel (ps. 13; 15; 16).

Juga dicatat tentang serangkaian kemenangan pasukan Daud di segala penjuru (ps. 18-20).

Puncak semuanya terletak di dalam nubuat Allah yang disampaikan melalui nabi Natan (ps. 17). "Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan ... Aku akan menundukkan segala musuhmu" (17:8, 10).

Karena pesan yang membawa harapan tersebut tidak hanya untuk Daud pribadi tetapi juga untuk "umat-Ku Israel ... dalam masa yang masih jauh" (17:9, 17); untuk masyarakat yang dalam pergumulan pada zaman Ezra; untuk jemaat Anak Daud yang lebih besar itu yang mengenai Dia, Allah mengatakan, "Ia akan menjadi anak-Ku" (17:13); dan untuk kerajaan Mesias yang masih akan diwujudkan, yaitu Mesias yang takhtaNya akan kokoh untuk selama-lamanya (17:14).

Daud Mapan di Yerusalem; Pahlawan pahlawannya (11:1-12:40).

Sesudah ditahbiskan sebagai raja atas seluruh Israel (11:1-3), tindakan pertama yang dilakukan oleh Daud ialah membentengi Yerusalem (ay. 4-9).

Tindakan ini tidak hanya memberinya sebuah kota yang tidak dapat diserang, tetapi juga sebuah wilayah netral, di perbatasan antara Yehuda dan bagian utara, untuk ibu kota bangsanya yang kembali bersatu.

Penulis Tawarikh kemudian menyebutkan satu demi satu para pahlawan Daud, "Tiga Serangkai" (ay. 10-19), dua orang panglima (ay. 20-25), dan "kelompok 30" (26-47), yang dilanjutkan dengan sebuah gambaran tentang para komandan dan kesatuan-kesatuan yang telah setia kepadanya sepanjang masa pelariannya dan banyak berperan di dalam pengangkatannya sebagai raja (I Taw. 12).

Bagian yang terakhir ini hanya terdapat di dalam Kitab Tawarikh saja, sekalipun pasal 11 banyak persamaannya dengan II Samuel 5:1-10; 23:8-39.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel