1 Tawarikh: Doa Syukur Daud

Walaupun Allah menolak keinginan raja Daud untuk mendirikan Bait Suci, namun raja mendapat janji, bahwa anaknya yang akan mendirikan Bait Suci, dan juga mengenai takhta anaknya yang kokoh untuk selama-lamanya. Karena mendapat janji tersebut, maka raja Daud mengucapkan doa syukur ini.

Klik:

1 Chronicles 17:16-27


1Ch 17:16 Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?

1Ch 17:17 Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Allah; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya TUHAN Allah.

1Ch 17:18 Apakah lagi yang dapat ditambahkan Daud kepada-Mu dalam hal Engkau memuliakan hamba-Mu ini? Bukankah Engkau yang mengenal hamba-Mu ini?

1Ch 17:19 Ya TUHAN, oleh karena hamba-Mu ini dan menurut hati-Mu Engkau telah melakukan segala perkara yang besar ini dengan memberitahukan segala perkara yang besar itu.

1Ch 17:20 Ya TUHAN, tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami.

1Ch 17:21 Dan bangsa manakah di bumi seperti umat-Mu Israel, yang Allahnya pergi membebaskannya menjadi umat-Nya, untuk mendapat nama bagi-Mu dengan perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, dan dengan menghalau bangsa-bangsa dari depan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dari Mesir?

1Ch 17:22 Engkau telah membuat umat-Mu Israel menjadi umat-Mu untuk selama-lamanya dan Engkau, ya TUHAN, menjadi Allah mereka.

1Ch 17:23 Dan sekarang, ya TUHAN, diteguhkanlah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu.

1Ch 17:24 Maka nama-Mu akan menjadi teguh dan besar untuk selama-lamanya, sehingga orang berkata: TUHAN semesta alam, Allah Israel adalah Allah bagi orang Israel; maka keluarga hamba-Mu Daud akan tetap kokoh di hadapan-Mu.

1Ch 17:25 Sebab Engkau, ya Allahku, telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, bahwa Engkau akan membangun keturunan baginya. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke hadapan-Mu.

1Ch 17:26 Oleh sebab itu, ya TUHAN, Engkaulah Allah dan telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu.

1Ch 17:27 Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya."


Tafsiran Wycliffe


16. Duduklah ia (Daud) ... di hadapan Tuhan. Di dalam kemah tempat ibadah yang telah didirikan olehnya untuk Tabut Perjanjian (16:1).

17. Tentang keluarga hamba-Mu ini. Nas asli tidak jelas artinya, namun ayat ini mencerminkan keterpesonaan Daud atas pengangkatan dirinya, dari awal yang demikian rendah (ay. 7 Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.).

22. Menjadi umat-Mu ... dan Engkau ... menjadi Allah mereka. Ini adalah janji inti dari perjanjian Allah yang mendamaikan (bdg. 16:14, 15) sejak Kejadian (17:7) hingga Wahyu (21:3).

Nubuat Natan (17:1-27).

Pasal 17 (yang menceritakan hal yang sama dengan II Sam. 7) merupakan puncak Kitab I Tawarikh ini dengan menjelaskan makna abadi dari Daud dan kariernya.

Bertanggal sekitar tahun 995 sM, sesudah berbagai peperangan yang dikisahkan dalam pasal 18 berakhir (lih. 17:8; bdg. II Sam. 7:1), peristiwa ini berawal dengan keinginan Daud untuk mendirikan sebuah Bait Suci yang permanen bagi Tabut Perjanjian.

Namun, sekalipun Allah melarang Daud untuk mendirikan rumah-Nya itu (ay. 1-6), Allah berjanji untuk membangun keturunan Daud (ay. 7-15).

Sebagaimana Allah telah memakmurkan kehidupan Daud secara pribadi, demikian pula Dia akan memakmurkan kerajaannya.

Pada masa depan yang dekat, keturunan Daud (Salomo) akan mendirikan Bait Allah (ay. 11, 12).

Pada masa depan yang lebih jauh lagi, keturunan Daud (Yesus Kristus) akan memadukan di dalam diri-Nya keadaan sebagai anak manusia dan Anak Allah (ay. 13) yang pada suatu saat kelak akan mendirikan Kerajaan Allah di atas bumi ini untuk selama-lamanya (ay. 14).

Daud kemudian terlarut dalam puji-pujian kepada Allah atas kasih karunia-Nya yang menakjubkan (ay. 16-27).

Kenaikan Daud Menjadi Raja (11:1-20:8).

Sesudah kematian Saul pada tahun 1010 sM, maka Daud ditahbiskan sebagai raja atas suku Yehuda di Hebron (II Sam. 2:4).

Tetapi permintaannya untuk menjadi raja atas seluruh Israel (II Sam. 2:5, 6) ditolak sebab putra Saul, Isyboset telah dinobatkan menjadi raja atas suku-suku utara dan timur (II Sam. 2:8, 9).

Akan tetapi, penulis Tawarikh mengabaikan tujuh setengah tahun yang tidak menyenangkan ini (II Sam. 5:5) yang merupakan masa suksesi yang penuh perselisihan, perang saudara serta penindasan oleh orang Filistin (bdg. II Sam. 3:4), dan ia langsung melangkah kepada rangkaian peristiwa mengenai penobatan Daud sebagai raja atas seluruh Israel (dari tahun 1003 sM hingga tahun 995 sM).

I Tawarikh 11:1-20:3 dengan demikian sama dengan II Samuel 5-10 dan memperjelasnya (dengan menghilangkan II Samuel 9 yang mengisahkan kebaikan hati Daud terhadap Mefiboset).

Bagian ini melukiskan keberhasilan Daud menduduki Yerusalem, yang akan menjadi "kota Daud", yaitu ibu kota pemerintahan politiknya, bersama dengan para pendukungnya yang dari kalangan militer (ps. 11-12).

Dikisahkan pula keberhasilannya untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang Filistin (ps. 14) serta tindakannya memusatkan ibadah dengan menempatkan Tabut Perjanjian di Yerusalem sehingga Yerusalem juga menjadi pusat ibadah bangsa Israel (ps. 13; 15; 16).

Juga dicatat tentang serangkaian kemenangan pasukan Daud di segala penjuru (ps. 18-20).

Puncak semuanya terletak di dalam nubuat Allah yang disampaikan melalui nabi Natan (ps. 17). "Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan ... Aku akan menundukkan segala musuhmu" (17:8, 10).

Karena pesan yang membawa harapan tersebut tidak hanya untuk Daud pribadi tetapi juga untuk "umat-Ku Israel ... dalam masa yang masih jauh" (17:9, 17); untuk masyarakat yang dalam pergumulan pada zaman Ezra; untuk jemaat Anak Daud yang lebih besar itu yang mengenai Dia, Allah mengatakan, "Ia akan menjadi anak-Ku" (17:13); dan untuk kerajaan Mesias yang masih akan diwujudkan, yaitu Mesias yang takhtaNya akan kokoh untuk selama-lamanya (17:14).

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel