1 Tawarikh: Perang Melawan Bani Amon Berakhir

Berikut ini kisah peperangan orang Israel melawan orang Amon pada zaman raja Daud dengan panglima Yoab.

Klik:

1 Chronicles 20:1-3


1Ch 20:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Yoab membawa keluar bala tentaranya, lalu ia memusnahkan negeri bani Amon, kemudian ia maju dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Yoab memukul kalah Raba dan meruntuhkannya.

1Ch 20:2 Sesudah itu Daud mengambil mahkota dari kepala raja mereka, beratnya ternyata setalenta emas, bertatahkan sebuah batu permata yang mahal dan itu dikenakan pada kepala Daud. Juga diangkutnya banyak sekali jarahan dari kota itu.

1Ch 20:3 Penduduk kota itu diangkutnya dan dipaksanya bekerja dengan gergaji, penggerek besi dan kapak. Demikianlah juga diperlakukan Daud segala kota bani Amon. Sesudah itu pulanglah Daud dengan seluruh tentara ke Yerusalem.


Tafsiran Wycliffe


20:1. Waktu raja-raja biasanya maju berperang. Musim semi tahun berikutnya, sesudah musim hujan.

Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Pada saat inilah terjadi perzinahan yang memalukan antara Daud dan Batsyeba serta pembunuhan suaminya yang perkasa, Uria (II Sam. 11:2-27), yang hanya diungkapkan secara tersirat oleh penulis Tawarikh ini.

2. Daud mengambil mahkota. Setelah mencapai Raba untuk menerima penyerahannya yang terakhir (II Sam. 12:27-29).

Raja mereka. Untuk kata Ibrani malkam, bandingkan dengan "Malkham" (Zef. 1:5) dan "Milkhom" (I Raj. 11:5, 33), nama dari dewa-dewa utama bangsa Amon.

Beratnya ternyata setalenta emas (lih. taf. 19:6). Mahkota yang seberat ini tidak mungkin sering dipakai.

Bertatahkan sebuah batu permata yang mahal. Lebih tepat daripada batu-batu permata (jamak) seperti dalam AV. 3.

Dipaksanya bekerja dengan gergaji. Bahasa Ibraninya, way-ya sar. Hendaknya kata ini disesuaikan dengan bentuk yang lebih mirip dengan aslinya, way-ya sem. Daud mungkin kejam, tetapi ia bukan tidak berbelas kasihan.

Kemenangan-kemenangan atas Amon (19:1-20:3).

Pada sekitar tahun 995 sM, Daud menggumuli persoalan internasional pentingnya yang terakhir dalam dua pertempuran melawan orang Amon, sebuah bangsa yang berkerabat dengan Israel dan menduduki wilayah yang bertetangga langsung di sisi timur Trans-Yordan.

Penulis Tawarikh mencatat contoh khusus pemeliharaan Allah atas umat milik-Nya ini (19:13), yang mencakup:
(1) sebab-sebab terjadinya pertempuran (19:1-5);
(2) kemenangan Yoab terhadap pasukan ganda Moab dan sekutu mereka yakni para pedagang Aram (ay. 6-15);
(3) keberhasilan Daud untuk menumpas sebuah usaha pasukan Aram untuk melancarkan serangan balik (ay. 16-19); dan
(4) pertempuran kedua Yoab dengan hasil runtuhnya negeri Amon.

Kisah ini, terkecuali dosa Daud dengan Betsyeba, sama dengan yang dikisahkan di II Samuel 10-12.

Kenaikan Daud Menjadi Raja (11:1-20:8).

Sesudah kematian Saul pada tahun 1010 sM, maka Daud ditahbiskan sebagai raja atas suku Yehuda di Hebron (II Sam. 2:4).

Tetapi permintaannya untuk menjadi raja atas seluruh Israel (II Sam. 2:5, 6) ditolak sebab putra Saul, Isyboset telah dinobatkan menjadi raja atas suku-suku utara dan timur (II Sam. 2:8, 9).

Akan tetapi, penulis Tawarikh mengabaikan tujuh setengah tahun yang tidak menyenangkan ini (II Sam. 5:5) yang merupakan masa suksesi yang penuh perselisihan, perang saudara serta penindasan oleh orang Filistin (bdg. II Sam. 3:4), dan ia langsung melangkah kepada rangkaian peristiwa mengenai penobatan Daud sebagai raja atas seluruh Israel (dari tahun 1003 sM hingga tahun 995 sM).

I Tawarikh 11:1-20:3 dengan demikian sama dengan II Samuel 5-10 dan memperjelasnya (dengan menghilangkan II Samuel 9 yang mengisahkan kebaikan hati Daud terhadap Mefiboset).

Bagian ini melukiskan keberhasilan Daud menduduki Yerusalem, yang akan menjadi "kota Daud", yaitu ibu kota pemerintahan politiknya, bersama dengan para pendukungnya yang dari kalangan militer (ps. 11-12).

Dikisahkan pula keberhasilannya untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang Filistin (ps. 14) serta tindakannya memusatkan ibadah dengan menempatkan Tabut Perjanjian di Yerusalem sehingga Yerusalem juga menjadi pusat ibadah bangsa Israel (ps. 13; 15; 16).

Juga dicatat tentang serangkaian kemenangan pasukan Daud di segala penjuru (ps. 18-20).

Puncak semuanya terletak di dalam nubuat Allah yang disampaikan melalui nabi Natan (ps. 17). "Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan ... Aku akan menundukkan segala musuhmu" (17:8, 10).

Karena pesan yang membawa harapan tersebut tidak hanya untuk Daud pribadi tetapi juga untuk "umat-Ku Israel ... dalam masa yang masih jauh" (17:9, 17); untuk masyarakat yang dalam pergumulan pada zaman Ezra; untuk jemaat Anak Daud yang lebih besar itu yang mengenai Dia, Allah mengatakan, "Ia akan menjadi anak-Ku" (17:13); dan untuk kerajaan Mesias yang masih akan diwujudkan, yaitu Mesias yang takhtaNya akan kokoh untuk selama-lamanya (17:14).

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel