2 Tawarikh: Pelihat Yehu Menegor Raja Yosafat
Sabtu, Mei 26, 2018
Edit
Klik:
2 Chronicles 19:1-3
2Ch 19:1 Yosafat, raja Yehuda, pulang dengan selamat ke istananya di Yerusalem.
2Ch 19:2 Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja Yosafat: "Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau.
2Ch 19:3 Namun masih terdapat hal-hal yang baik padamu, karena engkau menghapuskan tiang-tiang berhala dari negeri ini dan mencari Allah dengan tekun."
Tafsiran Wycliffe
19:1. Yosafat ... pulang dengan selamat, sehingga menggenapi nubuat Nabi Mikha hingga rinciannya yang terakhir (lih. taf. 18:16).
2. Yehu bin Hanani telah mengutuk Dinasti Baesa dari Israel sekitar dua puluh lima tahun sebelumnya (I Raj. 16:1).
Sewajarnyakah engkau ... bersahabat dengan mereka yang membenci Tuhan? Hal ini tidak berarti, bahwa orang Kristen tidak boleh berbelas kasihan pada orang yang terhilang (Mat. 5:44), tetapi dia tidak boleh berkompromi di dalam sikapnya terhadap Allah (Mzm. 139:21, 22) atau menolong orang fasik melalui kerja sama (II Yoh. 10, 11; Rm. 16:17).
Karena hal itu Tuhan murka terhadap engkau. Murka Allah itu sudah terarah kepadanya (18:31) dan masih akan terarah kepadanya (20:1, 37; 22:10).
Tetapi, Yosafat merendahkan dirinya di hadapan nabi Tuhan tersebut (bdg. 12:6) hal mana tidak dilakukan oleh ayahnya, Asa (16:10).
3. Tiang-tiang berhala. Lihat tafsiran 14:3.
Yosafat (17:1-20:37).
Masa pemerintahannya membentang dari tahun 872* hingga tahun 848 sM (lih. taf. 17:7).
Bagaikan buah yang tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.
Sebagaimana Asa telah melakukan pembaharuan tahap yang pertama, Yosafat melanjutkannya dengan menyingkirkan penyembahan berhala, mengajarkan hukum Allah dan memperkuat kerajaannya pada tahun 866 sM (II Taw. 17); tetapi sebagaimana Asa mengadakan persekutuan yang tidak diperkenan Allah, demikian pula Yosafat mengikat perjanjian dengan Ahab dari Israel dan ikut terlibat dalam pertempuran yang nyaris membunuhnya di Ramot-Gilead pada tahun 853 sM (ps. 18).
Juga, sebagaimana nabi Azarya menasihati Asa dan membuatnya mengadakan pembaharuan yang kedua, demikian pula Yehu, putra Hanani, telah menuntun Yosafat mengadakan pembaharuan selanjutnya dalam bidang religius dan dalam pelaksanaan keadilan (ps. 19).
Akhirnya, sebagaimana Asa telah menghadapi serangkaian serbuan gerombolan dari barat daya, demikian pula Yosafat, dengan mengandalkan Allah, menghadapi dan berhasil mengalahkan sejumlah serangan dari timur (20:1-30).
Sebuah bagian akhir merangkum masa pemerintahan Yosafat dan melukiskan kegagalan persekutuan dagangnya dengan Israel (20:31-37).
Dari seluruh bagian ini, hanya pasal 18 dan 20:31-37 yang juga terdapat di I Raja-Raja (ps. 22).
Para Pemimpin Yehuda (12:1-36:16).
Sembilan belas laki-laki dan satu orang perempuan yang menduduki takhta Daud dari tahun 930 sM hingga 586 sM sangat beragam wataknya mulai dari yang kokoh dan baik hingga yang lemah dan jahat.
Nasib setiap bangsa sebagian besar ditentukan oleh kaliber kepemimpinannya, dan hal ini sangat nyata di dalam kehidupan bangsa Israel di mana tangan Allah sering kali ikut campur tangan secara lebih nyata daripada di tempat lainnya.
Penulis Tawarikh dengan demikian memberikan dorongan kepada manusia sezamannya untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan cara menunjukkan berdasarkan berbagai kelepasan Yehuda secara mukjizat oleh Allah pada masa lalu betapa "iman adalah kemenangan" yang dapat mengalahkan dunia (II Taw. 20:20).
Namun pada saat yang bersamaan, dan dari data sejarah yang sama pula, penulis Tawarikh mengingatkan mereka akan bahayanya berkompromi dengan dunia, bersikap acuh terhadap Hukum Taurat dan bertindak menyimpang dari Tuhan.
Sebab pola dasar dari sejarah Yehuda adalah kemerosotan religius.
Dosa demikian mengakar di dalam kehidupan mereka sehingga seorang Yosia sekalipun tidak mampu membalik arus: "Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan" (36;16).
Allah bisa menghukum umat yang telah dipilih-Nya!
Di dalam hal tertentu 12:1-36:16 sangat sama dengan I Raja-Raja 14:22; II Raja-Raja 24:20.
Akan tetapi, sebagian besar dari Kitab Raja-Raja dihilangkan, misalnya: kehidupan para nabi dan, tentu saja, juga seluruh sejarah kerajaan Israel di utara (bdg. Pendahuluan, Tujuan Penulisan).
Namun tentang Yehuda, penulis Tawarikh memberikan sejumlah teladan mengesankan tentang iman dan tentang kelepasan yang tidak ada paralelnya di dalam Kitab Raja-Raja.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.