2 Tawarikh: Yosafat Mengangkat Hakim-hakim
Sabtu, Mei 26, 2018
Edit
Klik:
2 Chronicles 19:4-11
2Ch 19:4 Yosafat diam di Yerusalem. Ia mengadakan kunjungan pula ke daerah-daerah, dari Bersyeba sampai ke pegunungan Efraim, sambil menyuruh rakyat berbalik kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.
2Ch 19:5 Ia mengangkat juga hakim-hakim di seluruh negeri, yakni di semua kota yang berkubu di Yehuda, di tiap-tiap kota.
2Ch 19:6 Berpesanlah ia kepada hakim-hakim itu: "Pertimbangkanlah apa yang kamu buat, karena bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum.
2Ch 19:7 Sebab itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah dengan seksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada TUHAN, Allah kita."
2Ch 19:8 Juga di Yerusalem Yosafat mengangkat beberapa orang dari antara orang Lewi, dari antara para imam dan dari antara para kepala puak Israel untuk memberi keputusan dalam hal hukum TUHAN dan dalam hal perselisihan. Mereka berkedudukan di Yerusalem.
2Ch 19:9 Ia memerintahkan mereka: "Kamu harus bertindak dengan takut akan TUHAN, dengan setia dan dengan tulus hati, demikian:
2Ch 19:10 Dalam setiap perkara, yang disampaikan kepada kamu oleh rekan-rekanmu yang tinggal di kota-kota, yakni perkara-perkara mengenai penumpahan darah atau mengenai hukum, perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan hendaklah kamu memperingatkan mereka, supaya mereka jangan bersalah terhadap TUHAN, sehingga murka-Nya menimpa kamu dan rekan-rekanmu. Hendaklah kamu berbuat demikian, dan kamu tidak akan bersalah.
2Ch 19:11 Dengan ini imam kepala Amarya diangkat sebagai ketuamu dalam segala perkara ketuhanan dan Zebaja bin Ismael, pemuka kaum Yehuda, dalam segala perkara kerajaan, sedang orang Lewi akan melayani kamu sebagai pengatur. Bertindaklah dengan tegas! Kiranya TUHAN menyertai orang yang tulus ikhlas."
Tafsiran Wycliffe
6. Kamu memutuskan hukum ... untuk Tuhan. Pemerintahan yang baik bersumber pada ketaatan kepada Tuhan (lih. taf. I Taw. 11:3).
7. Memihak ataupun menerima suap tidak ada pada Tuhan. Seorang abdi Allah tidak boleh memihak dan dia tidak boleh menerima suap.
8. Di pengadilan pusat di Yerusalem dia mengangkat beberapa ... orang Lewi ... untuk memberi keputusan dalam hal hukum; lihat tafsiran I Tawarikh 26:29.
10. Perkara-perkara mengenai penumpahan darah. Kasus-kasus yang melibatkan pertumpahan darah.
Memperingatkan mereka. Seorang hakim bertanggung jawab kepada Allah atas semua tindakan yang dilakukan olehnya dengan ancaman murka-Nya menimpa kamu (bdg. Yeh. 33:6).
11. Dalam segala perkara ketuhanan ... dalam segala perkara kerajaan. Di dalam Pentateukh, hukum-hukum religius dan sipil, seremonial dan moral tidak dapat dipisahkan.
Pembedaan yang pertama kali dibuat di sini (sekalipun berlandaskan pada Ul. 17:9, 12) menjadi makin jelas lagi di dalam pemikiran para nabi yang kemudian (Yes. 1:11-17; Am. 5:21-24).
Yosafat (17:1-20:37).
Masa pemerintahannya membentang dari tahun 872* hingga tahun 848 sM (lih. taf. 17:7).
Bagaikan buah yang tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.
Sebagaimana Asa telah melakukan pembaharuan tahap yang pertama, Yosafat melanjutkannya dengan menyingkirkan penyembahan berhala, mengajarkan hukum Allah dan memperkuat kerajaannya pada tahun 866 sM (II Taw. 17); tetapi sebagaimana Asa mengadakan persekutuan yang tidak diperkenan Allah, demikian pula Yosafat mengikat perjanjian dengan Ahab dari Israel dan ikut terlibat dalam pertempuran yang nyaris membunuhnya di Ramot-Gilead pada tahun 853 sM (ps. 18).
Juga, sebagaimana nabi Azarya menasihati Asa dan membuatnya mengadakan pembaharuan yang kedua, demikian pula Yehu, putra Hanani, telah menuntun Yosafat mengadakan pembaharuan selanjutnya dalam bidang religius dan dalam pelaksanaan keadilan (ps. 19).
Akhirnya, sebagaimana Asa telah menghadapi serangkaian serbuan gerombolan dari barat daya, demikian pula Yosafat, dengan mengandalkan Allah, menghadapi dan berhasil mengalahkan sejumlah serangan dari timur (20:1-30).
Sebuah bagian akhir merangkum masa pemerintahan Yosafat dan melukiskan kegagalan persekutuan dagangnya dengan Israel (20:31-37).
Dari seluruh bagian ini, hanya pasal 18 dan 20:31-37 yang juga terdapat di I Raja-Raja (ps. 22).
Para Pemimpin Yehuda (12:1-36:16).
Sembilan belas laki-laki dan satu orang perempuan yang menduduki takhta Daud dari tahun 930 sM hingga 586 sM sangat beragam wataknya mulai dari yang kokoh dan baik hingga yang lemah dan jahat.
Nasib setiap bangsa sebagian besar ditentukan oleh kaliber kepemimpinannya, dan hal ini sangat nyata di dalam kehidupan bangsa Israel di mana tangan Allah sering kali ikut campur tangan secara lebih nyata daripada di tempat lainnya.
Penulis Tawarikh dengan demikian memberikan dorongan kepada manusia sezamannya untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan cara menunjukkan berdasarkan berbagai kelepasan Yehuda secara mukjizat oleh Allah pada masa lalu betapa "iman adalah kemenangan" yang dapat mengalahkan dunia (II Taw. 20:20).
Namun pada saat yang bersamaan, dan dari data sejarah yang sama pula, penulis Tawarikh mengingatkan mereka akan bahayanya berkompromi dengan dunia, bersikap acuh terhadap Hukum Taurat dan bertindak menyimpang dari Tuhan.
Sebab pola dasar dari sejarah Yehuda adalah kemerosotan religius.
Dosa demikian mengakar di dalam kehidupan mereka sehingga seorang Yosia sekalipun tidak mampu membalik arus: "Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan" (36;16).
Allah bisa menghukum umat yang telah dipilih-Nya!
Di dalam hal tertentu 12:1-36:16 sangat sama dengan I Raja-Raja 14:22; II Raja-Raja 24:20.
Akan tetapi, sebagian besar dari Kitab Raja-Raja dihilangkan, misalnya: kehidupan para nabi dan, tentu saja, juga seluruh sejarah kerajaan Israel di utara (bdg. Pendahuluan, Tujuan Penulisan).
Namun tentang Yehuda, penulis Tawarikh memberikan sejumlah teladan mengesankan tentang iman dan tentang kelepasan yang tidak ada paralelnya di dalam Kitab Raja-Raja.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.