2 Tawarikh: Salomo Mendirikan Bait Suci
Sabtu, Mei 19, 2018
Edit
Klik:
2 Chronicles 3:1-14
2Ch 3:1 Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu.
2Ch 3:2 Ia mulai mendirikan rumah itu dalam bulan yang kedua, pada tahun keempat pemerintahannya.
2Ch 3:3 Inilah ukuran dasar yang dipakai Salomo untuk mendirikan rumah Allah: panjangnya enam puluh hasta, menurut ukuran hasta yang lama dan lebarnya dua puluh hasta.
2Ch 3:4 Balai di sebelah depan ruang besar rumah itu, panjangnya dua puluh hasta, menurut lebar rumah itu, dan tingginya seratus dua puluh hasta. Balai itu dilapisinya dari dalam dengan emas murni.
2Ch 3:5 Ruang besar dipapaninya dengan kayu sanobar. Kayu itu disaputnya dengan emas tua; kemudian dipasangnya pohon korma dan untaian rantai di atasnya.
2Ch 3:6 Ruang itu dilapisinya juga dengan batu permata yang mahal-mahal sebagai perhiasan, sedang emasnya emas Parwaim.
2Ch 3:7 Demikianlah ruang itu, balok-baloknya, ambang-ambangnya, dinding-dindingnya dan pintu-pintunya disaputnya dengan emas dan pada dinding-dindingnya diukirkannya kerub.
2Ch 3:8 Kemudian ia membuat ruang maha kudus; panjangnya dua puluh hasta, menurut lebar rumah itu, dan lebarnya dua puluh hasta juga. Lalu ia menyaputnya dengan emas tua seberat enam ratus talenta;
2Ch 3:9 berat paku-paku lima puluh syikal emas. Juga kamar-kamar atas disaputnya dengan emas.
2Ch 3:10 Ia membuat dua kerub berupa pahatan di ruang maha kudus dan melapisinya dengan emas.
2Ch 3:11 Sayap kerub-kerub itu seluruhnya dua puluh hasta panjangnya; sayap yang sebelah kerub yang satu lima hasta panjangnya dan menyentuh dinding ruang, sedang sayapnya yang sebelah lagi juga lima hasta panjangnya dan menyentuh sayap kerub yang lain.
2Ch 3:12 Begitu pula sayap kerub yang lain itu lima hasta panjangnya dan menyentuh dinding ruang, sedang sayapnya yang sebelah lagi juga lima hasta panjangnya dan bersentuhan dengan sayap kerub yang pertama.
2Ch 3:13 Jadi sayap kedua kerub itu membentang sepanjang dua puluh hasta, sedang kedua kerub itu berdiri di atas kakinya dan menghadap ruang besar.
2Ch 3:14 Kemudian ia membuat tabirnya dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan menggambarkan kerubim padanya.
Tafsiran Wycliffe
Pembangunan (3:1-4:22).
Bagi orang-orang yang hidup pada zaman Ezra, Bait Suci Salomo merupakan saksi tentang kemuliaan Israel yang telah berlalu, dan pada saat yang bersamaan merupakan gambaran bangunan ideal yang akan mereka jadikan pola untuk pembangunan kembali tempat ibadah mereka.
Akan tetapi, bagi semua orang dari segala zaman, seperti halnya Kemah Suci Musa yang diletakkan di dalam Bait Suci itu (I Raj. 8:4) dan yang dipakai sebagai pola pembangunannya, ciri-ciri utama Bait Suci Salomo memberikan gambaran tentang makna abadi sebagaimana telah diciptakan oleh Arsitek ilahi itu untuk memberitakan kebenaran-kebenaran Injil yang tidak pernah berubah.
II Tawarikh 3 (pada umumnya sama dengan I Raj. 6) melukiskan pembangunan Bait Allah tersebut secara keseluruhan, sedangkan pasal 4 yang pada umumnya sama dengan I Raja-Raja 7 melukiskan perabotan yang ada di dalamnya.
Yang belakangan ini, terkecuali mezbah ukupan dan Tabut Perjanjian yang maha kudus, menunjukkan perluasan yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan perabotan yang terdapat di dalam Kemah Suci Musa.
3:1. Gunung Moria. Puncak bukit yang di atasnya sekitar seribu seratus tahun sebelumnya Abraham dengan sukarela bersedia mengurbankan anaknya, Ishak (Kej. 22:2).
Di tempat pengirikan Ornan. Lihat I Tawarikh 21:18-22:1.
2. Dalam bulan yang kedua. Sekitar bulan April atau Mei, pada tahun keempat, yaitu mulai musim gugur tahun 967 sM hingga musim gugur tahun 966 sM.
Dengan demikian tahun yang dimaksudkan adalah 966 sM (bdg. Edwin R. Thiele, The Mysterious Numbers of Hebrew Kings, hlm. 30, 31).
3. Inilah ukuran dasar yang dipakai Salomo. Lebih tepat daripada inilah hal-hal yang diperintahkan kepada Salomo (AV).
Menurut ukuran hasta yang lama. Ukuran yang lama ini sekitar tiga inci lebih panjang daripada ukuran yang baru.
Panjangnya enam puluh hasta ... dan lebarnya dua puluh hasta dengan demikian berarti panjangnya sekitar seratus lima kaki dan lebarnya tiga puluh lima kaki, bukan sembilan puluh kaki kali tiga puluh kaki.
Ukuran itu dua kali ukuran permukaan Kemah Suci.
4. Tingginya seratus dua puluh hasta. Lorong timur dengan demikian berbentuk sebuah menara yang tinggi, dua ratus kaki lebih.
5. Ruang besar, atau pusat Bait Suci yang dibangun mirip dengan ruang luar dari Kemah Suci, yaitu ruangan Kudus. Bandingkan dengan ruang maha kudus (ay. 8).
Kayu sanobar. Bandingkan tafsiran 2:8. Kayu aras juga dipakai (I Raj. 6:9).
6. Emas Parwaim mungkin berasal dari sebuah tambang di wilayah Arab Tenggara. Ongkos untuk pelapisan seluruh Bait Suci tersebut sangat besar, lihat I Tawarikh 22:14; 29:4, 7.
7. Kerub adalah makhluk malaikat yang melambangkan kehadiran Allah, berdaulat dan transenden (taf. ay. 14; Kej. 3:24).
Secara umum, kerub itu tampil seperti manusia namun bersayap (Yeh. 1:5, 6).
Usaha (kritik) dari golongan 'liberal' untuk menghubungkan kerub dengan patung sfinx yang mitologis tidak memiliki dasar alkitabiah.
Pohon palm dan bunga juga diukirkan di atas kayu itu (I Raj. 6:29).
8. Emas tua seberat enam ratus talenta (lih. taf. I Taw. 19:6), berharga sekitar $ 22.000.000.
9. Paku-paku untuk menempelkan lempengan-lempengan emas pada tembok berbobot lima puluh syikal emas (lih. 1:17). Paku-paku tersebut harganya sekitar $ 640.
11. Sayap kerub-kerub itu seluruhnya dua puluh hasta panjangnya. Ini jangan dikelirukan dengan kerub-kerub pada Tabut Perjanjian, tetapi merupakan dua buah patung kayu narwastu berlapis emas yang besar (I Raj. 6:23) sehingga memenuhi "rumah maha kudus" (II Taw. 3:8) dan yang menaungi tabut perjanjian dari dua sisi.
14. Tabir (lih. Kel. 26:31-33) menutup Tempat Maha Kudus dengan kehadiran Allah yang menakjubkan dari pandangan manusia biasa.
Tabir itu dengan demikian secara simbolis menunjukkan, bahwa jalan menuju Allah belum terbuka (Ibr. 9:8) dan baru akan terbuka pada saat Kristus mengangkut semua bentuk perlambang dalam perjanjian yang lebih lama itu (Mat. 27:51).
Bait Suci Salomo (2:1-7:22).
Hasil warisan terbesar Salomo adalah kitab-kitab terilhamkan yang ditulis olehnya (Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, dan mungkin Ayub) dan Bait Allah yang megah itu.
Bagi kita sekarang, hal pertama jelas lebih bermakna daripada yang kedua.
Tetapi bagi Ezra yang hidup pada saat tulisan-tulisan yang diilhamkan Allah dalam kanon Perjanjian Lama berakhir (II Tim. 3:16; lih. Pendahuluan, Tanggal Penulisan), dan saat Bait Allah merupakan pusat untuk menghampiri Allah, maka hal kedua jelas menjadi perhatian utamanya, peristiwa yang baginya mengalahkan semua hal lain dalam karier Salomo.
Tentang Bait Suci, seperti halnya Kemah Suci yang mendahuluinya, merupakan lambang kehadiran Allah (yang telah menebus mereka) di tengah-tengah bangsa (7:1, 2; Kel. 29:45, 46).
Bait Suci merupakan jalan keselamatan bagi mereka, yang dengan berbagai persembahan kurbannya telah mengantisipasi [kedatangan] Anak Domba Allah yang akan "berkemah" di tengah-tengah kita untuk mengangkat dosa-dosa dunia (Yoh. 1:14, 29).
Bait Suci juga melambangkan pemuliaan yang menanti manusia di hadirat Allah di surga (Kel. 24:18; Ibr. 9:24).
Karena itu penulis Tawarikh memanfaatkan enam dari sembilan pasal, mengenai Salomo untuk membahas Bait Suci ini: persiapannya (ps. 2), pembangunannya (ps. 3, 4) dan penahbisannya (ps. 5-7).
Bagian ini merupakan penjelasan yang sama dengan I Raja-Raja 5;6; 7:13; 8:66.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.