2 Tawarikh: Yerusalem Dikepung Oleh Sanherib

Klik:

2 Chronicles 32:1-19


2Ch 32:1 Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda. Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya.

2Ch 32:2 Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang hendak memerangi Yerusalem,

2Ch 32:3 ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya untuk menutup segala mata air yang terdapat di luar kota dan mereka itu bersedia membantunya.

2Ch 32:4 Maka berkumpullah banyak orang. Mereka menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu. Kata mereka: "Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, kalau mereka datang?"

2Ch 32:5 Dengan sekuat tenaga Hizkia membangun kembali seluruh tembok yang telah terbongkar, mendirikan menara-menara di atasnya dan tembok yang lain di luarnya. Ia memperkuat juga Milo di kota Daud dan membuat lembing dan perisai dalam jumlah yang besar.

2Ch 32:6 Ia mengangkat panglima-panglima perang yang mengepalai rakyat, menyuruh mereka berkumpul kepadanya di halaman pintu gerbang kota dan menenangkan hati mereka dengan kata-kata:

2Ch 32:7 "Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia.

2Ch 32:8 Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita." Oleh kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaannya kembali.

2Ch 32:9 Sesudah itu Sanherib, raja Asyur, yang sedang mengepung Lakhis dengan seluruh kekuatan tentaranya, mengutus beberapa pegawai ke Yerusalem, kepada Hizkia, raja Yehuda, dan kepada semua orang Yehuda yang ada di Yerusalem, dengan pesan:

2Ch 32:10 "Beginilah titah Sanherib, raja Asyur: Apakah yang kamu harapkan, maka kamu tinggal saja di Yerusalem yang terkepung ini?

2Ch 32:11 Bukankah Hizkia memperdayakan kamu, supaya kamu mati kelaparan dan kehausan, dengan mengatakan: TUHAN, Allah kita, akan melepaskan kita dari tangan raja Asyur?

2Ch 32:12 Bukankah Hizkia ini yang menjauhkan segala bukit pengorbanan dan mezbah TUHAN itu, dan berkata kepada Yehuda dan Yerusalem: Hanya di depan satu mezbah kamu harus sujud menyembah dan membakar korban di atasnya?

2Ch 32:13 Tidakkah kamu ketahui apa yang aku dan nenek moyangku lakukan terhadap semua bangsa negeri-negeri lain? Apakah para allah bangsa-bangsa segala negeri itu pernah berhasil melepaskan negeri mereka dari tanganku?

2Ch 32:14 Siapa dari pada semua allah bangsa-bangsa yang sudah ditumpas nenek moyangku itu dapat melepaskan bangsanya dari tanganku? Masakan Allahmu dapat melepaskan kamu dari tanganku?

2Ch 32:15 Sekarang, janganlah Hizkia memperdayakan dan membujuk kamu seperti ini! Janganlah percaya kepadanya, karena tidak ada allah dari bangsa atau kerajaan manapun yang dapat melepaskan bangsanya dari tanganku dan dari tangan nenek moyangku, lebih-lebih lagi Allahmu itu takkan dapat melepaskan kamu dari tanganku!"

2Ch 32:16 Dan masih banyak lagi yang diucapkan pegawai-pegawai Sanherib itu menentang TUHAN Allah dan menentang Hizkia, hamba-Nya.

2Ch 32:17 Ia menulis juga surat yang penuh cela dan hujat terhadap TUHAN, Allah Israel, bunyinya: "Sebagaimana para allah bangsa-bangsa segala negeri lain tidak dapat melepaskan bangsanya dari tanganku, demikian pula Allah Hizkia takkan dapat melepaskan bangsa-Nya dari tanganku."

2Ch 32:18 Dan mereka berseru dengan suara nyaring dalam bahasa Yehuda kepada rakyat Yerusalem yang ada di atas tembok, untuk menakutkan dan mengejutkan mereka, supaya mereka dapat merebut kota itu.

2Ch 32:19 Mereka berbicara tentang Allah Yerusalem seperti tentang para allah bangsa-bangsa di dunia, adalah buatan tangan manusia.


Tafsiran Wycliffe


32:1. Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu. Pada tahun 715 sM, Asdod, dan sejumlah negara Palestina lainnya, memberontak melawan kekuasaan Asyur.

Mereka dihasut oleh Syabaka dari Dinasti Kedua Puluh Lima dari Mesir (Firaun So menurut II Raj. 17:4) dan Marduk-pal-Idina dari Babel (lih. taf. 32:25, 31).

Tetapi pada tahun 711 sM Asdod berhasil dikuasai kembali, Hizkia menyerahkan diri pada kehendak Allah sehingga menyerah kepada Asyur (Yes. 20) dan raja Sargon II dari Asyur menyebut dirinya "penakluk Yehuda, yang letaknya jauh" (bdg. Yes. 10:28-32; Mi. 1:9).

Peristiwa ini terjadi pada tahun keempat belas dari pemerintahan Hizkia yang dihitung balik dari masa penobatan putranya, Manasye pada tahun 696* sM.

Namun dengan wafatnya raja Sargon II pada tahun 705 sM, Hizkia membiarkan dirinya terseret ke dalam persekongkolan dengan Mesir (Yes. 30:1-5; 31:1-3).

Hizkia mengabaikan nasihat Yesaya dan menjadi pemimpin pemberontakan negara-negara di wilayah barat melawan Asyur, bahkan dia memenjarakan raja Ekron yang merupakan wilayah orang Filistin karena raja ini menolak bekerja sama (II Raj. 18:8).

Kemudian, pada tahun 701 sM, Sanherib, putra Sargon, menyerbu Yehuda.

Kedua serangan ini dikisahkan tanpa pembedaan dalam II Raja-Raja 18:13.

Bandingkan gambaran yang terdapat di 32:24-26 tentang penyakit Hizkia pada tahun 711 sM sesudah kisah yang terdapat di ayat 1-23, tentang serangan Sanherib pada tahun 701 sM.

Sanherib mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya. Usaha tersebut berhasil, terkecuali Yerusalem (II Raj. 18:13; Yes. 36:1).

4. Mereka menutup semua mata air. Mungkin yang dimaksudkan adalah Sungai Gihon (taf. ay. 30).

5. ... membangun kembali seluruh tembok yang telah terbongkar ... juga Milo (lih. taf. I Taw. 11:8).

Sekalipun demikian, usaha ini dikecam oleh Yesaya (Yes. 22:9, 10) sebab Hizkia tidak menaati Allah (Yes. 22:11) dengan lebih mengandalkan pertolongan dari Mesir (Yes. 30:7; 31:1-3; bdg. taf. 16:2-9; taf. 25:6) dan bukan mengandalkan Tuhan (Yes. 30:15, 16).

Sebagai akibatnya, Sanherib membual, bahwa ia "mengurung raja Yehuda bagaikan seekor burung di dalam kota Yerusalem."

Hizkia terpaksa menyerah dan membayar upeti yang besar kepada Sanherib termasuk juga emas yang telah dilapiskannya kepada Bait Allah pada awal masa pemerintahannya (lih. taf. 29:3; II Raj. 18:14-16).

Semua kenyataan ini diambil saja di dalam Kitab Tawarikh, namun dijelaskan secara terinci di dalam catatan-catatan resmi Sanherib yang juga menyebutkan, bahwa tentara Arab sewaan Hizkia meninggalkan dia serta raja Ekron yang dari Yerusalem dan menduduki kembali takhtanya.

Sanherib kemudian mengklaim, bahwa ia telah menawan dua ratus ribu orang lebih penduduk Yehuda, yang menjelaskan pesan penghiburan Yesaya sesudah itu kepada negeri yang sudah porak-poranda itu (Yes. 40:1) dan pesan pengharapan bagi penduduk yang tertawan (Yes. 43:6, 7).

9. Sesudah itu. Maksudnya, sesudah Hizkia menyerahkan upeti yang telah disetujui.

Catatan-catatan Sanherib yang resmi, dalam bahasa diplomasi yang dapat dipahami, tidak mengatakan apa-apa tentang rangkaian peristiwa yang terjadi sesudah penyerahan upeti ini.

Kenyataannya, orang Asyur yang curang itu kini membaharui tuntutannya terhadap Hizkia yang sudah tidak berdaya.

Ia mengepung Lakhis, yang terletak dua puluh lima mil di sebelah barat daya Yerusalem dan mengutus beberapa pegawai termasuk panglima tentaranya yang keras ke Yerusalem.

Tetapi kesombongan yang menyertai pesan tersebut (bdg. II Raj. 18:17-25) justru memberikan pembenaran terhadap harapan yang baru saja diungkapkan oleh Hizkia (32:7, 8; bdg. ay. 11).

12. Bukankah Hizkia ini yang menjauhkan segala bukit pengorbanan ... ? Sanherib berusaha untuk mengungkit ketidakpuasan umum terhadap pembaharuan yang telah diadakan oleh Hizkia (31:1).

14. Usaha Sanherib itu menjadi sangat nyata ketika dia menghujat Yehova sebagai tidak akan bisa menolong bangsa Israel sama seperti semua allah bangsa-bangsa yang sudah dikalahkan oleh Asyur (bdg. ay. 19; Yes. 10:15).

16. Masih banyak lagi yang diucapkan pegawai-pegawai Sanherib itu (ay. 18, 19) sebagaimana tercatat dalam II Raja-Raja 18:27-35.

17. Ia menulis juga surat, karena harus menarik kembali pasukannya untuk menghadapi pasukan Mesir di bawah pimpinan Tirhaka yang bergerak maju; Tirhaka adalah adik Syabaka yang kemudian juga menjadi Firaun (bdg. II Raj. 19:9-13).

Hizkia 29:1-32:33 (725*-696* sM).

Kesalehan dan kekuatan Hizkia berlawanan dengan kemurtadan ayahnya yang tunduk kepada situasi.

Jika Ahas telah mengubah Yerusalem menjadi tempat menyembah berhala dan kedursilaan yang menyertainya, maka Hizkia membersihkan Bait Tuhan dari segenap pencemaran (ps. 29), merayakan Paskah dengan khidmat (ps. 30) dan menjelajah secara luas untuk menyingkirkan bukit-bukit pengorbanan tempat penyembahan berhala dan menegakkan agama yang benar (ps. 32).

Kemudian dalam bidang politik, jika Ahas dengan wawasan yang dangkal menyerahkan diri kepada Asyur, maka Hizkia merencanakan dan berjuang demi kesejahteraan dan kemerdekaan sejati Yehuda, meskipun tidak selalu dengan bijaksana, namun dengan keberhasilan pada akhirnya (ps. 32).

Bagian yang mengisahkan hal yang sama, dalam II Raja-Raja hanya menyinggung secara singkat pembaharuan religius yang diadakan Hizkia (18:1-6), namun lebih lengkap melaporkan kegiatan-kegiatan politiknya (18:7-20:21) daripada yang terdapat dalam II Tawarikh pasal 32 ini.

Para Pemimpin Yehuda (12:1-36:16).

Sembilan belas laki-laki dan satu orang perempuan yang menduduki takhta Daud dari tahun 930 sM hingga 586 sM sangat beragam wataknya mulai dari yang kokoh dan baik hingga yang lemah dan jahat.

Nasib setiap bangsa sebagian besar ditentukan oleh kaliber kepemimpinannya, dan hal ini sangat nyata di dalam kehidupan bangsa Israel di mana tangan Allah sering kali ikut campur tangan secara lebih nyata daripada di tempat lainnya.

Penulis Tawarikh dengan demikian memberikan dorongan kepada manusia sezamannya untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan cara menunjukkan berdasarkan berbagai kelepasan Yehuda secara mukjizat oleh Allah pada masa lalu betapa "iman adalah kemenangan" yang dapat mengalahkan dunia (II Taw. 20:20).

Namun pada saat yang bersamaan, dan dari data sejarah yang sama pula, penulis Tawarikh mengingatkan mereka akan bahayanya berkompromi dengan dunia, bersikap acuh terhadap Hukum Taurat dan bertindak menyimpang dari Tuhan.

Sebab pola dasar dari sejarah Yehuda adalah kemerosotan religius.

Dosa demikian mengakar di dalam kehidupan mereka sehingga seorang Yosia sekalipun tidak mampu membalik arus: "Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan" (36;16).

Allah bisa menghukum umat yang telah dipilih-Nya!

Di dalam hal tertentu 12:1-36:16 sangat sama dengan I Raja-Raja 14:22; II Raja-Raja 24:20.

Akan tetapi, sebagian besar dari Kitab Raja-Raja dihilangkan, misalnya: kehidupan para nabi dan, tentu saja, juga seluruh sejarah kerajaan Israel di utara (bdg. Pendahuluan, Tujuan Penulisan).

Namun tentang Yehuda, penulis Tawarikh memberikan sejumlah teladan mengesankan tentang iman dan tentang kelepasan yang tidak ada paralelnya di dalam Kitab Raja-Raja.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel