2 Tawarikh: Raja Yosia -- Pembaharuan Yang Dilakukan Yosia

Klik:

2 Chronicles 34:1-7


2Ch 34:1 Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.

2Ch 34:2 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.

2Ch 34:3 Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan.

2Ch 34:4 Mezbah-mezbah para Baal dirobohkan di hadapannya; ia menghancurkan pedupaan-pedupaan yang ada di atasnya; ia meremukkan dan menghancurluluhkan tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan, dan menghamburkannya ke atas kuburan orang-orang yang mempersembahkan korban kepada berhala-berhala itu.

2Ch 34:5 Tulang-tulang para imam dibakarnya di atas mezbah-mezbah mereka. Demikianlah ia mentahirkan Yehuda dan Yerusalem.

2Ch 34:6 Juga di kota-kota Manasye, Efraim dan Simeon, sampai di kota-kota Naftali, yang di mana-mana telah menjadi reruntuhan,

2Ch 34:7 ia merobohkan segala mezbah dan tiang berhala, meremukkan segala patung pahatan serta menghancurluluhkannya, dan menghancurkan semua pedupaan di seluruh tanah Israel. Sesudah itu ia kembali ke Yerusalem.


Tafsiran Wycliffe


Yosia (639 *-608 sM; 34:1-35:27).

Yosia adalah raja saleh terakhir dari Yehuda, dan di dalam hal tertentu dia juga merupakan raja Yehuda yang terbesar (lih. taf. 34:2).

Karena pembaharuan yang diadakannya pada tahun 621 sM itulah yang mampu memulihkan komitmen Israel kepada Kitab Allah; dan kesetiaan kepada Firman Allah inilah yang memberikan secercah harapan bagi Yudaisme sepanjang masa pembuangan (bdg. Dan. 9:2), dalam pemulihannya yang sulit (Ezr. 7:10; Mal. 4:6), dan bahkan sepanjang beberapa abad hingga kedatangan Kristus (Mat. 5:17, 18).

Pasal 34, 35 menganalisis pembaharuan-pembaharuan yang diadakan Yosia pada awal pemerintahannya (34:17); pembaharuan besar yang diadakannya pada tahun kedelapan belas dari pemerintahannya yang diawali dengan perbaikan Bait Allah ketika mana kitab hukum Taurat ditemukan (34:8-33); perayaan Paskah yang diadakan secara khidmat oleh sang raja sesudah itu (35:1-19), dan kematiannya yang tragis (35:20-27).

Pokok yang pertama dan yang ketiga hanya diutarakan sekilas saja di II Raja-Raja 22:1-23:30, sedangkan pokok-pokok lainnya (lih. taf. 34:33) memperoleh pembahasan yang lebih luas.

2. Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan (lih. taf. 29:2), khususnya kesetiaan Yosia terhadap seluruh hukum Musa sehingga "sebelum dia ... dan sesudah dia tidak ada ... lagi yang seperti dia" (II Raj. 23:25).

3. Pada tahun kedelapan. Tahun yang dimaksud adalah tahun 631 sM, pada saat Yosia berumur 16 tahun.

Dan pada tahun kedua belas. Atau, tahun 627 sM. Tanggal yang kedua ini terjadi pada saat terjadi kekacauan yang ditimbulkan oleh bangkitnya suku-suku pengembara berkuda dari utara ke hampir seluruh Timur Dekat (628-626 sM).

Gerombolan orang Skit tersebut mengacau wilayah itu (Yer. 6:22-24; Zef. 1:12); dan walaupun mereka tidak pernah mengadakan kekacauan di luar daerah dataran pantai, di mana mereka akhirnya berhasil ditumpas oleh tentara Mesir, sesungguhnya gerombolan berkuda tersebut menguntungkan Yehuda dalam dua hal:

(1) kekacauan yang mereka timbulkan telah mempercepat pemanggilan nabi Yeremia (Yer. 1:2) dan nabi Zefanya (Zef. 1:1?) dan juga mempercepat kebangunan kembali yang diadakan oleh Yosia pada tahun 627 sM yang menjangkau jauh melewati bidang agama yang sempit saja (34:3-7); dan

(2) gerombolan berkuda tersebut menyingkirkan kekuasaan Asyur yang sudah menjajah Yehuda selama sekitar setengah abad (ay. 6; bdg. taf. 33:3).

4. Pedupaan-pedupaan. Lihat tafsiran 14:5; bandingkan ayat 7.

6. Simeon. Lihat tafsiran I Tawarikh 4:24-43. Sampai di kota-kota Naftali, di Galilea. Yosia dengan demikian telah berhasil merampas kembali sebagian besar provinsi yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Asyur (ay. 7, 9).

Para Pemimpin Yehuda (12:1-36:16).

Sembilan belas laki-laki dan satu orang perempuan yang menduduki takhta Daud dari tahun 930 sM hingga 586 sM sangat beragam wataknya mulai dari yang kokoh dan baik hingga yang lemah dan jahat.

Nasib setiap bangsa sebagian besar ditentukan oleh kaliber kepemimpinannya, dan hal ini sangat nyata di dalam kehidupan bangsa Israel di mana tangan Allah sering kali ikut campur tangan secara lebih nyata daripada di tempat lainnya.

Penulis Tawarikh dengan demikian memberikan dorongan kepada manusia sezamannya untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan cara menunjukkan berdasarkan berbagai kelepasan Yehuda secara mukjizat oleh Allah pada masa lalu betapa "iman adalah kemenangan" yang dapat mengalahkan dunia (II Taw. 20:20).

Namun pada saat yang bersamaan, dan dari data sejarah yang sama pula, penulis Tawarikh mengingatkan mereka akan bahayanya berkompromi dengan dunia, bersikap acuh terhadap Hukum Taurat dan bertindak menyimpang dari Tuhan.

Sebab pola dasar dari sejarah Yehuda adalah kemerosotan religius.

Dosa demikian mengakar di dalam kehidupan mereka sehingga seorang Yosia sekalipun tidak mampu membalik arus: "Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan" (36;16).

Allah bisa menghukum umat yang telah dipilih-Nya!

Di dalam hal tertentu 12:1-36:16 sangat sama dengan I Raja-Raja 14:22; II Raja-Raja 24:20.

Akan tetapi, sebagian besar dari Kitab Raja-Raja dihilangkan, misalnya: kehidupan para nabi dan, tentu saja, juga seluruh sejarah kerajaan Israel di utara (bdg. Pendahuluan, Tujuan Penulisan).

Namun tentang Yehuda, penulis Tawarikh memberikan sejumlah teladan mengesankan tentang iman dan tentang kelepasan yang tidak ada paralelnya di dalam Kitab Raja-Raja.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel