2 Tawarikh: Raja Yoyakhin
Senin, Juni 04, 2018
Edit
Klik:
2 Chronicles 36:9-10
2Ch 36:9 Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
2Ch 36:10 Pada pergantian tahun raja Nebukadnezar menyuruh membawa dia ke Babel beserta perkakas-perkakas yang indah-indah dari rumah TUHAN dan Zedekia, saudara ayah Yoyakhin, menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem.
Tafsiran Wycliffe
9. Yoyakhin berumur delapan tahun (bukan delapan belas tahun menurut manuskrip tertentu dan bukan seperti terjemahan baru LAI; bdg. II Raj. 24:8) dan tiga bulan sepuluh hari ... ia memerintah di Yerusalem dari Desember 598 sM hingga 16 Maret 597 sM menurut naskah Nebukadnezar yang baru (taf. ay. 7).
10. Nebukadnezar ... membawa dia ke Babel, 597 sM, bersama dengan tindakan, pembuangan kedua, yang mencakup Yehezkiel beserta 10.000 tawanan berupa orang-orang terkemuka dari masyarakat Yahudi (bdg. II Raj. 24:10-16).
Zedekia, saudara ayah Yoyakhin, menjadi raja (II Raj. 24:17).
Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia (608-586 sM; 36:1-16).
Berbeda dengan kesalehan dan kekuatan watak dari ayah mereka, para raja Yehuda yang terakhir ini, tiga orang putra dan satu orang cucu Yosia, menunjukkan suatu ketidakmampuan moral yang mengakibatkan sisa kerajaan Israel berakhir secara hina.
Pengusiran Yoahas dari kedudukannya sebagai raja menandai akhir dari pemerintahan Yehuda yang berdiri sendiri (36:1-4); rezim Yoyakim menyaksikan berdirinya kekuasaan Babel (ay. 5-8); putranya, Yoyakhin, menuai hasil pemberontakan ayahnya (ay. 9, 10), dan Zedekia secara sembrono melancarkan pemberontakan terakhir melalui ketidaksetiaannya kepada penguasanya, Nebukadnezar, yang dengan demikian menjadi alat Allah untuk memusnahkan bangsa yang tidak setia kepada-Nya (ay. 11-16).
Bagian ini merupakan kisah serupa dalam bentuk lebih ringkas dari II Raja-Raja 23:31-24:20.
Para Pemimpin Yehuda (12:1-36:16).
Sembilan belas laki-laki dan satu orang perempuan yang menduduki takhta Daud dari tahun 930 sM hingga 586 sM sangat beragam wataknya mulai dari yang kokoh dan baik hingga yang lemah dan jahat.
Nasib setiap bangsa sebagian besar ditentukan oleh kaliber kepemimpinannya, dan hal ini sangat nyata di dalam kehidupan bangsa Israel di mana tangan Allah sering kali ikut campur tangan secara lebih nyata daripada di tempat lainnya.
Penulis Tawarikh dengan demikian memberikan dorongan kepada manusia sezamannya untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan cara menunjukkan berdasarkan berbagai kelepasan Yehuda secara mukjizat oleh Allah pada masa lalu betapa "iman adalah kemenangan" yang dapat mengalahkan dunia (II Taw. 20:20).
Namun pada saat yang bersamaan, dan dari data sejarah yang sama pula, penulis Tawarikh mengingatkan mereka akan bahayanya berkompromi dengan dunia, bersikap acuh terhadap Hukum Taurat dan bertindak menyimpang dari Tuhan.
Sebab pola dasar dari sejarah Yehuda adalah kemerosotan religius.
Dosa demikian mengakar di dalam kehidupan mereka sehingga seorang Yosia sekalipun tidak mampu membalik arus: "Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan" (36;16).
Allah bisa menghukum umat yang telah dipilih-Nya!
Di dalam hal tertentu 12:1-36:16 sangat sama dengan I Raja-Raja 14:22; II Raja-Raja 24:20.
Akan tetapi, sebagian besar dari Kitab Raja-Raja dihilangkan, misalnya: kehidupan para nabi dan, tentu saja, juga seluruh sejarah kerajaan Israel di utara (bdg. Pendahuluan, Tujuan Penulisan).
Namun tentang Yehuda, penulis Tawarikh memberikan sejumlah teladan mengesankan tentang iman dan tentang kelepasan yang tidak ada paralelnya di dalam Kitab Raja-Raja.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.