Esther 3: Muslihat Haman Untuk Memunahkan Orang Yahudi
Kamis, Juni 28, 2018
Edit
Klik:
Esther 3
Est 3:1 Sesudah peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda.
Est 3:2 Dan semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada Haman, sebab demikianlah diperintahkan raja tentang dia, tetapi Mordekhai tidak berlutut dan tidak sujud.
Est 3:3 Maka para pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berkata kepada Mordekhai: "Mengapa engkau melanggar perintah raja?"
Est 3:4 Setelah mereka menegor dia berhari-hari dengan tidak didengarkannya juga, maka hal itu diberitahukan merekalah kepada Haman untuk melihat, apakah sikap Mordekhai itu dapat tetap, sebab ia telah menceritakan kepada mereka, bahwa ia orang Yahudi.
Est 3:5 Ketika Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya, maka sangat panaslah hati Haman,
Est 3:6 tetapi ia menganggap dirinya terlalu hina untuk membunuh hanya Mordekhai saja, karena orang telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai itu. Jadi Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi, yakni bangsa Mordekhai itu, di seluruh kerajaan Ahasyweros.
Est 3:7 Dalam bulan pertama, yakni bulan Nisan, dalam tahun yang kedua belas zaman raja Ahasyweros, orang membuang pur--yakni undi--di depan Haman, hari demi hari dan bulan demi bulan sampai jatuh pada bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar.
Est 3:8 Maka sembah Haman kepada raja Ahasyweros: "Ada suatu bangsa yang hidup tercerai-berai dan terasing di antara bangsa-bangsa di dalam seluruh daerah kerajaan tuanku, dan hukum mereka berlainan dengan hukum segala bangsa, dan hukum raja tidak dilakukan mereka, sehingga tidak patut bagi raja membiarkan mereka leluasa.
Est 3:9 Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan surat titah untuk membinasakan mereka; maka hamba akan menimbang perak sepuluh ribu talenta dan menyerahkannya kepada tangan para pejabat yang bersangkutan, supaya mereka memasukkannya ke dalam perbendaharaan raja."
Est 3:10 Maka raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu,
Est 3:11 kemudian titah raja kepada Haman: "Perak itu terserah kepadamu, juga bangsa itu untuk kauperlakukan seperti yang kaupandang baik."
Est 3:12 Maka dalam bulan yang pertama pada hari yang ketiga belas dipanggillah para panitera raja, lalu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Haman, ditulislah surat kepada wakil-wakil raja, kepada setiap bupati yang menguasai daerah dan kepada setiap pembesar bangsa, yakni kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya; surat itu ditulis atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja.
Est 3:13 Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat ke segala daerah kerajaan, supaya dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan semua orang Yahudi dari pada yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, pada satu hari juga, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas--yakni bulan Adar--,dan supaya dirampas harta milik mereka.
Est 3:14 Salinan surat itu harus diundangkan di dalam tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, supaya mereka bersiap-siap untuk hari itu.
Est 3:15 Maka dengan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan. Sementara itu raja serta Haman duduk minum-minum, tetapi kota Susan menjadi gempar.
Tafsiran Wycliffe
Muslihat Haman Memusnahkan Orang Yahudi (3:1-15).
Mordekhai menolak untuk membungkuk kepada Haman yang oleh Ahasyweros telah diangkat menjadi orang kedua di dalam kerajaan; oleh karena itu Haman menjadi marah kepada Mordekhai dan bangsanya.
Melalui undi (Pur), tanggal pembantaian orang Yahudi telah ditentukan dan Haman menjanjikan untuk menyerahkan semua harta rampasan mereka kepada raja.
Haman menyebarkan surat ke seluruh penjuru negeri atas nama raja yang memberitakan hari pemusnahan orang Yahudi.
1-6. Menurut 3:7, rangkaian peristiwa dalam pasal ini terjadi pada tahun 474 sM, empat tahun lebih sesudah Ester menjadi ratu (bdg. 2:16).
Waktu itu, Haman orang Agag menjadi kesayangan raja dan di hadapannya semua lutut harus bertelut (bdg. Kej. 41:43).
Orang Yahudi biasa berlutut di hadapan raja mereka (II Sam. 14:4; 18:26; I Raj. 1:16).
Tetapi, bila orang Persia berlutut di hadapan raja mereka, mereka menyembah seperti kepada Tuhan. Orang Sparta menolak untuk berlutut di hadapan Ahasyweros karena alasan ini (Herodotus, 7.136).
Ia telah menceritakan kepada mereka, bahwa ia orang Yahudi (ay. 4). Karena kesetiaannya kepada Yehova merupakan dasar dari penolakannya untuk berlutut di hadapan Haman, Mordekhai akhirnya harus menyebutkan identitas kebangsaannya.
Pada saat itu pengakuan tersebut rasanya akan mendatangkan malapetaka bagi Mordekhai; namun Allah akhirnya mencurahkan berkat yang lebih besar melalui pengakuan itu sebab Dia tidak menyukai kesaksian diam-diam (bdg. 8:17).
Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi (ay. 6). Setelah mengetahui, bahwa penolakan Mordekhai untuk berlutut berlandaskan pada motif-motif religius, Haman sadar, bahwa hanya sebuah pemusnahan seluruh bangsa saja yang akhirnya bisa memecahkan masalah ini.
7. Pada awal bulan April tahun 474 sM, Haman meminta nasihat para ahli nujum dan juru ramal untuk menentukan hari pembantaian yang direncanakan tersebut (Pur merupakan istilah Persia kuno yang artinya undi).
Orang-orang kuno sangat mempercayai para ahli nujum dan juru ramal, namun mereka tidak pernah sadar, bahwa pada saat "undi dibuang di pangkuan" maka "keputusannya berasal dari Tuhan" (Ams. 16:33).
Kekuasaan Allah tampak sangat jelas dalam kasus ini, sebab pada saat mereka membuang undi, maka hasil undian jatuh pada tanggal tiga belas dari bulan kedua belas yang merupakan bulan terakhir, sehingga memberikan kesempatan untuk membongkar komplotan Haman dan pengeluaran ketetapan tandingan.
8-11. Haman menunjukkan kelicikannya yang hebat melalui usulnya kepada raja.
Sadar, bahwa Ahasyweros sangat mementingkan kesejahteraan dirinya sendiri, Haman memperoleh angin untuk memusnahkan orang Yahudi dengan meyakinkan sang raja, bahwa mereka menolak untuk menaati hukum-hukum yang dibuat raja, dan bahwa harta mereka akan sangat memperkaya perbendaharaan harta raja.
Keunikan dari hukum dan adat Israel senantiasa menyebabkan sakit hati orang-orang bukan Yahudi yang tidak beriman (Bil. 23:9; Kis. 16:20, 21).
Namun tidak dapat dikatakan, bahwa mereka menolak untuk menaati hukum-hukum negara di mana mereka tinggal terkecuali jika mereka harus menyembah sesama makhluk ciptaan (bdg. Dan. 3:12; 6:10).
Sekalipun demikian, Haman benar waktu berasumsi, bahwa orang Yahudi sangat kaya.
Banyak di antara orang Yahudi yang sanggup memberikan sumbangan besar kepada rekan-rekan sebangsa mereka yang kembali ke Palestina (Ezr. 1:4).
"Tiga puluh delapan nama Ibrani ... muncul di dalam 730 rekening berbentuk batu tulis kepunyaan Murashu dan putra-putranya, sebuah keluarga pemilik bank di Nipur (Babel) pada tahun 464-404 sM" (D. J. Wiseman, Illustrations From Biblical Archaeology, hlm. 76).
Perak ... sepuluh ribu talenta. Nilainya kira-kira $ 15,000,000 dalam perhitungan saat tafsiran ini dibuat. Herodotus (3.95) menyatakan, bahwa Darius I menerima sekitar 15.000 talenta per tahun sebagai upeti.
Raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman (ay. 10). Di zaman dahulu, cincin meterai sangat penting sebab nilainya sama dengan tanda tangan.
Dengan cincin ini Haman bisa mengirim surat atas nama raja (3:12).
Di kemudian hari, cincin ini diberikan kepada Mordekhai (8:2, 8).
Perak itu terserah kepadamu, juga bangsa itu untuk kauperlakukan seperti yang kaupandang baik (ay. 11). Mungkin untuk menghindari kelihatan serakah, Ahasyweros menyerahkan harta itu kepada Haman.
Sikap sang raja yang sama sekali tidak acuh terhadap nasib jutaan rakyatnya telah ditandingi pada zaman modern ini oleh Hitler, Stalin dan Krushchev.
12-15. Pada tanggal 13 bulan Nisan (17 April tahun 474 sM) para ahli kitab dipanggil untuk menyalin dan menerjemahkan ketetapan itu agar dapat disebarkan di seluruh negeri.
Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat (ay. 13). Herodotus menulis, "Tidak ada pengiriman pos yang secepat para utusan Persia ini. Seluruh proyek tersebut merupakan hasil penemuan orang Persia; dan itulah cara yang dipakai. Di sepanjang jalan terdapat pos-pos dengan petugas bersama kuda yang jumlahnya sama dengan jumlah hari yang diperlukan untuk mengirim sebuah surat, sehingga setiap hari ada satu orang dan kudanya; dan orang-orang ini tidak akan segan untuk memacu kudanya secepat mungkin menerobos salju atau hujan atau panas atau kelamnya malam. Penunggang pertama menyerahkan bawaannya, kepada pengantar kedua dan seterusnya hingga sampai di tempat tujuan, seperti dalam lomba obor yang dirayakan oleh orang Yunani untuk Hefaestus" (8.98).
Tanggal tiga belas bulan yang kedua belas. Tanggal ini pastilah 7 Maret tahun 473 sM, hampir setahun sesudahnya.
Supaya dirampas harta milik mereka. Semua pihak yang membantu akan memperoleh bagian dari harta rampasan, tetapi sebagian harus diserahkan kepada Haman.
Kota Susan menjadi gempar (ay. 15). Tidak diragukan lagi, bahwa orang Yahudi mempunyai banyak sahabat di ibu kota itu (bdg. 8:15) yang sangat terperanjat oleh contoh kelaliman yang tidak bertanggung jawab itu. Mungkin ketetapan itu disebarkan dengan demikian cepat agar orang Yahudi lari ketakutan sehingga meninggalkan harta mereka (Keil).
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.