Mazmur 63: Kerinduan Kepada Allah
Minggu, Agustus 05, 2018
Edit
Klik:
Psalms 63
Psa 63:1 Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. (63-2) Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
Psa 63:2 (63-3) Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
Psa 63:3 (63-4) Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
Psa 63:4 (63-5) Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
Psa 63:5 (63-6) Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
Psa 63:6 (63-7) Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, --
Psa 63:7 (63-8) sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
Psa 63:8 (63-9) Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
Psa 63:9 (63-10) Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah.
Psa 63:10 (63-11) Mereka akan diserahkan kepada kuasa pedang, mereka akan menjadi makanan anjing hutan.
Psa 63:11 (63-12) Tetapi raja akan bersukacita di dalam Allah; setiap orang, yang bersumpah demi Dia, akan bermegah, karena mulut orang-orang yang mengatakan dusta akan disumbat.
Tafsiran Wycliffe
Mazmur 63. Kerinduan akan Allah.
Seperti mazmur sebelumnya, ini merupakan nyanyian kepercayaan, yang didasarkan pada hubungan akrab dengan Allah.
Jelas, bahwa pemazmur berada di pengasingan, atau dibuang dari kampung halamannya.
Hasratnya yang kuat untuk ikut dalam ibadah bersama orang banyak, sebagian terpenuhi oleh persekutuannya dengan Allah melalui meditasi.
Nyanyian ini merupakan contoh yang sangat baik dari jenis ibadah pribadi, serta rohani yang paling agung di Israel.
2-5. Kerinduan kepada Allah.
Jiwaku haus kepada-Mu ... tubuhku rindu kepada-Mu. Setelah secara positif mengidentifikasi kehidupannya dengan Allah, pemazmur mengungkapkan hasratnya yang terdalam.
Seluruh keberadaannya merindukan persekutuan dengan Allah.
Tanpa persekutuan ini, hidupnya kering seperti tanah gersang tiada berair.
Kasih setia Allah lebih penting baginya daripada hidup itu sendiri, dan ini melahirkan puji-pujian seumur hidup.
6-9. Mengingat Kemurahan Allah Pada Masa Lalu.
Apabila aku ingat kepada-Mu. Sambil mengingat kembali pengalaman-pengalaman ibadahnya, dia menyamakan kepuasan jiwa saat meditasi malam dengan lemak dan sumsum dari binatang kurban.
Dalam keheningan selama tiga malam terjaga, dia memuji Tuhan, dan bersorak-sorai karena Allah berada dekat sebagai Penolongnya.
10-12. Mengharapkan Pembalasan.
Mereka akan diserahkan. Di sini, untuk kali yang pertama musuh-musuh pemazmur muncul.
Ini bukan doa berisi kutukan terhadap mereka, melainkan keyakinan teguh, bahwa pembalasan yang adil akan terjadi.
Pembicara yakin mereka akan mati oleh pedang, mayat mereka akan bergelimpangan tidak dikubur, dan menjadi makanan anjing hutan, dan mereka akan diserahkan kepada dunia orang mati.
JILID II. Mazmur 42-72.
Jilid kedua dari lima bagian Kitab Mazmur rupanya merupakan bagian dari koleksi yang lebih besar, yakni Mazmur 42-83, di mana Allah disebut dengan nama `Èlõhîm, bukan Yahweh, pada kebanyakan dari bagian tersebut.
Elohim digunakan sebanyak 164 kali, sedang Yahweh hanya 30 kali dalam Jilid II.
Dalam koleksi yang lebih besar itu, dapat ditemukan beberapa koleksi lebih kecil: satu berhubungan dengan kaum Lewi yang disebut Bani Korah; satu lagi dikaitkan dengan Daud; dan satu menyebut nama Asaf.
Di samping koleksi-koleksi ini, Jilid II juga mencakup satu mazmur tanpa nama pengarang, dan satu mazmur yang dikaitkan dengan Salomo.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.