Mazmur 101: Seorang Raja Bernazar
Sabtu, Agustus 18, 2018
Edit
Klik:
Psalms 101
Psa 101:1 Mazmur Daud. Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak bermazmur bagi-Mu, ya TUHAN.
Psa 101:2 Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku.
Psa 101:3 Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku.
Psa 101:4 Hati yang bengkok akan menjauh dari padaku, kejahatan aku tidak mau tahu.
Psa 101:5 Orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan. Orang yang sombong dan tinggi hati, aku tidak suka.
Psa 101:6 Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan di negeri, supaya mereka diam bersama-sama dengan aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku.
Psa 101:7 Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam di dalam rumahku, orang yang berbicara dusta tidak akan tegak di depan mataku.
Psa 101:8 Setiap pagi akan kubinasakan semua orang fasik di negeri; akan kulenyapkan dari kota TUHAN, semua orang yang melakukan kejahatan.
Tafsiran Wycliffe
Mazmur 101. Hukum Etika Rajani.
Ini paling tepat dikelompokkan sebagai Mazmur Rajani, karena mazmur ini merupakan deklarasi tentang prinsip-prinsip yang berdasarkannya seorang raja hendak memerintah.
Prinsip-prinsip, atau ketetapan hati ini dinyatakan dalam bentuk nazar kepada Allah, karena itu ditujukan kepada-Nya.
Kendatipun dalam teks mazmur ini tidak disebut mengenai seorang raja, keluhuran ekspresi tersebut pasti cocok dengan kepribadian dan karakter Daud.
Sebagai hal yang ideal untuk pangkat raja, itu mungkin sudah dipakai oleh banyak raja Israel, apa pun peristiwa yang melatarbelakangi penyusunannya.
1-4. Ketetapan Hati Secara Pribadi.
Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum. Prinsip-prinsip penuntun mengenai kasih setia dan hukum mendasari ketetapan hati ini.
Setelah menyatakan ketetapan hatinya untuk memilih jalan lurus atau kejujuran, si pembicara menyuarakan kerinduannya akan persekutuan yang lebih dekat dengan Allah.
Dia berketetapan hati menjauhi kefasikan dan kemurtadan.
Dia bukan hanya membenci perbuatan-perbuatan murtad, tetapi dia berjanji untuk tidak mau tahu, atau tidak mau terpikat pada pikiran jahat apa pun (ay. 4).
5-8. Berbagai Maksud Resmi.
Orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan. Sejalan dengan prinsip-prinsip penuntun tentang kasih setia dan hukum, si pembicara mengemukakan maksudnya mengenai yang manakah yang akan diperhatikannya, dan orang manakah yang akan dijauhinya, atau yang akan dibinasakannya.
Hanya orang-orang yang setia dan yang berjalan lurus akan mengenal kebaikannya.
Si pembicara akan membinasakan pengumpat, dan dia akan membinasakan orang-orang fasik, dia tidak akan menunjukkan kebaikannya kepada orang sombong dan tinggi hati, juga orang yang melakukan tipu daya.
Untuk itu dia akan membersihkan istananya, kota kerajaan - Yerusalem, dan seluruh negeri itu.
JILID IV. Mazmur 90-106.
Bagian pokok keempat dari Kitab Mazmur sebenarnya merupakan bagian dari sebuah koleksi yang lebih besar, mencakup Mazmur 90-150.
Pemutusan pada Mazmur 106 kelihatannya dibuat untuk memudahkan, sebab gagasan menonjol yang sama dilanjutkan dalam Mazmur 107.
Kendatipun mazmur-mazmur dalam Jilid I terutama bersifat pribadi dan mazmur-mazmur dalam Jilid II dan III pada umumnya untuk bangsa, bagian selebihnya dari Mazmur pada dasarnya bersifat liturgis, atau berhubungan dengan tata ibadah.
Penekanannya adalah pada ibadah umat Allah ketika mereka mempersembahkan pujian-pujian dan ucapan syukur, yang bentuknya cocok untuk ibadah di Bait Suci.
Nama perjanjian untuk Allah, yakni Yahweh, menonjol.
Nama itu muncul pada setiap mazmur dalam Jilid IV, dan tidak muncul hanya pada dua mazmur dalam Jilid V.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.