Mazmur 99: TUHAN, Raja Yang Kudus

Klik:

Psalms 99


Psa 99:1 TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang.

Psa 99:2 TUHAN itu maha besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa.

Psa 99:3 Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia!

Psa 99:4 Raja yang kuat, yang mencintai hukum, Engkaulah yang menegakkan kebenaran; hukum dan keadilan di antara keturunan Yakub, Engkaulah yang melakukannya.

Psa 99:5 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!

Psa 99:6 Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab mereka.

Psa 99:7 Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya dan ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.

Psa 99:8 TUHAN, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka, Engkau Allah yang mengampuni bagi mereka, tetapi yang membalas perbuatan-perbuatan mereka.

Psa 99:9 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!


Tafsiran Wycliffe


Mazmur 99. Kekudusan Allah.

Nyanyian pujian ini menekankan sifat agung Allah, yang dinyatakan oleh kekudusan-Nya.

Kendatipun nyanyian ini didasari oleh konsep kekuasaan Allah sebagai Raja, mazmur ini kurang berisi suasana eskatologis dibanding mazmur-mazmur sebelumnya.

Pengulangan pada ayat 3, 5 dan 9 secara menonjol mengekspresikan ajaran khas tentang kekudusan Allah.

1-3. Allah Kudus itu Berdaulat.

Tuhan itu Raja. Allah digambarkan bertakhta di atas tutup pendamaian di antara dua kerub, yaitu tempat manifestasi-Nya di bumi ini di dalam Bait Suci.

Dia juga digambarkan sebagai diam (bertakhta) di bumi, yaitu di atas Gunung Sion, sebuah konsep yang mengaitkan mazmur ini secara langsung dengan perayaan penobatan raja.

Manifestasi dari Yang Kekal itu membuat manusia dan alam semesta bergetar, tetapi melahirkan pujian bagi nama-Nya.

4, 5. Allah Yang Kudus itu Adil.

Hukum ... kebenaran ... keadilan. Allah bukan saja mempunyai kekuasaan tertinggi di dunia ini; Dia adil dalam menghakimi manusia.

Dia tidak menggunakan kekuasaan-Nya secara semena-mena, tetapi berdasarkan keadilan-Nya dan kebenaran-Nya.

Lagi-lagi, kebenaranNya diringkaskan melalui kata-kata yang diulang-ulang: Kuduslah Ia.

6-9. Allah Yang Kudus itu Setia.

Mereka berseru kepada Tuhan.... Ia menjawab. Musa, Harun dan Samuel disebut sebagai para juru syafaat penting pada masa lalu.

Dalam Perjanjian Lama, inilah satu-satunya tempat di mana Musa dikelompokkan sebagai imam, meskipun dia memang melaksanakan fungsi-fungsi keimaman tertentu dan mempunyai akses ke dalam Kemah Suci.

Kendatipun Allah menjawab doa-doa "para raksasa rohani" ini bagi Israel, Ia tetap menganggap perlu menghukum umat-Nya karena mereka terus-menerus berbuat jahat.

Seruan terakhir untuk meninggikan dan menyembah Tuhan timbul karena kesetiaan-Nya dan didasarkan pada kekudusan-Nya.

JILID IV. Mazmur 90-106.

Bagian pokok keempat dari Kitab Mazmur sebenarnya merupakan bagian dari sebuah koleksi yang lebih besar, mencakup Mazmur 90-150.

Pemutusan pada Mazmur 106 kelihatannya dibuat untuk memudahkan, sebab gagasan menonjol yang sama dilanjutkan dalam Mazmur 107.

Kendatipun mazmur-mazmur dalam Jilid I terutama bersifat pribadi dan mazmur-mazmur dalam Jilid II dan III pada umumnya untuk bangsa, bagian selebihnya dari Mazmur pada dasarnya bersifat liturgis, atau berhubungan dengan tata ibadah.

Penekanannya adalah pada ibadah umat Allah ketika mereka mempersembahkan pujian-pujian dan ucapan syukur, yang bentuknya cocok untuk ibadah di Bait Suci.

Nama perjanjian untuk Allah, yakni Yahweh, menonjol.

Nama itu muncul pada setiap mazmur dalam Jilid IV, dan tidak muncul hanya pada dua mazmur dalam Jilid V.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel