Isaiah 1:10-20: Bertobat Lebih Baik Dari Mempersembahkan Korban
Jumat, Oktober 05, 2018
Edit
Klik:
Isaiah 1:10-20
Isa 1:10 Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!
Isa 1:11 "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
Isa 1:12 Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
Isa 1:13 Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
Isa 1:14 Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.
Isa 1:15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.
Isa 1:16 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,
Isa 1:17 belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Isa 1:18 Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Isa 1:19 Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.
Isa 1:20 Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.
Tafsiran Wycliffe
10. Penduduk Yerusalem yang murtad, dan para pemimpin mereka yang korup (di bawah Ahas yang jahat) disapa di sini sebagai warga Sodom dan Gomora, karena mereka secara berdosa dan jahat telah berpaling dari penyataan khusus Allah - sebagaimana orang-orang Sodom berpaling dari penyataan umum - dan suara hati.
11-14. Ayat-ayat ini bukan berarti penolakan terhadap keabsahan kurban sembelihan (seperti pendapat beberapa pakar), sebab tafsiran seperti itu juga berarti penolakan terhadap doa (bdg. ay. 15).
Sebaliknya, ayat-ayat itu menjelaskan, bahwa bentuk-bentuk penyembahan yang benar dan tepat sekalipun akan merupakan penghinaan bagi Tuhan, jika dipersembahkan oleh penyembah-penyembah yang tidak bertobat, yang berusaha menyuap Tuhan, agar terhindar dari hukuman-Nya.
Allah tidak bisa menerima persembahan yang paling mewah dan paling mahal sekalipun, yang dibawa ke mezbah oleh orang yang tidak bertobat.
12. Jika penyembah itu tidak mempunyai maksud tulus akan meninggalkan jalan-jalannya yang jahat, maka kedatangannya menghadap Allah di Bait Suci sama artinya dengan menginjak-injak pelataran Bait Suci (seperti para penyerbu asing dengan kekerasan memaksa masuk), bukan dengan penuh hormat menapaki jalan yang kudus.
13. Persembahanmu yang tidak sungguh. Harfiahnya, kurban sajian yang tidak berharga, tidak berharga karena di balik itu ada motif duniawi.
Perayaanmu itu penuh kejahatan. Terjemahan ini berhubungan dengan kata-kata sebelumnya (sebab perayaan atau ăsãrâh umumnya diselenggarakan pada hari-hari raya).
14. Pertemuan-pertemuanmu yang tetap (mô`ădîm). Barangkali tiga hari raya utama Ibrani: Hari Raya Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi dalam bulan pertama, Hari Raya Pentakosta pada bulan ketiga, dan Hari Raya Pondok Daun pada bulan ketujuh.
Pada tiga peristiwa ini, setiap laki-laki di Israel harus muncul di hadapan Tuhan.
Tetapi, tidak satu pun perayaan-perayaan ini memiliki nilai rohani jika tidak didukung persembahan yang keluar dari hati yang benar-benar tulus dan taat.
15. Kamu menadahkan tanganmu (harf. telapak tangan). Ketika orang Ibrani berdoa memohon sesuatu, dia mengulurkan tangannya dengan telapak menghadap ke atas kepada Allah.
Betapa menjijikkan telapak-telapak ini jika ternoda oleh darah korban, yaitu orang tidak bersalah yang telah mereka tindas, atau mereka bunuh.
Kegagalan para penyembah untuk berpaling dari dosa, membuat mereka benar-benar najis di mata Allah.
AJAKAN UNTUK MEMILIH ANTARA PENGAMPUNAN DAN KEBINASAAN (1:16-20)
Dua hal yang harus dilakukan oleh orang-orang yang mau mendekati Allah untuk meminta pengampunan dan belas kasihan adalah: bertobat dari dosa (ay. 16), dan bertekad untuk hidup dengan cara-cara yang kudus (ay. 17).
16. Basuhlah, bukan berarti memperbaiki diri dengan usaha manusiawi semata, atau dengan hanya menggunakan kekuatan kemauan.
Sebaliknya, itu menunjukkan penerapan janji kemurahan Tuhan untuk menyucikan orang-orang yang datang kepada-Nya melalui jalan yang telah ditetapkan, yaitu dengan mempersembahkan kurban sembelihan.
Termasuk dalam cara yang ditetapkan ini ialah meninggalkan semua dosa - jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat - dengan membencinya dan sungguh-sungguh menyesal telah melakukannya.
Dari depan mata-Ku, menunjukkan betapa kurang ajar dan kejinya manusia yang menghadap Allah dalam keadaan tidak bertobat, sebab Allah dapat melihat semuanya, bahkan jauh ke dalam dasar hati orang yang bersalah.
17. Belajarlah berbuat baik. Artinya, belajarlah hidup dengan baik dan benar, sesuai dengan kehendak kudus Allah, dan terutama agar berlaku adil terhadap orang yang lemah dan tertindas.
Usahakanlah keadilan. Milikilah tujuan yang konsisten dan sungguh-sungguh untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan dalam situasi-situasi (mishpãt) yang konkret.
Perhatian utama orang beriman haruslah untuk menunjukkan keadilan dan kejujuran yang nyata, apalagi kepada orang-orang yang mudah menjadi korban dan tidak dapat membela diri.
Belalah hak anak-anak yatim. Kata keadilan dan belalah sama-sama berasal dari shãpat, "mengadili."
Perintah ini berarti: "Berikan keadilan dan kejujuran untuk membela perkara anak-anak yatim."
Perjuangkanlah perkara janda-janda, ekspresi ini menggunakan istilah hukum, rîb, artinya "membela atau memperjuangkan perkara seseorang."
Janda harus mendapatkan hak-hak hukumnya terhadap pihak penuntut yang kaya dan berpengaruh.
Karena perempuan pada zaman itu tidak mungkin bekerja di sektor industri, maka kehilangan suami berarti kehilangan pendapatan.
Kemudian dia terpaksa menggadaikan harta miliknya, dan kemudian dia jatuh ke tangan lintah darat yang kaya, yang tidak segan untuk menyita harta si janda, atau menjual anak-anaknya menjadi budak untuk membebaskan hutangnya.
18. Marilah, baiklah kita berperkara. Sebuah istilah lain dalam peradilan.
Tuhan sedang mengatakan: "Marilah kita saling menuntut sebagai penggugat dan tergugat di pengadilan."
Dalam perkara ini, para tergugat adalah orang-orang Israel yang dinyatakan bersalah, yang telah bertobat dan menunjukkan kemauan untuk hidup takut kepada Tuhan, sebagaimana diuraikan dalam 1:16,17.
Tidak peduli sekeji apa pun dosa-dosa mereka, dan walaupun mereka menanggung kesalahan karena menumpahkan darah (kirmizi dan warna kain kesumba yang disebut disini adalah warna yang tidak luntur dan tak terhapus), namun anugerah Allah mampu menyucikan mereka sama sekali dan mengembalikan mereka menjadi putih tak bernoda seperti salju.
19, 20. Nasib bangsa itu bergantung pada respons mereka terhadap tawaran anugerah pengampunan ini.
Jika mereka mau meninggalkan kejahatan mereka dan menagih janji-janji kemurahan Tuhan, dan jika mereka menurut (yakni, mempersembahkan diri mereka sebagai persembahan yang hidup untuk melakukan kehendak Allah, lalu menjadikan itu sebagai tujuan utama hidup mereka), maka Allah pasti mau menunjukkan kemurahan-Nya kepada mereka.
Dia pasti menunjukkan dan memeteraikan kemurahan-Nya dengan memberi mereka berkat-berkat lahiriah seperti keberhasilan dalam hal materi, dan melindungi mereka terhadap para musuh yang menyerang.
Tetapi, jika mereka tetap menolak anugerah-Nya, serta kukuh menentang kedaulatan-Nya atas kehidupan mereka, Dia pasti akan mengizinkan bangsa kafir menyerang mereka dan menimbulkan malapetaka di tengah-tengah mereka.
Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya. Pernyataan ini ditambahkan untuk menunjukkan kesungguhan secara khusus.
Karena berisi ucapan Tuhan sendiri, maka pemberitahuan nubuat itu pasti akan terjadi; kalau tidak, maka Allah bukan Allah lagi, dan firman-Nya tidak dapat dipercaya.
Dalam hal ini, penggenapannya terjadi dalam dua tahap: serbuan oleh bangsa Asyur pada tahun 701 SM, dan serbuan-serbuan oleh bangsa Kasdim pada periode 588-587 SM.
Bangsa Yahudi benar-benar dimakan oleh pedang.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.