Isaiah 1:2-9: Pengaduan Tentang Bangsa Yang Tidak Setia Itu
Kamis, Oktober 04, 2018
Edit
Klik:
Isaiah 1:2-9
Isa 1:2 Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku.
Isa 1:3 Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."
Isa 1:4 Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia.
Isa 1:5 Di mana kamu mau dipukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu.
Isa 1:6 Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.
Isa 1:7 Negerimu menjadi sunyi sepi, kota-kotamu habis terbakar; di depan matamu orang-orang asing memakan hasil dari tanahmu. Sunyi sepi negeri itu seolah-olah ditunggangbalikkan orang asing.
Isa 1:8 Puteri Sion tertinggal sendirian seperti pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun mentimun dan seperti kota yang terkepung.
Isa 1:9 Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora.
Tafsiran Wycliffe
2. Kata langit dan bumi menyiratkan, bahwa para penghuni langit yakni para malaikat dan para penghuni bumi yakni manusia akan berfungsi sebagai saksi hukuman Allah terhadap umat perjanjian-Nya.
TUHAN. Nama ini adalah nama perjanjian dari Allah, "Yehovah" (atau lebih tepat Yahweh).
Nama ini dipakai untuk menunjukkan hubungan perjanjian.
Memberontak. Istilah pertama dari lima istilah penting untuk dosa yang dipakai dalam pasal ini (bdg. ay. 4, 13).
Kata ini menunjukkan dosa utama manusia itu ketika memberontak menentang Allah, di mana dia berusaha menurunkan Allah dari takhta, tempat tertinggi, lalu menempatkan dirinya dan kehendaknya di tempat tertinggi.
3. Sikap tidak tahu berterima kasih dari "orang-orang percaya" ini merendahkan derajat mereka, sehingga lebih rendah daripada binatang yang tidak bernalar; karena binatang pun mengenal dan menghormati pemiliknya yang memberi makan dan memelihara mereka.
Palungan. Bak tempat makanan ternak (bukan tempat tidur bayi).
Tidak memahaminya. Kata kerja "memahami" yang lazim ini sering digunakan dalam bahasa Ibrani untuk arti memiliki atau mengenal suami, isteri, orangtua, atau anak dari seseorang.
Israel tidak mengetahui mengenai Allah; tetapi, ketidaktahuan ini bukan tanpa sengaja, melainkan sengaja dipilih oleh hati yang suka berontak dan keras kepala.
4. Yang berdosa. Bentuk participle dari kata kerja hãta', yang mula-mula berarti "menyimpang dari sasaran" (bdg. Ams. 8:6; Hak. 20:16); karenanya juga berarti menyimpang dari tujuan hidup yang benar, menyimpang dari jalan yang ditetapkan Allah.
Yang sarat. Seperti kereta dengan beban atau muatan yang berat.
Beban itu adalah kesalahan Israel - kesesatan atau penyimpangan (dari kata `ãwâ, "membelok atau memutar") dari standar kejujuran dan kewajiban.
Keturunan yang jahat-jahat. Mereka adalah keluarga rohani dari orang-orang yang melakukan dosa yang membahayakan dan merugikan (dari rã`a`, "membahayakan," "jahat").
Mereka adalah "anak-anak yang berlaku buruk," yaitu yang menghancurkan atau membusukkan (hishîth) apa yang diciptakan sehat atau yang diciptakan sempurna.
Karena mereka menentang kedaulatan Allah atas hati mereka, mereka meninggalkan atau membuang Dia sama sekali; dan mengenai kehidupan moral dan perilaku, mereka mengikuti kelompok musuh.
Meskipun mereka ke gereja dan menunjukkan penampilan saleh mereka secara lahiriah, tetapi, di mata Allah, mereka telah meninggalkan Dia dan mengikuti musuh (ay. 11-15).
Orang munafik yang pergi ke gereja merupakan alat yang paling berharga bagi Iblis.
Mereka telah menyulut kemarahan Yang Mahakudus, Allah Israel. Nama untuk Allah ini adalah gelar paling penting yang dipergunakan nabi Yesaya.
Dalam pasal 6, TUHAN (Yahweh) menyatakan diri dalam suatu pemandangan kemuliaan surgawi sebagai Yang Mahakudus (Qãdôsh), yakni Allah yang transenden, yang sama sekali berbeda dengan kelemahan dan keterbatasan ciptaan (kekudusan agung-Nya) dan sama sekali berbeda dengan keadaan berdosa dan najis manusia (kekudusan suci-Nya).
Tetapi, Yang Mahakudus ini telah mengakui keluarga Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai anak-anak perjanjian-Nya.
Dia telah memberikan diri-Nya bagi mereka dan mereka telah memberikan diri mereka bagi Dia melalui perjanjian yang dibuat secara nasional pada pihak mereka, dan diteguhkan oleh upacara di hadapan Gunung Sinai (Kel. 19:5-8).
Karena itu, Dia adalah Yang Mahakudus Allah Israel.
Setiap kemunculan gelar itu dalam Kitab Yesaya (dua belas kali dalam pasal 1-39, empat belas kali dalam 40-66), yang ditunjukkan adalah kasih-Nya yang kudus dan suci yang sedang bertindak untuk membela hak-hak perjanjian-Nya - baik dengan menghajar umat-Nya ketika mereka tidak taat, agar mereka bertobat dan kembali kepada Dia, maupun dengan membela dan menyelamatkan mereka dari musuh-musuh kafir mereka.
Oleh karena Dia adalah Yang Mahakudus, Allah Israel, tidak mungkin Dia berdiam diri saja ketika menyaksikan kemurtadan mereka yang menyedihkan (Mereka ... berpaling membelakangi Dia).
Sebaliknya, Dia harus menghukum mereka, dan membiarkan mereka mengalami penderitaan dan serangan musuh - seperti yang sudah mereka alami.
5, 6. Negeri Israel, dan lebih khusus lagi Kerajaan Yehuda di selatan digambarkan secara kiasan sebagai korban penindasan yang kejam, ditinggalkan dalam keadaan berdarah dan setengah mati di tepi jalan.
Cara kuno merawat luka infeksi ialah dengan memijitnya (jadi diterjemahkan, ... tidak dibalut) untuk mengeluarkan nanah, memberinya minyak zaitun agar mengering, kemudian membalutnya.
Tidak satu pun dari hal-hal ini dilakukan untuk Yehuda.
Seluruh hati lemah lesu (atau lebih baik, sakit). Yang tergambar di sini bukan hanya penderitaan lahiriah, tetapi juga jiwa yang sakit.
Penyakit di kepala dan di dalam hati ini (ay. 5) muncul dalam sikap keras kepala, suka melawan dan tidak taat yang ditunjukkan bangsa itu terhadap Allah.
7, 8. Bahasa kiasan dari ayat-ayat sebelumnya kini diartikan menjadi kenyataan-kenyataan suram, yang menggambarkan penghancuran Yehuda oleh bangsa Siria (dipimpin oleh raja Rezin), oleh bangsa Israel di Utara (dipimpin oleh raja Pekah), oleh bangsa Edom dan bangsa Filistin pada tahun 734-733 SM (bdg. II Taw. 28).
Yerusalem sendiri terancam oleh para penyerang ini dan mereka memutuskan hubungan sebagian besar kota ini dari wilayah sekelilingnya.
Tidak diragukan, ayat-ayat ini melihat ke depan secara nubuat, yaitu pada pengepungan yang jauh lebih serius atas Yerusalem oleh Asyur di bawah Sanherib pada tahun 701 SM (beberapa pakar mengaitkan seluruh pasal ini dengan periode yang belakangan tersebut).
Pondok atau tempat di pojok (sukkâ) di kebun anggur dan gubuk atau tempat bermalam (melûnâ) di kebun mentimun, dua-duanya merujuk pada bangunan sementara atau gubuk yang dibangun sebagai tempat untuk melindungi tuaian dari para pemburu gelap.
9. Sedikit orang yang terlepas, atau sekelompok pengungsi (śãrîd).
Yaitu, sisa-sisa orang percaya sejati, yang demi merekalah, Allah menyelamatkan seluruh persemakmuran dari kebinasaan total yang semestinya mereka terima. (Bdg. pemusnahan total Sodom dan Gomora (pada zaman Abraham) yang merupakan pusat kebejatan moral serta penyimpangan seksual; Kej. 18 dan 19).
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.