Song of Solomon 7:6-8:4: Kenikmatan Cinta

Klik:

Song of Solomon 7:6-8:4


Son 7:6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.

Son 7:7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya.

Son 7:8 Kataku: "Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.

Son 7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!

Son 7:10 Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.

Son 7:11 Mari, kekasihku, kita pergi ke padang, bermalam di antara bunga-bunga pacar!

Son 7:12 Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya, apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!

Son 7:13 Semerbak bau buah dudaim; dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat, yang telah lama dan yang baru saja dipetik. Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku!

Son 8:1 O, seandainya engkau saudaraku laki-laki, yang menyusu pada buah dada ibuku, akan kucium engkau bila kujumpai di luar, karena tak ada orang yang akan menghina aku!

Son 8:2 Akan kubimbing engkau dan kubawa ke rumah ibuku, supaya engkau mengajar aku. Akan kuberi kepadamu anggur yang harum untuk diminum, air buah delimaku.

Son 8:3 Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku.

Son 8:4 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya?


Tafsiran Wycliffe


RAJA MEMUJI KECANTIKAN MEMPELAI PEREMPUANNYA DAN CINTA GADIS ITU KEPADANYA (7:1-13).

Ayat 1-9 merupakan sebuah syair pujian yang memuji kesempurnaan tubuh mempelai perempuan.

Allah kita, yang menciptakan keindahan alam dengan keragamannya yang nyaris tak terbatas, juga menciptakan tubuh manusia sedemikian rupa sehingga merupakan buah karya tangan-Nya yang mengagumkan.

Keindahan tubuh dan hasrat suci suami isteri (mempelai laki-laki dan perempuan) secara timbal balik merupakan karunia-karunia Allah bagi manusia.

Penyimpangan terhadap karunia-karunia inilah yang buruk (bdg. Rm. 1:26, 27) dan karenanya harus dicela.

Bagian kedua dari Kidung 6:13 merupakan pengantar kepada gambaran mengenai mempelai perempuan yang diberikan di sini.

7:1. Betapa indah langkah-langkahmu. Di sini, raja yang sedang berbicara.

Barangkali kita bisa membayangkan mempelai perempuan itu sedang menari dalam suatu peristiwa, di mana kecantikannya tampak lebih menonjol.

2. Seperti frasa, berpagar bunga-bunga bakung, frasa, yang tak kekurangan anggur campur, berfungsi untuk melengkapi gambaran itu.

3. Lihat tentang 4:5.

4. Bagaikan menara gading. Leher mempelai perempuan tampak kuning dan halus bagaikan gading dan ramping bagaikan menara.

Telaga di Hesybon, menyiratkan mata yang jernih berkilau-kilauan. Hesybon adalah ibu kota kuno bangsa Amori (Bil. 21:25, 26; Ul. 2:24).

Batrabim adalah pintu gerbang Hesybon.

Menara di gunung Libanon, mungkin adalah menara jaga. Sang penulis pasti menganggap hidung mancung sebagai sangat indah.

5. Bukit Karmel ialah gunung, yang dari puncaknya orang bisa memandang Laut Tengah dan Tanah Palestina dengan kemegahannya.

Rambut ... merah lembayung. Keindahan rambut mempelai perempuan adalah sedemikian rupa sehingga memikat sang raja.

6. Di antara semua hal yang mungkin sangat diinginkan oleh orang, tak ada yang dapat dibandingkan dengan kecantikan mempelai perempuan ini.

7. Sosok tubuhmu seumpama pohon korma. Dia adalah laksana pohon korma yang megah.

Seumpama ... gugusan. Barangkali yang dimaksud adalah gugusan korma.

8. Mempelai laki-laki menyatakan hasratnya untuk memeluk mempelai perempuan yang dicintainya, serta sepenuhnya menikmati cinta dan kecantikannya.

9. Bagaikan anggur. Ini adalah jawaban mempelai perempuan, yang melanjutkan pernyataan simbolis yang dipakai oleh kekasihnya.

Meskipun sang kekasih sedang tidur, cinta mempelai perempuan terus mengalir kepadanya.

10. Mempelai perempuan menggemakan kata-kata dari Kejadian 3:16, "engkau akan berahi kepada suamimu."

11, 12. Mari, kekasihku, kita pergi ke padang. Mempelai perempuan mengajak kekasihnya ke satu tempat, di mana mereka dapat bebas memadu cinta.

13. Orang kuno percaya, bahwa buah dudaim dapat merangsang gairah seks (juga menyebabkan pembuahan; bdg. Kej. 30:14-16).

Karena itu, buah dudaim juga disebut "apel cinta."

Tanaman itu mengeluarkan bau yang kuat yang bagi orang Timur sungguh menyenangkan.

Buah-buah pilihan merupakan petunjuk tentang perhatian penuh kasih mempelai perempuan terhadap mempelai laki-laki.

8:1. Saudaraku laki-laki. Jelas, gadis Sulam ini tidak benar-benar menginginkan mempelai laki-laki menjadi saudara laki-lakinya; melainkan menginginkan hubungan yang dekat dan intim, hubungan yang hanya bisa dimiliki saudara laki-laki dan saudara perempuan.

Fakta bahwa derajatnya lebih rendah dari pada derajat Salomo mungkin menjadi latar belakang pernyataan ini (bdg. 1:5,6).

Seandainya, mempelai laki-laki adalah saudaranya, dia juga dapat bebas mencium sang laki-laki itu di depan umum tanpa menimbulkan celaan orang banyak.

2. Akan ... kubawa ke rumah ibuku. Di sini ditunjukkan hubungan akrab dalam lingkungan keluarga (bdg. 3:4).

3. Lihat tafsiran atas 2:6. Suatu klimaks lain dari kitab ini; mempelai perempuan berada dekat dengan kekasihnya.

4. Kecuali untuk mengapa kamu, ayat ini sama dengan 2:7 dan 3:5.

Cinta seharusnya tidak dibangkitkan sebelum waktunya, sebab jika hubungan cinta tidak dijaga secara sungguh-sungguh, bisa menimbulkan kesedihan besar, bukannya kegembiraan di hati manusia (bdg. 2:7; 3:5).

Cinta juga tidak perlu diusahakan untuk muncul, sebab cinta yang bermakna akan muncul sendiri pada waktunya.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel