Isaiah 17:12-14: Ucapan Ilahi Terhadap Asyur
Senin, Oktober 15, 2018
Edit
Klik:
Isaiah 17:12-14
Isa 17:12 Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut menderu! Gaduhnya suku-suku bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat!
Isa 17:13 Suku-suku bangsa gaduh seperti gaduhnya air yang besar; tetapi TUHAN menghardiknya, sehingga mereka lari jauh-jauh, terburu-buru seperti sekam di tempat penumbukan dihembus angin, dan seperti dedak ditiup puting beliung.
Isa 17:14 Menjelang waktu senja, sesungguhnya ada kedahsyatan! Sebelum hari pagi, mereka sudah tidak ada lagi! Itulah bagian orang-orang yang merampoki kita, dan itulah yang ditentukan bagi orang-orang yang merampasi kita.
Tafsiran Wycliffe
12-24. Gambaran yang jelas mengenai penyerbuan yang akan datang oleh bala tentara Asyur bersama banyak sekutu taklukannya di bawah pimpinan Sanherib (ahli waris dari para penakluk Damsyik dan Samaria).
Allah akan menghardik bangsa Asyur secara tak terduga, menurut nubuat tersebut, dalam satu malam dengan tulah dan kehancuran yang mengerikan.
Demikianlah Dia pada akhirnya akan menghadapi semua musuh-musuh-Nya dan bala tentara yang mereka kerahkan untuk menentang maksud-Nya.
Ucapan Ilahi: Kehancuran Damsyik dan Samaria (17:1-14).
Pasal ini sezaman dengan Yesaya 7, dan menubuatkan kehancuran koalisi utara di bawah pemerintahan Ahas.
Pada tahun 732 SM Tiglat-pileser harus meninggalkan Damsyik dalam timbunan reruntuhan; demikian juga kota-kota taklukannya, seperti Aroer dekat Rabbath-Ammon.
Kemuliaan Damsyik akan dilenyapkan bersama dengan kemuliaan Israel di Utara (yang telah menjadi kekuatan demikian hebat di bawah pimpinan Yerobeam II, 782-753 SM).
Hanya sejumlah kecil sekali yang tersisa dari sepuluh suku bangsa itu yang masih bertahan, seperti bulir-bulir gandum terakhir, atau buah zaitun yang tertinggal di pohon sesudah tuaian dikumpulkan.
7-11. Satu nubuat, bahwa orang-orang terakhir yang masih bertahan hidup sesudah peristiwa menyedihkan pada tahun 722 SM (ketika Samaria jatuh ke tangan Sargon dan orang-orangnya dideportasi ke Asyur) ini akan bertobat.
Mereka akan meninggalkan patung-patung berhala dan tiang-tiang berhala mereka (ay. 8; kata 'ashērîm, tiang-tiang berhala dari kayu atau batang-batang kayu yang menggambarkan pasangan perempuan allah yang disembah di "bukit pengurbanan," diterjemahkan secara keliru dalam AV menjadi groves, semak-semak belukar).
Mereka akan berpaling dengan iman kepada TUHAN, Yang Mahakudus, Allah Israel (ay. 7). (Bdg. catatan tentang perayaan Paskah Agung dalam II Taw. 30:1-22, di mana para penyembah, yaitu orang-orang Samaria yang masih tersisa, ikut mengambil bagian. Tetapi, barangkali perspektifnya di sini juga bersifat Eskatologis).
Kehancuran ini terjadi karena mereka telah meninggalkan Allah sejati, yang adalah satu-satunya kekuatan sejati mereka untuk melawan penaklukan oleh bangsa kafir.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.