Jeremiah 1:1-3: Judul

Klik:

Jeremiah 1:1-3


Jer 1:1 Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin.

Jer 1:2 Dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ketiga belas dari pemerintahannya datanglah firman TUHAN kepada Yeremia.

Jer 1:3 Firman itu datang juga dalam zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun yang kesebelas zaman Zedekia bin Yosia, raja Yehuda, hingga penduduk Yerusalem diangkut ke dalam pembuangan dalam bulan yang kelima.


Tafsiran Wycliffe


I.A. PANGGILAN BAGI SANG NABI (1:1-19).

Kendati bersikap diam, Yeremia ditugaskan untuk memberitakan pesan, bahwa Yehuda akan dihancurkan oleh musuh dari utara. Allah berjanji akan melindungi dia dari kemarahan sesama bangsanya.

1. Perkataan-perkataan. Dalam bahasa Ibrani, dibrê artinya bukan hanya perkataan-perkataan, tetapi "perbuatan-perbuatan," dan diterjemahkan demikian dalam 5:28.

Barangkali kedua arti tersebut berlaku di sini.

Kitab ini berisi sejarah sang nabi maupun pemberitaannya.

Imam. Orang bisa berstatus imam karena keturunan, tetapi seseorang menjadi nabi karena panggilan ilahi.

Anatot. Sebuah kota di wilayah Benyamin, yang dikhususkan sebagai tempat tinggal bagi para imam dan kaum Lewi (Yos. 21:18).

Kota itu terletak dua setengah mil timur laut Yerusalem dan kini dinamakan Anata.

2. Datanglah firman TUHAN. Pernyataan yang sering dipakai Yeremia untuk ilham nubuat.

Yosia adalah raja baik terakhir dari Yehuda yang menetapkan pembaharuan penting dalam agama bangsa itu.

Tahun yang ketiga belas pemerintahannya adalah 626 SM; dia masih memerintah delapan belas tahun lagi.

3. Yoyakim naik takhta tiga bulan sesudah Yosia meninggal.

Selama bulan-bulan itu, saudaranya, Yoahas, memerintah sampai Firaun Nekho membawanya ke Mesir (II Raj. 23:30-34; II Taw. 36:1-4; Yer. 22:10-12).

Yoyakim adalah seorang murtad, yang menghidupkan kembali pemujaan kafir yang telah dihapus oleh ayahnya, dan Yeremia tidak menceritakan kebaikan apapun dari raja ini.

Dia memerintah selama sebelas tahun (609-598 SM), dalam waktu mana Nebukadnezar menyerang Yerusalem dan memaksa Yoyakim membayar upeti kepadanya.

Belakangan Yoyakim memberontak.

Tidak diketahui bagaimana dia meninggal, tetapi nubuat Yeremia (22:19, tafsiran) kelihatannya menunjukkan, bahwa dia mati melalui kekerasan (II Raj. 23:36-24:7; II Taw. 36:5-8).

Zedekia adalah penguasa Yehuda terakhir.

Walaupun disebut raja, dia kelihatannya lebih cenderung menjadi wali (pengawas), bertindak mewakili Yoyakhin, keponakan laki-lakinya, yang setelah tiga bulan berkuasa, dibawa ke Babel oleh Nebukadnezar (II Raj. 24:8-16; 25:27-30; II Taw. 36:9, 10).

Pemerintahannya berlangsung sebelas tahun (597-587 SM) dan berakhir dengan penghancuran Yerusalem dan penawanan orang-orang Yahudi (II Raj. 24:18-25:7; II Taw. 36:11- 21).

Bulan yang kelima. Lihat tafsiran atas 52:12, 13. Bandingkan II Raja-Raja 25:8, 9.

Pendahuluan Kitab Yeremia


Masa Hidup Yeremia. Setelah wafatnya Salomo dan terpecahnya kerajaannya, sejarah Kerajaan Yehuda kelihatan mencatat empat kemerosotan keagamaan dan tiga kebangunan rohani.

Yosia (640-609 SM) adalah raja terakhir yang baik.

Selama pemerintahannya terjadi kebangunan rohani terkenal, karena penemuan gulungan kitab Hukum Taurat.

Ini merupakan kebangunan rohani terakhir.

Sesudah zaman ini, sejarah Yehuda mencatat kemerosotan politik, moral, serta keagamaan secara terus-menerus, dan mencapai puncaknya pada pembuangan ke Babel.

Periode terakhir kemerosotan ini merupakan masa pelayanan nabi Yeremia.

Ini adalah periode di mana kerajaan Babel baru itu muncul.

Pada pertengahan periode Kerajaan yang Terbagi Dua, Asyur menguasai kawasan "Bulan Sabit yang Subur."

Tetapi, sesudah ibu kota Niniwe jatuh di tahun 612 SM, Kerajaan Asyur terpecah, Babel menjadi pusat peradaban dunia.

Upaya sia-sia bangsa Mesir memanfaatkan kekuasaannya selama terjadi krisis pada kerajaan-kerajaan ini meninggalkan bekas pada kisah Alkitab.

Sebetulnya, menurut sumber-sumber Alkitab, ada dua kelompok di istana Yerusalem.

Kelompok pro-Mesir menganggap Mesir sedang bangkit sebagai kekuatan dunia, dan bangsa Yahudi hendaknya mengandalkan Mesir sebagai pertahanan terhadap serangan Babel.

Sementara kelompok pro-Babel melihat, bahwa Babel yang sedang naik bintangnya ini mempunyai kekuatan tak terkalahkan dan mereka mendesak agar tunduk kepada Babel sebagai harga untuk kelangsungan hidup bangsa Yahudi.

Nabi memperingatkan bangsanya untuk tidak mengandalkan Mesir maupun Babel, melainkan mengandalkan Allah.

Yeremia memulai pelayanannya dalam tahun ketiga belas pemerintahan Yosia (626 SM), lima tahun sesudah kebangunan rohani.

Pelayanannya berlanjut sampai tahun-tahun awal Pembuangan.

Dia meninggal di Mesir, barangkali beberapa tahun sesudah penghancuran Yerusalem pada tahun 587 SM.

Yosia terbunuh di Megido pada tahun 609 SM dalam usahanya yang gagal untuk menghentikan Firaun Nekho, yang sedang dalam perjalanan hendak mendukung Kerajaan Asyur yang hampir runtuh.

Yoahas, putra Yosia, menggantikan ayahnya di Yerusalem.

Nekho rupanya menganggap Yoahas pro-Babel, karena dia membawanya ke Mesir (setelah memerintah tiga bulan) dan mengangkat Yoyakim sebagai raja (609-598 SM).

Yoyakim adalah penguasa yang kuat dan sangat fasik. Dalam sejumlah kejadian, dia berusaha membungkam Yeremia.

Selama pemerintahannya, Yeremia mendiktekan kitab pertamanya, yang dimusnahkan oleh raja itu (Yer. 36).

Selama pemerintahannya juga, pecah pertempuran Karkemis (605 SM), di mana Mesir dipukul oleh putra mahkota Babel, Nebukadnezar, yang tidak lama kemudian menjadi raja Babel.

Lalu kerajaan Babel mulai menguasai dunia yang dikenal pada waktu itu.

Sesudah menang dalam pertempuran Karkemis, selanjutnya Nebukadnezar menaklukkan Palestina sehingga Yehuda masuk lingkup pengaruh Babel.

Beberapa orang Yahudi (di antaranya Daniel) dibawa ke Babel pada zaman itu.

Belakangan Yoyakim memberontak.

Kemudian Yehuda banyak mengalami kesengsaraan, mungkin termasuk serbuan Babel yang lain terhadap Yerusalem.

Yoyakim meninggal di tengah kerusuhan itu - barangkali menjadi korban kudeta di istana - setelah sebelas tahun dia memerintah.

Yoyakhin, putra Yoyakim, naik takhta menggantikan ayahnya.

Yeremia menyebut raja itu sebagai Konya dan Yekhonya (22:24, 28; 24:1; 27:20; 29:2).

Yoyakhin baru memerintah tiga bulan ketika bangsa Babel menyerang Yerusalem (ini merupakan usaha yang terlambat untuk memukul pemberontakan Yoyakim) dan membawa Yoyakhin ke Babel (597 SM) bersama pemuka-pemuka orang Yahudi dan banyak tenaga terampil.

Sesudah tiga puluh tujuh tahun dikurung di sana, Yoyakhin dilepaskan dari penjara di Babel.

Nebukadnezar mengangkat Zedekia, paman Yoyakhin, menggantikan Yoyakhin.

Selama sebelas tahun, dia mempertahankan jabatan yang sulit sebagai taklukan Nebukadnezar.

Zedekia seorang yang lemah, namun dia melindungi Yeremia dari usaha para bangsawan yang ingin membunuhnya dan dia menerima nasihat Yeremia, walaupun dia tidak pernah mampu untuk melaksanakannya.

Tak dapat disangkal, dia juga mengejar cita-cita untuk merdeka, sehingga harus memberontak.

Pada tahun kesembilan pemerintahan Zedekia, Nebukadnezar memulai pengepungan terakhir atas Yerusalem; dalam tahun kesebelas (587 SM) pemerintahan Zedekia, kota tersebut direbut dan dihancurkan.

Zedekia yang dibuat buta dibawa ke Babel bersama banyak orang sebangsanya.

Mengenai berbagai peristiwa di Yehuda setelah penghancuran Yerusalem, kita nyaris hanya bergantung pada Kitab Yeremia (ps. 40-45).

Yeremia dan banyak rakyat biasa, ditinggalkan di negeri itu di bawah pimpinan Gedalya, gubernur boneka untuk wilayah itu.

Sesudah kerusuhan sipil, di mana Gedalya terbunuh, orang-orang Yahudi tertentu - tidak diragukan mereka adalah sisa-sisa dari kelompok pro-Mesir - lari ke Mesir, dengan memaksa Yeremia untuk menyertai mereka ke sana.

Di Mesir sang nabi meninggal.

Kematian Yeremia mengakhiri sejarah kerajaan Ibrani.

Perintah Koresy untuk mengizinkan orang-orang buangan kembali ke Yehuda merupakan tanda awal dari zaman baru Persemakmuran Kedua.

Yeremia dan Pesannya. Imam Yeremia dipanggil untuk jabatan nabi pada suatu masa yang sangat tidak enak.

Kebangunan rohani Yosia sudah berakhir dan pengaruhnya hanya sebentar.

Kemerosotan jelas sedang terjadi.

Ketika nabi dipanggil untuk jabatan itu, ada isyarat, bahwa pesannya pasti tentang hukuman dan bukan tentang keselamatan.

Sepanjang pelayanan panjangnya yang lebih dari 40 tahun, khotbahnya mencerminkan tema hukuman ini.

Sejak awal, Allah telah bangkit dan mengutus hamba-hamba-Nya, yakni para nabi, tetapi Israel tidak mau mendengarkan.

Kini nasib yang diramalkan untuk bangsa murtad itu dalam Ulangan 28-30 tak dapat dihindarkan.

Babel akan menyerbu Yehuda, karenanya yang paling baik bagi bangsa itu ialah menyerah secara baik-baik, dengan demikian jiwa mereka selamat.

Pesan ini, yang berasal dari orang-orang yang hanya bersandar pada nasionalisme nekat yang mereka miliki, sama sekali ditolak, dan sang pembawa pesan ditolak bersama pesannya.

Yeremia dianggap sebagai pengkhianat dan tukang ikut campur; orang banyak, para bangsawan, raja-raja berusaha mencelakakan dia.

Kita memahami kepribadian Yeremia lebih jelas daripada kepribadian nabi lainnya.

Ini disebabkan oleh fakta, bahwa kitabnya penuh dengan bagian-bagian otobiografi - "pengakuan-pengakuan Yeremia."

Berbagai curahan suasana hati manusia ini merupakan sebagian dari pernyataan-pernyataan paling tajam, serta menyedihkan mengenai ketegangan orang yang mendapat perintah ilahi, yang bisa ditemukan di mana saja dalam Alkitab.

Curahan hati itu dicatat di bawah ini, yang menunjukkan kepada kita mengenai seorang Yeremia yang lelah, sensitif, takut dengan "muka-muka" orang, seorang yang akan kita anggap sangat tidak cocok untuk pelayanan yang ditugaskan kepadanya.

Bahwa dia dengan gigih memegang teguh tugas yang diberikan kepadanya selama bertahun-tahun di tengah-tengah penolakan dan penganiayaan, merupakan suatu penghormatan baik untuk semangat orang ini maupun untuk anugerah Allah, yang tanpanya kepribadian orang ini pasti sudah hancur.

Pengakuan-pengakuan Yeremia:
  • 10:23, 24
  • 11:18-12:6
  • 15:10-21
  • 17:9-11, 14-18
  • 8:18-23
  • 20:7-18

Susunan Kitab. Kitab Yeremia tidak disusun menurut urutan kronologis.

Tafsiran ini memberikan tanggal dari masing-masing bagian atau pasal, yakni waktu terjadinya peristiwa-peristiwa atau nubuat yang diberitahukan, apabila tanggal itu diketahui.

Kita tidak mengetahui mengapa kitab ini disusun demikian.

Semua garis besar Kitab Yeremia agak bersifat seenaknya.

Garis besar yang diberikan di bawah ini berusaha memperlihatkan kesatuan kitab tersebut.

Dalam keadaan pengetahuan kita sekarang ini, mustahil kita menjelaskan berbagai keadaan waktu penulisan kitab ini.

Banyak penafsir modern menganggap bagian-bagian tertentu bukan ditulis oleh Yeremia, melainkan oleh para penulis yang belakangan, yang sudut pandangnya jelas berbeda dengan sudut pandang sang nabi.

Sudut pandang tafsiran ini adalah bahwa ada alasan yang cukup untuk mengikuti sikap konservatif terhadap kepenulisan kitab ini, yaitu bahwa dalam keadaannya sekarang, kitab ini pada dasarnya adalah karya Yeremia dan asistennya, Barukh (bdg. Yer. 45:1).

Mungkin kitab ini telah mengalami beberapa kali penulisan, dan setiap edisinya memuat bahan tambahan.

Cerita dalam tulisan edisi pertamanya, pemusnahannya, dan penyusunan edisi kedua, dengan penambahan, diceritakan dalam pasal 36.

Tidak diragukan ada revisi-revisi secara berturut-turut.

Telah lama diketahui, bahwa terjemahan Kitab Yeremia dalam bahasa Yunani, sebagaimana muncul dalam Septuaginta yang dibuat di Mesir sebelum 132 SM, jauh lebih pendek daripada kitab bahasa Ibraninya, dari mana terjemahan bahasa Inggris dibuat.

Selanjutnya, Septuaginta menghilangkan banyak pengulangan yang ada pada salinan berbahasa Ibrani, dan sedikit menyusun ulang materinya.

Adalah mustahil sekarang untuk mencapai kesimpulan yang pasti tentang hubungan antara Septuaginta dengan teks Ibraninya, dan tafsiran ini yang didasarkan pada Alkitab bahasa Inggris, mengikuti Kitab Yeremia bahasa Ibrani.

Musuh dari Utara. Pada seluruh khotbahnya, Yeremia menyebut tentang musuh dari utara yang akan menghancurkan Yehuda dan menawannya.

Pasal 4 merupakan contoh dari nubuat-nubuat ini: Musuh itu akan menghancurkan seperti singa atau angin ribut, dan meninggalkan kerusakan di negeri itu, seperti kekacauan zaman purba.

Siapakah musuh yang menghancurkan ini?

Penggenapan nubuat itu menunjukkan, bahwa musuh dari utara tersebut adalah Babel.

Kendatipun posisi Babel pada garis lintang sama dengan Samaria, namun serangannya ke Palestina selalu datang dari utara, sebab padang gurun yang memisahkan keduanya tidak dapat dilewati.

Pendapat bahwa pada beberapa tempat dalam kitab ini bangsa Skit yang disebut sebagai musuh dari utara itu, tampaknya tidak akan terlalu banyak diikuti pada masa kini, sebagaimana yang pernah terjadi, dan bisa dengan aman ditolak.

Kadang-kadang, utara dipakai sebagai asal para penakluk Babel (50:3, 9, 41; 51:48).

Pemakaian seperti ini dari kata tersebut sulit dijelaskan.

Bangsa Persia sebagai pelaku utama yang menawan Babel, datang dari timur.

Utara di sini barangkali telah menjadi suatu ungkapan untuk menunjuk setiap sumber kesusahan, dan dipakai demikian karena sejak lama kesusahan-kesusahan Israel berasal dari arah itu.

Penjelasan selanjutnya bisa dilihat pada fakta, bahwa bangsa Media, yang terletak di utara, bergabung dengan Babel waktu merebut Niniwe. Lihat tafsiran atas Yeremia 50:11.

Surat-surat Lakhis. Lakhis, di kaki bukit Yudea, adalah satu dari rangkaian benteng yang dibuat untuk membela Yerusalem terhadap serangan dari Dataran Mediterania.

Itu merupakan satu dari kota-kota terakhir yang jatuh ke tangan bangsa Babel sebelum mereka akhirnya menguasai dan menghancurkan Yerusalem (Yer. 34:7, tafsiran).

Penemuan puing-puing reruntuhan Lakhis kuno telah memberikan penjelasan menarik mengenai hari-hari keributan terakhir dari sejarah Yehuda.

Ketika kota itu digali (tahun 1932 sampai 1938), ditemukan di dalam ruang jaga pada pintu gerbang luar dua puluh satu surat yang tertulis pada pecahan-pecahan tembikar.

Surat-surat itu ditulis dalam tulisan (aksara) Ibrani kuno, dengan tinta besi karbon, dan bertanggal sezaman dengan Yeremia, ketika Lakhis mengalami pengepungan terakhir.

Banyak dari surat-surat ini ditulis oleh seorang yang bernama Hosaya, seorang perwira militer di suatu pos terdepan dekat Lakhis, kepada Yaos, komandan di Lakhis.

Bahasanya mirip sekali dengan bahasa dalam Kitab Yeremia.

Hosaya selalu membela diri di hadapan atasannya.

Mungkin dia dicurigai telah menyeberang kepada bangsa Babel.

Pernah dia menggambarkan salah satu dari para pemuka itu dengan kata-kata yang nyaris mirip dengan yang digunakan oleh para pemuka tersebut terhadap Yeremia (Yer. 38:4).

Ada disebut tentang "sang nabi" yang pesannya adalah: "Berhati-hatilah."

Apakah ini menunjuk pada Yeremia? kita tidak mengetahui.

Menurut Kitab Yeremia, ada banyak nabi pada zaman yang penuh dengan kesusahan itu.

Surat lain menyebut, bahwa Hosaya tidak dapat melihat isyarat asap dari Aseka, walaupun dia masih melihat isyarat asap dari Lakhis.

Barangkali saat itu Aseka telah jatuh (bdg. Yer. 34:7).

Walaupun arti spesifik dari banyak keterangan mengenai surat-surat ini tidak bisa kita tangkap, surat-surat itu memberikan informasi yang jelas mengenai hari-hari penuh kegelisahan dan menakutkan menjelang jatuhnya kerajaan Yehuda.

(Mengenai terjemahan dari surat-menyurat ini, lihat Ancient Near Eastern Texts Relating to the Old Testament, penyunting, James B. Pritchard, edisi kedua).

Sastra dalam Kitab Yeremia. Para penafsir kitab ini bisa dibagi dua kelompok.

Para penafsir lama umumnya menganggap nubuat adalah ilham ilahi dan menjelaskan nubuat-nubuat atas dasar itu, tetapi mereka ketinggalan dalam hal latar belakang sejarah.

Mengenai hal-hal ini yang terbaik barangkali adalah tetap karya C. F. Keil, The Prophecies of Jeremiah, Edinburgh, 1883, terakhir dicetak ulang oleh penerbit Eerdmans, Keil and Delitzsch Commentaries Series.

Sebagian besar tafsiran yang lebih baru, yang menggunakan pendekatan alamiah, menganggap pesan nubuat itu berasal dari pikiran sang nabi, yang intuisi cemerlangnya merupakan bentuk ilham tertinggi.

Tafsiran-tafsiran tersebut biasanya memasukkan penemuan-penemuan arkeologis terbaru sehingga memberikan orientasi yang lebih baik bagi bahan historis yang banyak jumlahnya dalam kitab ini.

Artikel "Jeremiah" dalam The Interpreter's Bible (1956), dengan pengantar dan eksegese oleh James Philip Hyatt, memperlihatkan metode ini dengan paling bagus.

Bab berjudul "The Doom of the Nation" dalam Understanding the Old Testament, oleh Bernard W. Anderson, memberikan rangkuman yang bagus tentang isi kitab ini menurut latar belakang sejarahnya, disertai gambaran yang simpatik mengenai karakter Yeremia.

Edward J. Young dalam bukunya Introduction to the Old Testament menyusun materi kitab ini menurut urutan kronologisnya, dan memberikan suatu pembahasan tentang masalah kepenulisan dari sudut pandang Kristen konservatif.

Garis Besar Kitab Yeremia

I. Nubuat Melawan Teokrasi (1:1-25:38)
A. Panggilan bagi Sang Nabi (1:1-19)
B. Teguran dan Peringatan-peringatan, Sebagian Besar dari Zaman Yosia (2:1-20:18)
1. Israel Mengabaikan Allah (2:1-3:5)
2. Yehuda Diperingatkan melalui Hukuman atas Kerajaan Utara (3:6-6:30)
3. Praktik Agama yang Keliru di Yerusalem (7:1-10:25)
4. Israel Ditolak karena Melanggar Perjanjian Allah (11:1-13:27)
5. Doa Syafaat Nabi Tidak Dapat Mencegah Hukuman (14:1 -17:27)
6. Dua Khotbah Simbolis dan Pemenjaraan (18:1-20:18)
C. Nubuat-nubuat yang Belakangan (21:1 -25:38)
1. Soal Pengepungan (21:1-14)
2. Nasihat kepada Raja dan Rakyat (22:1-9)
3. Nasib Salum (22:10-12)
4. Nubuat Melawan Yoyakim (22:13-23)
5. Nubuat Melawan Yoyakhin [Konya] (22:24-30)
6. Mesias, sang Raja (23:1-18)
7. Menentang Nabi-nabi Palsu (23:9-40)
8. Penglihatan tentang Buah Ara (24:1-10)
9. Hukuman atas Yehuda dan Semua Bangsa (25:1-38)

II. Peristiwa-peristiwa dalam Kehidupan Yeremia (26:1-45:5)
A. Khotbah tentang Bait Suci dan Penahanan Yeremia (26:1-24)
B. Kuk Babel (27:1-29:32)
C. Kitab Penghiburan (30:1-33:26)
1. Hari Tuhan: Kengerian dan Kelepasan pada Saat Itu (30:1-24)
2. Pemulihan Bangsa Itu, dan Perjanjian yang Baru (31:1-40)
3. Yeremia Membeli Ladang di Anatot (32:1-44)
4. Janji-janji Lagi Tentang Pemulihan (33:1-26)
D. Beberapa Pengalaman Yeremia sebelum Yerusalem Jatuh (34:1-36:32)
1. Nubuat untuk Zedekia (34:1-7)
2. Pelanggaran Perjanjian tentang Budak-budak Ibrani (34:8-22)
3. Teladan dari Orang-orang Rekhab (35:1-19)
4. Nubuat-nubuat Yeremia didiktekan kepada Barukh (36:1-32)
E. Yeremia Selama Pengepungan dan Penghancuran Yerusalem (37:1-39:18)
1. Yeremia Dipenjarakan (37:1-21)
2. Yeremia Diselamatkan dari Perigi (38:1-28)
3. Jatuhnya Yerusalem (39:1-18)
F. Tahun-tahun Terakhir Yeremia (40:1-45:5)
1. Masa Gedalya Menjadi Gubernur dan Pembunuhannya (40:1-41:18)
2. Migrasi Para Pengungsi ke Mesir (42:1-43:7)
3. Yeremia di Mesir (43:8-44:30)
4. Nubuat Yeremia untuk Barukh (45:1-5)

III. Nubuat-nubuat Yeremia Tentang Bangsa-bangsa Lain (46:1-51:64)
A. Nubuat Melawan Mesir (46:1-28)
B. Nubuat Melawan Filistin (47:1-7)
C. Nubuat Melawan Moab (48:1-17)
D. Nubuat Melawan Bani Amon (49:1-6)
E. Nubuat Melawan Edom (49:7-22)
F. Nubuat Melawan Damsyik (49:23-27)
G. Nubuat Melawan Kedar dan Hazor (49:28-33)
H. Nubuat Melawan Elam (49:34-39)
I. Nubuat Melawan Babel (50:1-51:64)

IV. Apendiks: Jatuhnya Yerusalem dan Peristiwa-peristiwa yang Berkaitan (52:1-34)

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel