Yoel 1:1: Judul

Klik:

Joel / Yoel 1:1


Joe 1:1 Firman TUHAN yang datang kepada Yoel bin Petuel.

Tafsiran Wycliffe


1. Yoel berarti Yahweh (atau Yehovah) adalah Allah. Petuel berarti dibujuk Allah.

Di Timur, pemakaian nama ayah berfungsi sebagai tanda identifikasi. Ini sama dengan pemakaian nama kedua di Barat (bdg. Hos. 1:1. Zef. 1:1. Mi. 1:1).

Garis Besar Kitab Yoel


Ayat Judul: Penulis Nubuat. 1:1

I. Wabah belalang sebagai pertanda Hari Tuhan. 1:2-2:17.
A. Malapetaka tiga rangkap: belalang, kekeringan, dan kebakaran. 1:2-2:17
1. Serbuan belalang. 1:2-12
2. Himbauan untuk bertobat. 1:13, 14
3. Kengerian Hari Tuhan. 1:15-20

B. Bencana yang mengawali hari penghakiman. 2:1-17
1. Gambaran jelas tentang penghakiman mendatang. 2:1-11
2. Nasihat untuk bertobat. 2:12-17.

II. Penghindaran penghakiman dan pemberian berkat-berkat 2:18-3:21
A. Berkat-berkat pada masa depan yang dekat. 2:18-27

B. Pencurahan Roh ilahi. 2:28-32

C. Penghakiman atas bangsa-bangsa. 3:1-17
1. Pembalasan atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi. 3:1-3
2. Penghakiman atas Fenisia. 3:4-8
3. Penghakiman dunia. 3:9-17

D. Berkat yang mengikuti penghakiman. 3:18-21

Pendahuluan Kitab Yoel


Nama dan Sejarah Pribadi Penulis.

Penulis disebut 'Yoel anak Petuel' (1:1).

Dalam bahasa Ibrani, nama Yô'ēl (LXX; lõél, Vulg.) berarti: "Yahweh (atau Yehovah) adalah Allah". Jadi seperti nama Mikha, nama ini mungkin menunjukkan pengakuan iman pihak orang tua si anak.

Sejarah pribadi Yoel terbatas pada apa yang ditunjukkan dalam nubuatannya sendiri.

Meskipun ada tiga belas orang lain dalam Perjanjian Lama yang bernama Yoel, nabi ini tidak dapat diidentifikasikan dengan salah seorang di antara mereka.

Pesan yang ia sampaikan terutama berhubungan dengan Yerusalem dan Yehuda.

Berbagai acuannya pada negeri dan kota itu menunjukkan, bahwa ia adalah warga Palestina selatan dan mungkin penduduk Yerusalem (lih. "Sion" 2:1, 15, 32; 3:16, 17, 18, 20; "bani Sion" 2:23; "Yehuda" dan "Yerusalem" 2:32; 3:1, 16, 17, 18, 20; "orang-orang Yehuda" dan Yerusalem. 3:6, 8, 19).

Ia menunjukkan pengetahuannya yang cermat tentang Bait Suci, ibadah-ibadahnya dan petugas-petugasnya (mis. 1:9, 13, 14, 16; 2:14, 17).

Namun, kritikannya yang tajam terhadap imam-imam menunjukkan, bahwa ia bukan anggota golongan ini.

Waktu Penulisan.

Sampai saat ini belum ada kesatuan pendapat di antara para pakar tentang waktu penulisan Kitab Yoel.

Namun, dari pelbagai waktu yang diajukan, ada dua pendapat utama:

1. Waktu yang sudah lama lalu, selama pemerintahan Yoas di Yehuda, kira-kira 830 SM.

2. Pasca Pembuangan, kira-kira 400 SM, yaitu selama masa Persia.

Ada beberapa argumentasi logis untuk mendukung waktu yang lebih belakangan.

Salah satunya ialah karena tidak ada keterangan dalam ayat judul (1:1) mengenai raja yang sedang memerintah seperti pada kitab nabi-nabi lain dari masa pra-Pembuangan.

Juga, Kerajaan Utara (Samaria) tidak disebutkan, jadi jelas waktu itu kerajaan itu telah lama tidak ada.

Yoel memakai kata Israel untuk mengacu kepada Yehuda, yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun dari para nabi pra-Pembuangan.

Istilah ini hanya dipakai untuk kesepuluh suku di utara sebelum 722 SM (jatuhnya Samaria).

Imam-imam, bukan para pemuka atau raja, merupakan pemimpin-pemimpin dalam masyarakat pasca-Pembuangan.

Acuan dalam 3:6 pada orang Yunani menunjukkan suatu masa, ketika orang-orang Yahudi berhubungan dengan mereka.

Juga ayat-ayat 1, 2, 17 dari Yoel 3 menunjukkan, bahwa peristiwa Pembuangan telah terjadi.

Sebaliknya, argumentasi-argumentasi yang mendukung waktu pra-Pembuangan cukup kuat.

Menonjolnya imam-imam dan absennya para pemuka dan raja disebabkan oleh fakta, bahwa Yoyada, sang imam besar, sedang memerintah untuk raja Yoas yang masih anak-anak.

Argumentasi, bahwa tidak ditemukan keterangan apa-apa (lih. tentang Samaria di atas) adalah tidak berbobot, karena sang penulis bukan hanya menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian di Kerajaan Utara.

Istilah Israel bisa dipakai secara tepat untuk Yehuda sebagai ahli waris sah atas berkat-berkat spiritual Yakub.

Hubungan antara Yunani dan Tirus bisa saja terjadi pada waktu awal, karena di sini Yunani tidak diacu sebagai bangsa.

Kata Ibrani, Yãwãn, dapat mengacu kepada suatu kelompok dan berbagai gerombolan pedagang budak dari negeri yang jauh.

Memulihkan keadaan (3:1) dapat dibandingkan dengan Ayub 42:10.

Dalam Yoel 3 tidak ada penggambaran yang tidak cocok dengan masa pra-Pembuangan.

Yoel 3:4-6 mengacu kepada kejadian-kejadian yang sama seperti yang digambarkan dalam Kitab Obaja.

Musuh-musuh yang disebutkan bukanlah negeri-negeri Pembuangan (Asyur, Babel, dan Samaria), melainkan negeri-negeri pra-Pembuangan (Fenisia dan Filistin; bdg. II Taw. 21:16, 17).

Kepenulisan.

Kitab Yoel diterima oleh tradisi sebagai buah karya satu orang penulis saja.

Namun, kira-kira pada tahun 1870, seorang pakar yang bernama M. Vernes menunjukkan, bahwa 2:28-3:21 (dalam Alkitab Ibrani, adalah pasal-pasal 3 dan 4), tidak ditulis oleh penulis 1:2-2:27 (dalam Alkitab Ibrani, 1:1-2:18).

Belakangan, ia memperbaiki pandangan ini dan mengakui, bahwa penulis yang sama menulis kedua bagian itu.

Namun, ia tetap berpendapat, bawa ada perbedaan yang mencolok di antara kedua bagian itu.

Usaha-usaha kurang berarti lainnya telah dilakukan untuk membuktikan, bahwa kitab ini bukan sebuah unit sastra yang utuh.

Nowack, Marti dan pakar-pakar lain yang telah berhasil mempertanyakan keabsahan aliran pemikiran ini, berpendapat, bahwa Kitab Yoel merupakan satu unit utuh.

Pandangan berdasarkan penelitian Alkitab dan segi sejarah dan sastra, yang umumnya diterima pada zaman ini adalah, bahwa Yoel kemungkinan besar merupakan sang penulis kitab ini, tetapi bahwa belakangan mungkin terjadi sejumlah modifikasi, perluasan dan interpolasi sepanjang abad-abad di mana Alkitab disebarkan.

Gaya Penulisan.

Gaya penulisan Kitab Yoel adalah klasik, mirip gaya penulisan Kitab Amos dan Mikha.

Apakah Yoel yang banyak meminjam dari nabi-nabi terdahulu itu, atau apakah justru Yoel yang merupakan sumber tempat mereka mengambil data dan gaya penulisan, tidak dapat ditentukan dengan pasti; tetapi persamaan gaya tulisannya memang kuat.

Bandingkan Yoel 3:18 dengan Amos 9:13; Yoel 1:4 dengan Amos 4:9; Yoel 2:11 dengan Zefanya 1:14, 15, Yoel 2:3 dengan Yehezkiel 36:35 dan Yesaya 51:3; Yoel 2:11 dengan Maleakhi 3:2; Yoel 3:10 dengan Yesaya 2:4.

Alasan Penulisan.

Alasan langsung untuk penulisan kitab ini adalah penghancuran negeri itu oleh malapetaka ganda, yaitu wabah belalang dan kekeringan.

Dengan nada puitis yang amat indah dan kuat, sang nabi menggambarkan serbuan belalang dalam kiasan tentang sebuah bala tentara, dengan menunjukkan, bahwa mereka merupakan pertanda datangnya hari Tuhan.

Ia menghimbau agar seluruh lapisan masyarakat bertobat, dan berjanji kepada mereka, bahwa jika mereka memenuhi syarat kepatuhan kepada Allah, tanah itu akan dipulihkan kepada kesuburannya yang dulu.

Juga, Roh Allah akan dicurahkan ke atas semua orang, umat perjanjian itu akhirnya akan menang atas segala musuhnya, dan suatu era kekudusan dan damai yang universal akan muncul.

Pengajaran.

Bahwa "Hari TUHAN" akan datang adalah ajaran pokok kitab ini, yaitu hari di mana Tuhan menyatakan diri dalam penghancuran musuh-musuh-Nya dan peninggian sahabat-sahabat-Nya.

Hari ini akan disertai oleh guncangan bumi secara hebat, serta suatu pertunjukan fenomena alam yang luar biasa (2:30, 31).

Sikap hati dan kehidupan manusia di depan Tuhan, akan merupakan faktor yang menentukan reaksinya terhadap hari itu.

Hari itu adalah hari kengerian bagi orang berdosa (1:15; 2:11) dan hari berkat bagi orang-orang kudus (2:12-14, 19-29).

Orang-orang yang berseru kepada nama Tuhan akan dibebaskan, tetapi musuh-musuh umat itu akan dimusnahkan (ps. 3).

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel