Matius 13:31-35: Perumpamaan Tentang Biji Sesawi dan Ragi

Klik:

Matthew / Matius 13:31-35


Mat 13:31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.

Mat 13:32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Mat 13:33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Mat 13:34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,

Mat 13:35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."


Tafsiran Wycliffe


Pelayanan Yesus Kristus (4:12-25:46).

Analisis Matius terhadap pelayanan Kristus, dibuat berdasarkan empat wilayah geografis yang tercantum dengan jelas: Galilea (4:12), Daerah Seberang Sungai Yordan (19:1), Yudea (20:17) dan Yerusalem (21:1).

Bersama dengan Injil Sinoptis lainnya, ia menghilangkan pelayanan awal di Yudea, yang secara kronologis terjadi di antara 4:11 dan 4:12 (bdg. Yoh. 1-4).

Matius mungkin bertolak dari Kapernaum di Galilea, karena di situ pula ia mulai mengenal Kristus (9:9).Pelayanan Yesus Kristus (4:12-25:46).

Analisis Matius terhadap pelayanan Kristus, dibuat berdasarkan empat wilayah geografis yang tercantum dengan jelas: Galilea (4:12), Daerah Seberang Sungai Yordan (19:1), Yudea (20:17) dan Yerusalem (21:1).

Bersama dengan Injil Sinoptis lainnya, ia menghilangkan pelayanan awal di Yudea, yang secara kronologis terjadi di antara 4:11 dan 4:12 (bdg. Yoh. 1-4).

Matius mungkin bertolak dari Kapernaum di Galilea, karena di situ pula ia mulai mengenal Kristus (9:9).

Serangkaian Perumpamaan Tentang Kerajaan Allah (13:1-58).

Rangkaian perumpamaan panjang yang pertama ini, disajikan pada hari tersibuk di dalam catatan pelayanan Yesus.

Matius mencantumkan tujuh perumpamaan, dan satu kesimpulan penerapan.

Markus mencantumkan empat, termasuk satu yang tidak ada dalam Matius.

Lukas mencantumkan tiga, tidak seluruhnya bersamaan.

Dua perumpamaan ditafsirkan oleh Yesus (perumpamaan tentang penabur dan perumpamaan tentang ilalang di antara gandum) dan satu perumpamaan ditafsirkan sebagian (perumpamaan tentang pukat); penafsiran ini merupakan skema untuk memahami perumpamaan lainnya.

31-32. Perumpamaan tentang biji sesawi.

Perumpamaan ini ada kesamaannya dengan dua perumpamaan sebelumnya, karena di dalam ketiga perumpamaan ini disebutkan ada satu orang, ladang dan benih.

Jika ditafsirkan secara konsisten, maka di dalam setiap perumpamaan itu orang adalah lambang Kristus, ladang adalah dunia, dan benih adalah Firman yang mengisahkan tentang Kristus dan Kerajaan-Nya.

Biji sesawi. Ukurannya yang kecil telah menjadi pepatah (bdg. Mat. 17:20).

Sekalipun demikian, di dalam contoh ini, biji tersebut bertumbuh hingga lebih besar dari pada sayuran yang lain, dan akhirnya menjadi pohon.

Berbagai contoh mengenai pertumbuhan luar biasa di Palestina telah dicatat oleh pelancong, tetapi jarang sekali, jika ada, mencapai seperti yang dilukiskan di sini (bdg. Mrk. 4:32).

Bahwa pertumbuhan semacam itu dianggap tidak baik, ditunjukkan dengan burung-burung yang bersarang pada cabang-cabangnya.

Di dalam rangkaian perumpamaan ini, burung adalah pelaku kejahatan (13:4, 19), sebagaimana sering kali digunakan di dalam Alkitab (Yer. 5:26, 27; Why. 18:2).

Sejarah membuktikan kenyataan, bahwa dari permulaan yang terkecil, gereja telah bertumbuh secara menakjubkan melalui pemberitaan amanat Kristus.

Sekalipun demikian, pertumbuhan luar biasa semacam itu telah menyediakan tempat bertengger bagi musuh-musuh Allah, yang mencari naungan dan buah dari pohon itu demi kepentingan mereka sendiri (bahkan bangsa-bangsa ingin disebut "Kristen").

Para murid diingatkan, bahwa apa yang secara lahiriah kelihatannya merupakan Kerajaan Kristus, walaupun besar, pada dasarnya tidak bertentangan dengan ajaran Tuhan, bahwa orang-orang percaya sejati merupakan kawanan kecil yang dikelilingi serigala (Luk. 12:32; Mat. 10: 16).

33. Ragi. Segumpal adonan roti lama yang kadar pengkhamirannya sudah tinggi.

Di dalam Perjanjian Lama, ragi pada umumnya merupakan lambang kejahatan.

Belakangan pemakaian simbol ini oleh Kristus mengacu kepada ajaran jahat orang Farisi, Saduki dan Herodian (Mat. 16:6-12; Mrk. 8:15).

Acuan-acuan Paulus (I Kor. 5:6-7; Gal. 5:9), yang pasti menganggap ragi sebagai jahat, tampak sangat terpengaruh oleh perumpamaan Kristus.

Tepung terigu tiga sukat. Rupanya merupakan jumlah tepung terigu yang umum dipergunakan untuk membuat roti (Kej. 18:6).

Seorang perempuan (berbeda dengan seorang laki-laki di dalam perumpamaan lainnya) adalah musuh Kristus dan menyusupkan ajaran mereka ke dalam Kerajaan tersebut zaman ini.

Di bagian lain, perempuan ini disebut sebagai "kefasikan" (Za. 5:7, 8), "Izebel" (Why. 2:20 dst.), dan "pelacur besar" (Why. 17:1 dst.).

Dengan melukiskan sifat ragi dalam terigu itu, orang percaya diingatkan agar waspada terhadap ajaran palsu yang dapat menyusupi seluruh bagian dari Kerajaan tersebut di dalam aspek peralihan pemerintahannya.

34-35. Di dalam kesempatan ini, Kristus berbicara di depan umum (kepada orang banyak) hanya dengan bahasa lambang, tanpa penafsiran.

Dia menerangkan lambang ini hanya kepada murid-murid-Nya (13:10 dst.; 13:3 dst.).

Matius menganggap hal ini sebagai mengingatkan kepada Mazmur 78:2, dan ia melihat di dalam Yesus penggenapan yang paling sempurna dari fungsi seorang nabi.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel