Yohanes 18:38-19:15: Yesus Dihukum Mati

Klik:

Joh / Yohanes 18:38-19:15


Joh 18:38 Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?" (18-38b) Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.

Joh 18:39 Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?"

Joh 18:40 Mereka berteriak pula: "Jangan Dia, melainkan Barabas!" Barabas adalah seorang penyamun.

Joh 19:1 Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia.

Joh 19:2 Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu,

Joh 19:3 dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya.

Joh 19:4 Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."

Joh 19:5 Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia itu!"

Joh 19:6 Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."

Joh 19:7 Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah."

Joh 19:8 Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia,

Joh 19:9 lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: "Dari manakah asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya.

Joh 19:10 Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?"

Joh 19:11 Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya."

Joh 19:12 Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar."

Joh 19:13 Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata.

Joh 19:14 Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!"

Joh 19:15 Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!"


Tafsiran Wycliffe


18:38. Pilatus melihat, bahwa Yesus sama sekali tidak tertarik pada politik, atau urusan pemerintahan, dan jauh dari semangat berperang.

Karena itu, dia mengakhiri wawancara itu sambil mengatakan dengan agak meremehkan: Apakah kebenaran itu?

Pilatus bukan seorang ahli filsafat, atau ahli agama, tetapi seorang yang biasa bertindak.

Sesudah puas, bahwa Yesus itu bukan merupakan ancaman bagi pemerintah Roma, Pilatus menyatakan hal itu kepada orang-orang Yahudi yang menunggu di luar.

Aku tidak mendapati kesalahan. Pernyataan ini tidak mengacu kepada keadaan tidak berdosa, tetapi kepada keadaan tidak bersalah dari perbuatan yang dituduhkan orang-orang Yahudi.

39. Karena melihat kegigihan para pemimpin religius Yahudi yang menginginkan ada penjatuhan hukuman, Pilatus pikir ia mempunyai cara untuk membujuk mereka dan menegakkan keadilan dengan membebaskan Yesus.

Merupakan kebiasaan tahunan pada waktu Paskah, bahwa wali negeri membebaskan satu orang tahanan yang diminta oleh masyarakat untuk menyenangkan mereka.

Pilatus pikir, bahwa karena Yesus sangat populer, maka orang-orang yang pada waktu itu sudah berkumpul untuk mengajukan permohonan tahunan mereka akan meminta Yesus dibebaskan.

40. Kembali Yohanes menunjukkan pengetahuan tentang cerita Sinoptis dengan menyebut Barabas.

Penyamun. Perampok (bdg. Kis. 3:14).

19:1-3. Atas perintah Pilatus, Yesus disesah.

Tindakan ini merupakan usaha kedua dari sang wali negeri, setelah usahanya yang pertama untuk membebaskan Yesus gagal karena masyarakat ternyata memilih Barabas.

Pilatus mengira orang-orang Yahudi dapat dipuaskan apabila Yesus sudah dihina dan dibuat menderita dengan cara ini.

Tuhan sudah berkata, bahwa Ia akan mendapatkan perlakuan ini (Mat. 20:19). Lihat juga Yesaya 53:5.

Mahkota duri. Tindakan ini merupakan ejekan yang dilakukan oleh para prajurit mengingat pernyataan orang, bahwa Yesus adalah Raja.

Beberapa orang mengira, bahwa mahkota yang dianyam dari duri-duri tajam pohon kurnia, sehingga mereka menghubungkannya dengan harapan nasional orang Yahudi yang dinyatakan dengan pelambaian palem ketika Yesus masuk Yerusalem.

Karena palem merupakan ungkapan harapan orang Yahudi akan kekerasan, bahkan sejak zaman Makabe, tindakan para prajurit ini bisa merupakan jawaban keras Roma terhadap orang orang Yahudi secara keseluruhan.

Dari sudut pandang Alkitab, duri dapat dikatakan merupakan simbol kutukan atas dosa (Kej. 3:17, 18), yang dikenakan Kristus demi bangsa itu.

Jubah ungu. Warna ungu sering kali dihubungkan dengan pakaian kerajaan.

Dengan memakai jubah itu, Yesus menjadi sasaran ejekan dan tindakan kejam para prajurit itu.

4-5. Pilatus keluar lagi. Dia bermaksud mempersiapkan cara untuk menampilkan Yesus dengan satu pengumuman yang dibesar-besarkan.

Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu. Kata-kata ini diucapkan dengan sikap mengejek para prajurit.

Dia, gubernur Roma, akan mengajukan Pribadi yang menurut anggapan orang adalah Raja, tetapi yang sekarang pasti tidak mungkin dikira Raja.

Lihatlah manusia itu. Tidak dapat dipastikan apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Pilatus.

Beberapa penafsir melihat di dalamnya sebuah usaha untuk menimbulkan belas kasihan di hati orang-orang Yahudi.

Tetapi, situasi lebih menunjukkan ide mencemooh.

Manusia bisa berarti tidak lebih daripada "makhluk yang malang".

6. Jawaban dari imam kepada menunjukkan suatu penolakan keras dan ketidakpuasan terhadap penghukuman semacam itu, bagaimanapun menyakitkan dan merendahkan.

Mereka berteriak: Salibkan Dia, salibkan Dia.

Kata Pilatus: ambil Dia, memberikan tekanan pada perintah itu.

Dengan kata lain: "Apabila kalian ingin menyalibkan seseorang, kalian harus melakukannya sendiri."

Pilatus sedang memisahkan diri dari keinginan orang-orang Yahudi, tetapi tidak sungguh-sungguh memberikan izin kepada mereka untuk menghukum mati Yesus.

Sudah untuk ketiga kalinya sang gubernur mengaku tidak bisa mendapati kesalahan (aitia) di dalam diri Yesus.

Kata ini dipergunakan dalam arti hukum untuk dasar gugatan.

7. Pilatus berpijak pada hukum Romawi.

Orang-orang Yahudi menempatkan hukum lain di atasnya.

Kami mempunyai hukum. Penekanan adalah pada kami.

Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah. Ayat yang disinggung adalah Imamat 24:16.

Yesus telah dituduh menghujat pada masa pelayanan-Nya (Yoh. 5:18) dan pada akhir pelayanan-Nya (Mrk. 14:62-64).

8. Bertambah takutlah ia. Ketakutan Pilatus sebelumnya disebabkan oleh kegigihan para penuduh Kristus yang tidak mau ditolak.

Mungkin Yohanes menunjukkan pengetahuan pembacanya tentang mimpi istri Pilatus (Mat. 27:19).

Ketakutan baru di dalam diri sang gubernur ialah karena ia sedang berhadapan dengan Pribadi yang dalam hal tertentu bersifat adikodrati - seorang anak dewa.

9. Mulai disadari oleh Pilatus, bahwa kasus ini lebih daripada dugaannya semula.

Jadi dia membawa Yesus masuk ke dalam gedung pengadilan untuk pertemuan lagi.

Dari manakah asal-Mu? Bukan tentang tempat tinggal, melainkan asal-usul dan sifat dasar.

Tidak memberi jawab. Ketidakmampuan rohani Pilatus (bdg. 18:38) membuat jawaban tidak ada gunanya.

10. Kebungkaman Kristus menjengkelkan sang wali negeri.

Mungkin dia berpikir dengan menyatakan kekuasaannya dan memberikan peringatan, bahwa hidup atau mati ada di tangannya, dia dapat memaksa Yesus untuk berbicara.

11. Cara itu hanya berhasil sebagian.

Yesus memang berbicara, tetapi hanya untuk menyatakan keterbatasan Pilatus.

Kuasa. Wewenang.

Kristus mungkin telah menegaskan kebenaran yang luas, bahwa yang menguasai negara adalah Tuhan (Rm. 13:1 dst.), tetapi penekanan adalah kepada situasi saat itu.

Pilatus tidak berkuasa apa-apa selain melaksanakan kehendak Allah di dalam kasus ini.

Dia, yang menyerahkan Aku. Pasti bukan Yudas yang dimaksudkan di sini.

Lebih besar dosanya, maksudnya: lebih besar daripada dosa Pilatus.

"Dosa Kayafas lebih besar karena kekuasaan Pilatus berasal dari Allah, dan merupakan tugas Kayafas untuk mengetahui dan mengajar dan juga melakukan kehendak Allah, tetapi dia, selaku wakil resmi Israel, yaitu umat Allah, meminta pertolongan kepada orang kafir ini, yang memiliki wewenang tertentu dari Allah, dengan maksud agar kuasa yang dititipkan oleh Allah untuk melaksanakan keadilan dapat dipergunakan untuk melaksanakan ketidakadilan" (William Temple, Readings in St.John's Gospel).

12. Sebagai hasil dari percakapan ini, Pilatus kembali berusaha untuk membebaskan Yesus, karena takut pada Yesus dan pada keyakinan, bahwa Yesus tidak layak mati.

Orang-orang Yahudi, yang merasa ada perkembangan baru dalam sikap wali negeri, mempergunakan alasan puncak mereka.

Engkau bukanlah sahabat Kaisar. Kaisar yang memerintah ketika itu ialah Tiberius, yang kepadanya Pilatus bertanggungjawab.

Di sini dilontarkan ancaman, bahwa kasus ini akan dibawa kepada kaisar.

Kaisar tidak akan memandang ringan situasi di mana seseorang diketahui sebagai raja tanpa persetujuan Roma.

Kaisar akan memandang hal itu sebagai pengkhianatan dan sangat mungkin menuduh Pilatus lalai menjalankan tugas.

Tidak diragukan lagi, bahwa sang wali negeri takut jika ada keluhan tentang caranya menangani kasus ini, maka kelemahan lain dalam pemerintahannya akan terbongkar.

13. Waktu untuk mengambil keputusan telah tiba.

Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata.

Kini dia harus memberikan keputusan.

Berkat penggalian yang dilakukan oleh Pere Vincent, Litostrotos hampir dapat dipastikan adalah sebuah wilayah yang telah diratakan dan merupakan bagian dari Benteng Antonia, yang terletak pada sudut barat laut dari wilayah Bait Allah.

Gabata mungkin berarti tanah yang ditinggikan.

14. Hari persiapan Paskah. "Saat upacara kurban ganda makin dekat. Ketika itu sudah tengah hari. Domba-domba Paskah sedang dipersiapkan untuk dikurbankan, dan Anak Domba Allah juga dihukum mati" (Hoskyns).

Inilah rajamu. Apapun yang menggerakkan Pilatus untuk membuat pernyataan terakhir ini, pernyataan itu tepat pada waktunya dipergunakan untuk membuat orang-orang Yahudi benar-benar menyangkal pengharapan mereka akan Mesias.

Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar. Apabila bahasa memang bermakna, maka itu berarti kedaulatan Allah atas bangsa itu telah disangkal.

Siapa yang sekarang bersalah karena menghujat?

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel