Kisah Para Rasul 22:23-29: Di Dalam Markas

Klik:

Act / Kisah Para Rasul 22:23-29


Act 22:23 Mereka terus berteriak sambil melemparkan jubah mereka dan menghamburkan debu ke udara.

Act 22:24 Karena itu kepala pasukan memberi perintah untuk membawa Paulus ke markas dan menyuruh memeriksa dan menyesah dia, supaya dapat diketahui apa sebabnya orang banyak itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia.

Act 22:25 Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?"

Act 22:26 Mendengar perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasukan, katanya: "Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang itu warganegara Rum."

Act 22:27 Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: "Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum?" Jawab Paulus: "Benar."

Act 22:28 Lalu kata kepala pasukan itu: "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal." Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku."

Act 22:29 Maka mereka yang harus menyesah dia, segera mundur; dan kepala pasukan itu juga takut, setelah ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah orang Rum.


Tafsiran Wycliffe


Perluasan Gereja ke Roma (21:18-28:31).

Lukas telah mengisahkan perluasan Gereja dari Yerusalem hingga Yudea dan Samaria sampai berdirinya sebuah Gereja orang bukan Yahudi yang semi mandiri di Antiokhia.

Dari Antiokhia, Injil oleh Paulus disebarkan melalui tiga kali perjalanan pemberitaan Injil ke seluruh Asia dan Eropa.

Pemberitaan Injil di wilayah yang lain, pasti juga dilaksanakan oleh para rasul yang lain.

Sebagai contoh, kita tidak tahu apa-apa tentang pemberitaan Injil di Mesir, dengan pusatnya yang besar, yaitu Aleksandria.

Lukas hanya tertarik untuk menelusuri garis-garis utama dari penyebaran yang ia anggap paling penting, yaitu ke Roma.

Sekarang dia hanya tinggal mengisahkan misi Paulus yang membawa Injil ke Roma.

Jelas Lukas tidak mempunyai maksud untuk mengisahkan awal pemberitaan Injil di Roma, atau awal pendirian Gereja di sana, sebab dia menceritakan bagaimana saudara-saudara seiman di sana menyambut Paulus ketika sang rasul tiba di kota itu (28:15).

Kita mengetahui, bahwa Paulus telah menulis sebuah surat kepada jemaat di Roma (Rm. 1:7), tetapi Lukas tidak mencatat, bagaimana Injil pada mulanya tiba di Kota Kerajaan tersebut.

Karena Lukas tidak bermaksud melukiskan awal penginjilan di Roma, mungkin Lukas bermaksud untuk menunjukkan, bahwa sekalipun Paulus pertama-tama memberitakan tentang Kerajaan Allah kepada orang Yahudi, dia berbalik dan memberitakannya kepada orang bukan Yahudi ketika orang Yahudi menolak pemberitaannya (28:24-31).

Perluasan Gereja secara geografis bukan merupakan perhatian utama Lukas, yang lebih diutamakan olehnya ialah gerakan sejarah penebusan dari orang Yahudi ke orang bukan Yahudi.

Sesuai dengan maksud ini, Lukas memakai cukup banyak tempat untuk menceriterakan kisah kunjungan Paulus yang terakhir ke Yerusalem, bukan karena kunjungan itu sendiri penting, tetapi karena kunjungan tersebut menunjukkan penolakan terakhir terhadap Injil oleh Yerusalem.

23. Melemparkan jubah dan menghamburkan debu ke udara adalah sebagai tanda kemarahan mereka kepada Paulus.

24. Kepala pasukan yang sadar, bahwa dia tidak akan memperoleh keterangan yang tepat dari orang banyak itu, memutuskan untuk mencoba memperoleh pengakuan Paulus dengan cara menyiksanya.

Sekalipun penyesahan merupakan prosedur hukum yang dapat dikenakan kepada seorang budak, namun seorang warga negara yang bebas secara hukum, tidak boleh disesah.

25. Pada saat Paulus ditelentangkan untuk disesah, dia bertanya, apakah dibenarkan seorang warga Romawi disesah? bahkan sebelum diadili secara wajar.

26-28. Kewarganegaraan Romawi, dapat diperoleh melalui kelahiran dari orang tua yang warga negara Romawi, atau dibeli dengan sejumlah uang, atau sebagai anugerah dari pemerintah Romawi.

Sesudah diperlakukan dengan semena-mena seperti itu, Paulus merupakan tontonan yang agak memalukan, dan mungkin kata-kata kepala pasukan itu cenderung menyindir, bahwa orang semacam Paulus, pasti memperoleh kewarganegaraan dengan murah sekali.

Paulus menjawab, bahwa dirinya tidak membeli kewarganegaraan, karena ia memperolehnya melalui kelahiran dari orang tuanya yang warga negara Romawi.

Pada umumnya dianggap, bahwa kewarganegaraan diberikan sebagai anugerah oleh pemerintah Romawi atas jasa-jasa mereka sebelumnya kepada pemerintah.

29. Mendengar kata-kata tersebut, para prajurit yang akan menyesah Paulus, segera mundur.

Kepala pasukan juga takut, sebab telah memperlakukan seorang warga negara Romawi dengan yang cara tidak sah.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel