Kisah Para Rasul 21:37-40: Paulus Minta Izin Berbicara

Klik:

Act / Kisah Para Rasul 21:37-40


Act 21:37 Ketika Paulus hendak dibawa masuk ke markas, ia berkata kepada kepala pasukan itu: "Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu?" Jawabnya: "Tahukah engkau bahasa Yunani?

Act 21:38 Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?"

Act 21:39 Paulus menjawab: "Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu."

Act 21:40 Sesudah Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya kepada rakyat itu; ketika suasana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani, katanya:


Tafsiran Wycliffe


Perluasan Gereja ke Roma (21:18-28:31).

Lukas telah mengisahkan perluasan Gereja dari Yerusalem hingga Yudea dan Samaria sampai berdirinya sebuah Gereja orang bukan Yahudi yang semi mandiri di Antiokhia.

Dari Antiokhia, Injil oleh Paulus disebarkan melalui tiga kali perjalanan pemberitaan Injil ke seluruh Asia dan Eropa.

Pemberitaan Injil di wilayah yang lain, pasti juga dilaksanakan oleh para rasul yang lain.

Sebagai contoh, kita tidak tahu apa-apa tentang pemberitaan Injil di Mesir, dengan pusatnya yang besar, yaitu Aleksandria.

Lukas hanya tertarik untuk menelusuri garis-garis utama dari penyebaran yang ia anggap paling penting, yaitu ke Roma.

Sekarang dia hanya tinggal mengisahkan misi Paulus yang membawa Injil ke Roma.

Jelas Lukas tidak mempunyai maksud untuk mengisahkan awal pemberitaan Injil di Roma, atau awal pendirian Gereja di sana, sebab dia menceritakan bagaimana saudara-saudara seiman di sana menyambut Paulus ketika sang rasul tiba di kota itu (28:15).

Kita mengetahui, bahwa Paulus telah menulis sebuah surat kepada jemaat di Roma (Rm. 1:7), tetapi Lukas tidak mencatat, bagaimana Injil pada mulanya tiba di Kota Kerajaan tersebut.

Karena Lukas tidak bermaksud melukiskan awal penginjilan di Roma, mungkin Lukas bermaksud untuk menunjukkan, bahwa sekalipun Paulus pertama-tama memberitakan tentang Kerajaan Allah kepada orang Yahudi, dia berbalik dan memberitakannya kepada orang bukan Yahudi ketika orang Yahudi menolak pemberitaannya (28:24-31).

Perluasan Gereja secara geografis bukan merupakan perhatian utama Lukas, yang lebih diutamakan olehnya ialah gerakan sejarah penebusan dari orang Yahudi ke orang bukan Yahudi.

Sesuai dengan maksud ini, Lukas memakai cukup banyak tempat untuk menceriterakan kisah kunjungan Paulus yang terakhir ke Yerusalem, bukan karena kunjungan itu sendiri penting, tetapi karena kunjungan tersebut menunjukkan penolakan terakhir terhadap Injil oleh Yerusalem.

37. Ketika mereka sampai di ujung tangga, Paulus mengejutkan kepala pasukan dengan menyapanya memakai bahasa Yunani.

38. Sekitar tiga tahun sebelum itu, seorang Yahudi dari Mesir telah menimbulkan pemberontakan dengan memimpin empat ribu orang ke Bukit Zaitun, dengan menjanjikan, bahwa tembok-tembok kota akan diratakan di depan mereka, dan bahwa mereka akan dapat mengalahkan seluruh pasukan Romawi.

Para pendukung pemberontakan ini disebut pengacau bersenjata, sebab masing-masing mereka membawa sebuah pisau yang disembunyikan di dalam jubah untuk dipakai membunuh lawan politik mereka.

Pemberontakan ini berhasil dipadamkan oleh Felix, tetapi orang Yahudi dari Mesir itu berhasil lolos.

Karena alasan tertentu, kepala pasukan menyamakan Paulus dengan orang Yahudi tersebut.

39-40. Setelah Paulus dapat meyakinkan kepala pasukan, bahwa dirinya, selaku orang Yahudi, memiliki hak untuk memasuki pelataran bagi orang Yahudi di Bait Allah, dan bahwa dirinya adalah warga kota penting Tarsus, kepala pasukan kemudian mengizinkan Paulus untuk berusaha menenangkan orang-orang itu.

Rasul Paulus berdiri di puncak tangga, yang mengarah kepada pelataran untuk orang bukan Yahudi, sedangkan prajurit-prajurit berdiri di bawahnya.

Setelah Paulus berhasil menarik perhatian orang-orang itu, dia mulai berbicara kepada mereka dengan memakai dialek Aram (bahasa Ibrani menurut terjemahan baru LAI), yang merupakan bahasa yang umum dipakai oleh orang-orang Yahudi di Palestina dan Asia Barat.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel