Kisah Para Rasul 26:24-32: Ajakan Kepada Agripa Untuk Percaya
Senin, Agustus 03, 2020
Edit
Klik:
Act / Kisah Para Rasul 26:24-32
Act 26:24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila."
Act 26:25 Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!
Act 26:26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil.
Act 26:27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka."
Act 26:28 Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!"
Act 26:29 Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini."
Act 26:30 Lalu bangkitlah raja dan wali negeri serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka.
Act 26:31 Sementara mereka keluar, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara."
Act 26:32 Kata Agripa kepada Festus: "Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar."
Tafsiran Wycliffe
Perluasan Gereja ke Roma (21:18-28:31).
Lukas telah mengisahkan perluasan Gereja dari Yerusalem hingga Yudea dan Samaria sampai berdirinya sebuah Gereja orang bukan Yahudi yang semi mandiri di Antiokhia.
Dari Antiokhia, Injil oleh Paulus disebarkan melalui tiga kali perjalanan pemberitaan Injil ke seluruh Asia dan Eropa.
Pemberitaan Injil di wilayah yang lain, pasti juga dilaksanakan oleh para rasul yang lain.
Sebagai contoh, kita tidak tahu apa-apa tentang pemberitaan Injil di Mesir, dengan pusatnya yang besar, yaitu Aleksandria.
Lukas hanya tertarik untuk menelusuri garis-garis utama dari penyebaran yang ia anggap paling penting, yaitu ke Roma.
Sekarang dia hanya tinggal mengisahkan misi Paulus yang membawa Injil ke Roma.
Jelas Lukas tidak mempunyai maksud untuk mengisahkan awal pemberitaan Injil di Roma, atau awal pendirian Gereja di sana, sebab dia menceritakan bagaimana saudara-saudara seiman di sana menyambut Paulus ketika sang rasul tiba di kota itu (28:15).
Kita mengetahui, bahwa Paulus telah menulis sebuah surat kepada jemaat di Roma (Rm. 1:7), tetapi Lukas tidak mencatat, bagaimana Injil pada mulanya tiba di Kota Kerajaan tersebut.
Karena Lukas tidak bermaksud melukiskan awal penginjilan di Roma, mungkin Lukas bermaksud untuk menunjukkan, bahwa sekalipun Paulus pertama-tama memberitakan tentang Kerajaan Allah kepada orang Yahudi, dia berbalik dan memberitakannya kepada orang bukan Yahudi ketika orang Yahudi menolak pemberitaannya (28:24-31).
Perluasan Gereja secara geografis bukan merupakan perhatian utama Lukas, yang lebih diutamakan olehnya ialah gerakan sejarah penebusan dari orang Yahudi ke orang bukan Yahudi.
Sesuai dengan maksud ini, Lukas memakai cukup banyak tempat untuk menceriterakan kisah kunjungan Paulus yang terakhir ke Yerusalem, bukan karena kunjungan itu sendiri penting, tetapi karena kunjungan tersebut menunjukkan penolakan terakhir terhadap Injil oleh Yerusalem.
24. Bagi seorang Romawi seperti Festus, alur berpikir semacam ini tidak mungkin bisa diikuti oleh orang yang waras.
Jelas bahwa Paulus adalah seorang yang memiliki wawasan luas, tetapi dia pastilah tidak waras, karena menyimpan gagasan-gagasan yang sedemikian, tentang kebangkitan dari antara orang mati.
25-27. Paulus menjawab, bahwa dirinya tidak gila, dan bahwa ia mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat.
Paulus kemudian mengajak Agripa untuk membela kewarasan dirinya dan kebenaran dari apa yang baru saja dikemukakan olehnya.
Dia mengingatkan Agripa, bahwa kebangkitan Kristus bukan merupakan peristiwa yang belum didengarnya, sebab tidak terjadi di tempat yang terpencil di mana tidak ada orang yang dapat melihatnya.
Setiap orang yang membandingkan rangkaian peristiwa tersebut dengan amanat para nabi, pasti berkesimpulan, bahwa pandangan Paulus tersebut benar.
Karena itu, Paulus langsung mengajukan pertanyaan kepada raja, Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.
Pertanyaan ini menempatkan Agripa dalam posisi yang sulit.
Selaku wakil pemerintah Roma dan rekan sejawat Festus, dia tidak ingin dianggap gila karena menyetujui pandangan Paulus, sehingga tidaklah menguntungkan bagi dia untuk mempercayai apa yang dikatakan Paulus, dan mengakui bahwa dirinya percaya kepada para nabi.
Di sisi yang lain, menyangkal bahwa dirinya percaya kepada para nabi, akan sangat merusak pengaruhnya di kalangan orang Yahudi.
Karena itu, Agripa berusaha menghindari pertanyaan Paulus dengan mengatakan, hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen.
Kalimat dalam bahasa Yunani aslinya sulit untuk dimengerti, dan apabila diterjemahkan, berbunyi, dalam waktu singkat engkau meyakinkan aku untuk menjadi orang Kristen.
Dalam waktu singkat bisa berarti dalam jangka waktu yang pendek, atau secara singkat.
Menjadi orang Kristen, bisa berarti menjadi orang beragama Kristen, atau memainkan peranan sebagai orang Kristen.
Yang jelas, pada waktu itu, Agripa tidak berada dalam keadaan siap menjadi orang Kristen.
Jawabannya mungkin merupakan sebuah tindakan mengelak yang sarkastik terhadap pertanyaan Paulus, "Dalam waktu singkat engkau mengira telah menjadikan aku seorang Kristen!"
Bagaimanapun juga, terjemahan yang ditunjukkan di atas membuat Agripa mengelak pertanyaan Paulus, dengan mengatakan, bahwa Paulus tidak akan berhasil memaksa Agripa memainkan peranan seorang Kristen dan berusaha meyakinkan Festus akan kebenaran dari pendapat tahanannya itu.
29. Paulus menanggapi Agripa yang seadanya itu dengan serius, dan menjawab dengan sungguh-sungguh, supaya segera atau lama-kelamaan (secara harfiah, di dalam waktu singkat ataupun panjang), dia berharap, bahwa semua orang yang mendengarnya dapat menjadi orang Kristen seperti dirinya - dengan perkecualian rantai yang membelenggu dirinya karena dia orang Kristen.
30-32. Ketika Paulus mengakhiri pembelaannya, Festus, Agripa dan Bernike mengundurkan diri bersama dengan para penasihat mereka, untuk merundingkan masalah ini lebih lanjut.
Jelas bahwa Paulus tidak melanggar peraturan sama sekali, sehingga tidak dapat dijatuhi hukuman mati maupun hukuman penjara.
Dia seharusnya dibebaskan, tetapi karena dia telah minta naik banding kepada Kaisar, prosedur hukum harus dijalankan dan permohonan naik banding itu harus dilaksanakan.
Kita akan beranggapan, bahwa Fentus dengan bantuan Agripa, menyusun surat kepada kaisar yang berisi penjelasan mengenai tuduhan-tuduhan yang dikemukakan orang Yahudi, serta usulan agar Paulus dibebaskan.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.