Kisah Para Rasul 27:14-44: Kapal Terkandas
Selasa, Agustus 04, 2020
Edit
Klik:
Act / Kisah Para Rasul 27:14-44
Act 27:14 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut".
Act 27:15 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing.
Act 27:16 Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu.
Act 27:17 Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.
Act 27:18 Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.
Act 27:19 Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri.
Act 27:20 Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami.
Act 27:21 Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!
Act 27:22 Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.
Act 27:23 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,
Act 27:24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.
Act 27:25 Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.
Act 27:26 Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau."
Act 27:27 Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan.
Act 27:28 Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depa.
Act 27:29 Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang.
Act 27:30 Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan.
Act 27:31 Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: "Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat."
Act 27:32 Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut.
Act 27:33 Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: "Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa.
Act 27:34 Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya."
Act 27:35 Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan.
Act 27:36 Maka kuatlah hati semua orang itu, dan merekapun makan juga.
Act 27:37 Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam jiwa.
Act 27:38 Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut untuk meringankan kapal itu.
Act 27:39 Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata pantainya. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ.
Act 27:40 Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai.
Act 27:41 Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang yang hebat.
Act 27:42 Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorangpun yang melarikan diri dengan berenang.
Act 27:43 Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. Karena itu ia menggagalkan maksud mereka, dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat,
Act 27:44 dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.
Tafsiran Wycliffe
Perluasan Gereja ke Roma (21:18-28:31).
Lukas telah mengisahkan perluasan Gereja dari Yerusalem hingga Yudea dan Samaria sampai berdirinya sebuah Gereja orang bukan Yahudi yang semi mandiri di Antiokhia.
Dari Antiokhia, Injil oleh Paulus disebarkan melalui tiga kali perjalanan pemberitaan Injil ke seluruh Asia dan Eropa.
Pemberitaan Injil di wilayah yang lain, pasti juga dilaksanakan oleh para rasul yang lain.
Sebagai contoh, kita tidak tahu apa-apa tentang pemberitaan Injil di Mesir, dengan pusatnya yang besar, yaitu Aleksandria.
Lukas hanya tertarik untuk menelusuri garis-garis utama dari penyebaran yang ia anggap paling penting, yaitu ke Roma.
Sekarang dia hanya tinggal mengisahkan misi Paulus yang membawa Injil ke Roma.
Jelas Lukas tidak mempunyai maksud untuk mengisahkan awal pemberitaan Injil di Roma, atau awal pendirian Gereja di sana, sebab dia menceritakan bagaimana saudara-saudara seiman di sana menyambut Paulus ketika sang rasul tiba di kota itu (28:15).
Kita mengetahui, bahwa Paulus telah menulis sebuah surat kepada jemaat di Roma (Rm. 1:7), tetapi Lukas tidak mencatat, bagaimana Injil pada mulanya tiba di Kota Kerajaan tersebut.
Karena Lukas tidak bermaksud melukiskan awal penginjilan di Roma, mungkin Lukas bermaksud untuk menunjukkan, bahwa sekalipun Paulus pertama-tama memberitakan tentang Kerajaan Allah kepada orang Yahudi, dia berbalik dan memberitakannya kepada orang bukan Yahudi ketika orang Yahudi menolak pemberitaannya (28:24-31).
Perluasan Gereja secara geografis bukan merupakan perhatian utama Lukas, yang lebih diutamakan olehnya ialah gerakan sejarah penebusan dari orang Yahudi ke orang bukan Yahudi.
Sesuai dengan maksud ini, Lukas memakai cukup banyak tempat untuk menceriterakan kisah kunjungan Paulus yang terakhir ke Yerusalem, bukan karena kunjungan itu sendiri penting, tetapi karena kunjungan tersebut menunjukkan penolakan terakhir terhadap Injil oleh Yerusalem.
Injil Diterima di Roma (27:1-28:31).
Lukas sekarang mengisahkan perjalanan Paulus dari Palestina ke Italia dan penerimaan dirinya di Roma.
Kenyataan bahwa Lukas mengisahkan perjalanan ini secara rinci, menunjukkan betapa peristiwa ini penting bagi tujuan Lukas.
Motif dari perjalanan ini, menurut kisah Lukas, bukanlah permulaan pemberitaan Injil di ibu kota Romawi itu, melainkan penolakan oleh orang Yahudi di Roma, dan penerimaan oleh orang bukan Yahudi.
Kenyataan ini membawa salah satu motif pokok dari keseluruhan Kitab ini kepada puncaknya, yakni penolakan atas Israel dan munculnya Gereja bukan Yahudi.
14. Tetapi, tiba-tiba angin berubah menjadi angin badai yang bertiup dari timur laut.
15. Ketika itu, mereka sudah tidak jauh lagi dari Feniks tujuan pelayaran mereka, tetapi karena kapal tidak tahan terhadap angin haluan, mereka akhirnya menyerah saja dan membiarkan kapal mereka terombang-ambing.
16. Pada saat mereka tiba di sebuah pulau kecil bernama Kauda, mereka merasa perlu untuk mengangkut sekoci yang terikat pada kapal itu.
Ketika itu, sekoci tersebut sudah demikian penuh terisi air, sehingga hanya dapat dinaikkan ke atas kapal dengan susah payah.
17. Selanjutnya, mereka mengusahakan untuk meliliti kapal itu dengan tali.
Tidak jelas apa yang dimaksudkan dengan tindakan ini, tetapi mungkin merupakan tindakan melilitkan tali di bagian bawah kapal untuk memperkuat kapal tersebut.
Kapal itu kini terapung-apung dibawa arus ke barat daya menuju Kirene.
Di lepas pantai Afrika utara terdapat sebuah daerah beting berbahaya yang bernama Sirtis, karena takut terseret ke sana, maka para pelaut itu menurunkan layar.
Kini, mereka berlayar dengan dorongan angin.
18. Keesokan harinya, badai belum mereda, sehingga mereka perlu membuang muatan kapal (secara harfiah, melemparkan muatan).
19. Ketika keesokan harinya lagi, badai belum juga mereda, mereka terpaksa membuang alat-alat kapal mereka.
20. Karena pelaut tergantung sepenuhnya kepada matahari dan bintang untuk navigasi, akhirnya harapan untuk tertolong sudah tidak ada lagi, sebab mereka tidak mengetahui di mana mereka berada, dan sedang ke mana mereka diseret oleh badai itu.
21-26. Gabungan antara mabuk laut, geladak yang terombang-ambing, serta perbekalan yang terendam air, membuat mereka beberapa lamanya tidak makan.
Akhirnya, Paulus memberikan perkataan penghiburan yang diawali dengan kata pembuka yang sangat manusiawi, "Jika sekiranya nasihatku dituruti."
Dia menceritakan kepada awak kapal dan para penumpang, bahwa dia telah dikunjungi seorang malaikat Allah yang memastikan, bahwa dia akan lolos dari bencana ini dan dapat menghadap Kaisar, dan bahwa rekan-rekan seperjalanannya akan selamat juga.
27. Para ahli telah menghitung, bahwa waktu yang diperlukan untuk terapung-apung di sepanjang jarak yang dikisahkan adalah empat belas hari.
Adria yang dimaksudkan bukan laut Adriatik, melainkan istilah yang umum dipakai untuk seluruh wilayah Mediterania bagian timur.
Sesuatu membuat para pelaut itu yakin, bahwa mereka telah dekat daratan.
Mungkin bunyi gelombang yang memecah di kegelapan, membuat mereka berkesimpulan, bahwa mereka berada dekat daratan.
28. Batu duga yang mereka lemparkan menunjukkan, bahwa dasar laut makin dangkal.
30. Beberapa pelaut memutuskan untuk meloloskan diri dari kapal ke daratan dengan memakai sekoci agar tidak menghempas karang.
Karena itu, dengan dalih melabuhkan beberapa sauh dari haluan, mereka berusaha meninggalkan kapal.
31-32. Paulus memergoki rencana tersebut, dan memperingatkan sang perwira beserta prajurit-prajuritnya, bahwa keamanan hanya terdapat di atas kapal.
Rencana para pelaut itu digagalkan ketika para prajurit memutuskan tali kapal itu, sehingga sekoci-sekoci itu dibiarkan hanyut.
33-36. Ketika matahari terbit, Paulus menasihati para awak kapal dan para penumpang, agar mengakhiri puasa terpaksa mereka dan mulai makan sedikit, supaya mereka memperoleh kekuatan dan ia meyakinkan mereka, bahwa tidak seorangpun akan binasa ketika mendarat nanti.
Dia kemudian memberi contoh dengan mengucapkan syukur kepada Allah dan mulai makan.
Semua memperoleh semangat dan mengikuti contohnya.
38. Setelah semua orang makan, mereka membuang sisa muatan gandum yang masih ada ke dalam laut untuk membuat kapal lebih ringan ketika mendarat nanti.
39. Ketika hari sudah terang, mereka dapat melihat daratan, dan mereka tidak mengenal daratan itu.
Namun, mereka melihat sebuah teluk yang rata pantainya dan mereka merencanakan untuk mendarat di sana.
40. Karena itu, mereka kemudian melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut.
Kemudi. Dua dayung kemudi besar pada masing-masing sisi kapal yang pasti telah diikat erat-erat sepanjang badai itu.
Kini kedua dayung itu dilepaskan, sebuah layar topang kecil dibuka untuk menangkap angin, yang akan membawa kapal ke pantai.
41. Sekalipun demikian, orang-orang itu tidak mencapai daratan, sebab kapal kandas terkena sebuah busung pasir kecil di antara perairan yang lebih dalam.
Haluan kapal terpancang erat pada busung tersebut, tetapi ombak yang kuat menghantam buritan, sehingga kapal terbelah dua.
42-44. Para prajurit yang menjaga tawanan, ingin memberlakukan disiplin 'Romawi' tradisional dengan membunuh tawanan-tawanan itu daripada menghadapi risiko lolosnya mereka.
Tetapi, perwira pasukan yang sudah demikian mempercayai Paulus dan tidak menginginkan kematiannya, melarang mereka melakukan hal itu.
Sebagai gantinya, dia memerintahkan semua penumpang untuk meloloskan diri ke pantai dengan berenang, berpegangan pada papan yang terapung, atau dengan naik di punggung salah satu awak kapal, dengan demikian mereka semua selamat sampai di darat.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.