Roma 1:8-15: Paulus Ingin ke Roma
Sabtu, Agustus 08, 2020
Edit
Klik:
Romans / Roma 1:8-15
Rom 1:8 Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia.
Rom 1:9 Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku, bahwa dalam doaku aku selalu mengingat kamu:
Rom 1:10 Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.
Rom 1:11 Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu,
Rom 1:12 yaitu, supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun oleh imanku.
Rom 1:13 Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu--tetapi hingga kini selalu aku terhalang--agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain.
Rom 1:14 Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.
Rom 1:15 Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.
Tafsiran Wycliffe
Pernyataan Pembukaan Paulus, Sang Rasul (1:1-17).
Panjangnya pendahuluan menunjukkan bahwa Paulus menganggap surat ini sangat penting.
Perhatikan sikap pengabdian yang meliputi kalimat-kalimat pembukaan ini.
Perhatikan pula betapa cepat Paulus berpindah dari pemikiran yang satu kepada pemikiran yang lain.
Perhatian Paulus Terhadap Jemaat di Roma, Bagian dari Perhatian yang Lebih Besar (1:8-15).
Paulus mengemukakan kepada para pembacanya, bahwa dia sudah lama ingin mengunjungi mereka.
Kunjungan tersebut, menurut pikiran Paulus, bukan hanya menguntungkan jemaat di Roma, tetapi juga dirinya sendiri.
Roma yang merupakan tempat bersilangnya kebudayaan manusia, merangkum berbagai jenis bangsa yang berada di bawah beban dari tugasnya.
8. Aku mengucap syukur kepada Allahku. Seringnya ungkapan syukur muncul pada awal dari surat-surat Paulus merupakan suatu kesaksian tentang dekatnya rasul ini dengan Allah, dan sikapnya yang penuh sukacita (eucharis-teo, mengucap syukur, bersyukur: Rm. 1:8, I Kor. 1:4; Ef. 1:16; Kol. 1:3; I Tes. 1:2; II Tes. 1:3; dan Flm. 4; charin echo 'bersikap berterima kasih': I Tim. 1:12; II Tim. 1:3).
Perhatikan bahwa ucapan terima kasih maupun permohonan dipanjatkan kepada Allah oleh sebab Yesus Kristus (TL).
Objek dari ucapan syukur diungkapkan secara khusus.
9. Perhatikan bahwa yang ditekankan di sini adalah aspek batiniah dari pelayanan - yang kulayani dengan segenap hatiku.
Allah yang mengenal hati manusia, akan memberi bukti tentang kepedulian rasul Paulus terhadap jemaat di Roma.
10. Rasul ini bukan hanya sering kali menyebut orang-orang Roma di dalam doa-doanya, tetapi dia sering kali juga berdoa agar diizinkan untuk mengunjungi mereka.
Di sini kita melihat, bahwa sekalipun Paulus sungguh-sungguh berdoa agar dirinya mengikuti kehendak Allah di dalam hal ini, pada saat menulis surat, ia tidak yakin, apakah kepergiannya ke Roma merupakan kehendak Allah atau tidak.
Berikut adalah kata-katanya sendiri: Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.
Allah belum mengatakan, Tidak, karena itu Paulus terus mendoakan hal itu.
11. Karunia rohani adalah hal yang ingin diberikan oleh Paulus kepada jemaat di Roma untuk menguatkan mereka.
Ini bukanlah suatu karunia khusus, sebagaimana disebutkan Paulus dalam Rm. 12:6-8, melainkan suatu pemahaman yang makin meningkat mengenai berbagai kebenaran Allah, yang akan memungkinkan mereka menjadi orang Kristen yang lebih baik.
12. Dorongan semangat, atau penghiburan akan didapat oleh Paulus, dan juga para pembacanya, apabila dia bisa mengunjungi mereka.
Bahkan penginjil yang besar inipun, yang tingkatan rohaninya mungkin tidak pernah ada tandingannya, dengan terus terang mengemukakan, bahwa dia membutuhkan dorongan semangat, yang terdapat di dalam persekutuan Kristen.
Karena itu, janganlah kita meremehkan pentingnya persekutuan Kristen bagi pertumbuhan iman.
Iman kita bersama hanyalah kenyataan bahwa Paulus dan para pembacanya adalah sama-sama orang-orang Kristen.
Perhatikan bagaimana beberapa kata ganti orang menjadikan iman itu bersifat pribadi (personal) - imanmu dan imanku.
13. Para jemaat dari Gereja di Roma sebagian besar adalah orang bukan Yahudi, dan Paulus mengharap dapat memperoleh hasil yang sama, ketika melayani mereka dengan ketika melayani orang bukan Yahudi di tempat lainnya yang pernah ia kunjungi.
14-15. Paulus merasa berhutang, baik kepada orang-orang yang berbicara bahasa Yunani maupun yang tidak berbahasa Yunani.
Ini merupakan pembagian umat manusia menurut bahasa dan budaya.
Pasangan kontras kedua dalam 1:14 berkaitan dengan pengetahuan intelektual dan prestasi.
Orang terpelajar ialah orang yang telah diasah akal budinya, sedangkan orang yang tidak terpelajar ialah orang yang menunjukkan kebodohannya melalui perbuatannya.
Wakil-wakil dari semua golongan ini terdapat di dalam surat Roma.
Kepada mereka ini, Paulus merasa terbeban untuk memberitakan Kabar Baik.
Karena itu, Paulus berbicara tentang keinginan besarnya untuk memberitakan Injil di sana.
Penting untuk dicatat, bahwa ia berharap dapat menjangkau semua golongan ini ketika ia melayani orang-orang percaya di Roma - kamu juga yang diam di Roma.
Karena itu, sekalipun sebagian besar pengikut agama Kristen berasal dari masyarakat kelas bawah (bdg. I Kor. 1:26-29), terdapat semacam dorongan kuat untuk menjangkau semua kelompok manusia.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.