Galatia 4:21-31: Hagar dan Sara
Rabu, November 04, 2020
Edit
Klik:
Galatians / Galatia 4:21-31
Gal 4:21 Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? Gal 4:22 Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? Gal 4:23 Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. Gal 4:24 Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar-- Gal 4:25 Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab--dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Gal 4:26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. Gal 4:27 Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami." Gal 4:28 Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. Gal 4:29 Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini. Gal 4:30 Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu." Gal 4:31 Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.Tafsiran Wycliffe
Penjelasan dari Ikatan Perjanjian (4:21-31). Setelah menyebut pembacanya sebagai anak-anakku [Galatia 4:19, Perikop Ingatlah Akan Hubungan Kita yang Semula], sang rasul mulai mengisahkan sebuah cerita yang bermoral kepada mereka dengan harapan mereka dapat menyadari kebodohan mereka. 21-23. Mereka tampaknya ingin berada di bawah Hukum Taurat. Jika demikian, biarlah mereka mendengarkan Hukum Taurat itu (narasi dari Kejadian merupakan bagian dari Hukum Taurat dalam arti yang lebih luas, yang mencakup seluruh Pancakitab). Salah seorang anak Abraham diperanakkan menurut daging - dengan cara yang biasa, dengan kesan adanya kebijaksanaan manusia yang berusaha membantu pelaksanaan rencana yang sudah diberitahukan oleh Allah. Yang dimaksudkan adalah Ismael anak Hagar. Anak satunya, yakni Ishak, anak Sara, diperoleh karena janji Allah. 24-25. Ini adalah suatu kiasan. Maksudnya, cerita mengenai kedua anak itu bisa mengungkapkan sesuatu yang bukan sekadar cerita sejarah. Paulus kemudian mengemukakan ciri-ciri yang berhubungan dengan keadaan jemaat di Galatia. Dua perempuan itu melambangkan dua ketentuan Allah. Hagar melambangkan ketentuan atau perjanjian yang diberikan di gunung Sinai, yakni Taurat Musa. Sebagaimana dia meninggalkan tempat berkat di Kanaan dan pergi ke wilayah yang rawan itu (Kej. 21:21), demikian pula yang dilakukan jemaat Galatia yang pergi meninggalkan kasih karunia Kristus. Sayang sekali, yang terpengaruh bukan hanya jemaat Galatia saja. Yerusalem ketika itu hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya, ini bukan jemaat di Yerusalem, tetapi Yudaisme yang berpusat di kota itu. 26-27. Tetapi ada Yerusalem yang lain, Yerusalem yang di atas, yang adalah ibu dari semua anak kasih karunia. Yang dimaksudkan bukan Yerusalem pada masa depan yang disebutkan dalam Kitab Wahyu, melainkan suatu kenyataan rohani saat ini, rumah orang-orang percaya. Rumah ini sesuai dengan "segala berkat rohani di dalam surga" dari Efesus 1:3 dan "kota Allah yang hidup" dari Ibrani 12:22. Di sini, Paulus mengutip Yesaya sebagai sudah menubuatkan kemuliaan dan kemenangan bagi Israel berlandaskan pada karya penebusan dari Sang Hamba Yang Menderita sesudah masa kemandulan akibat pengepungan dan pembuangan (Yes. 54:1). Perubahan nasib ini diungkapkan dalam bahasa yang menggambarkan sejarah hidup Sara, yang sekalipun mandul pada mulanya dan tampaknya diabaikan demi orang lain, memperoleh anaknya sendiri, sesuai dengan waktu Allah, bahkan keturunannya lebih agung daripada keturunan Hagar. Gereja sedang menikmati peningkatan yang cepat pada zaman rasuli, sedangkan Yudaisme sebagian besar statis dan bahkan mengalami kemunduran akibat kesaksian orang-orang Yahudi yang percaya tentang iman mereka kepada Kristus. 28-31. Orang-orang kudus Perjanjian Baru adalah anak-anak janji, seperti halnya Ishak. Sebagaimana Ishak merupakan sasaran penganiayaan oleh Ismael (bdg. Kej. 21:9), demikian pula orang-orang kudus Perjanjian Baru rawan dianiaya oleh para penganut legalisme. Tekanan untuk menyuruh Titus disunat merupakan contoh soal (2:3-4). Namun, pencobaan itu tidak bertahan lama, sebab Allah memerintahkan agar hamba perempuan itu beserta anaknya diusir (Kej. 21:10-12). Penganut Yudaisme tidak memiliki wewenang atau perkenan Allah. Karya mereka pasti akan sia-sia.Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.