1 Tesalonika 3: Kabar Baik yang dibawa oleh Timotius
Sabtu, Desember 19, 2020
Edit
Klik:
1 Thessalonians / 1 Tesalonika 3
1Th 3:1 Kami tidak dapat tahan lagi, karena itu kami mengambil keputusan untuk tinggal seorang diri di Atena. 1Th 3:2 Lalu kami mengirim Timotius, saudara yang bekerja dengan kami untuk Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu, 1Th 3:3 supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu. 1Th 3:4 Sebab, juga waktu kami bersama-sama dengan kamu, telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan. Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi. 1Th 3:5 Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia. 1Th 3:6 Tetapi sekarang, setelah Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu, dan bahwa kamu selalu menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa dengan kami, seperti kami juga ingin untuk berjumpa dengan kamu, 1Th 3:7 maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu. 1Th 3:8 Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan. 1Th 3:9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita? 1Th 3:10 Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu. 1Th 3:11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu. 1Th 3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. 1Th 3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.Tafsiran Wycliffe
Timotius Memperkuat Jemaat (2:17-3:13). Paulus menjelaskan ketidakhadirannya yang tidak disengaja dan alasan penugasan Timotius. Bersyukur atas laporan Timotius, dia berdoa agar Allah akan terus menumbuhkan jemaat itu.3:1. Tidak dapat tahan lagi = Tidak tahan lagi berpisah terus. Sekalipun Paulus memakai kata kami di sini, seperti di sepanjang surat ini, mungkin kata tersebut bersifat editorial. Seorang diri, tampaknya membenarkan dugaan ini. 2. Saudara = Timotius merupakan anak Paulus di dalam iman (I Tim. 1:2); tetapi karena misi ini, Paulus menekankan kemitraan dan bukan ketergantungan (bdg. II Kor. 1:1; Kol. 1:1; Flm. 1). Bukti dari naskah menunjukkan, bahwa saudara yang bekerja dengan kami untuk Allah, merupakan perluasan dari suatu pernyataan semula, yakni hamba Allah atau kawan sekerja Allah. Yang pertama [hamba Allah] agak lebih banyak mendapat dukungan, sementara yang kedua [kawan sekerja Allah] lebih menakjubkan (walaupun lihat I Kor. 3:9) dan lebih kecil kemungkinannya merupakan pembetulan oleh juru tulis. Bagaimanapun juga, yang ditekankan oleh Paulus ialah kelayakan Timotius untuk melaksanakan misinya. Yang lebih diperhatikan di sepanjang surat ini ialah kesejahteraan rohani daripada kesejahteraan jasmani orang-orang percaya. Tugas Timotius adalah menguatkan hati dan menasihatkan mereka tentang iman mereka (sebagaimana dikemukakan Milligan, untuk kelanjutan pertumbuhan iman mereka) yang di sini dipakai bentuk aktif - pengalaman mempercayai. 3. Tugas Timotius dijelaskan lebih lanjut: untuk mencegah mereka tertarik oleh orang-orang Yahudi, yang mungkin memanfaatkan peluang yang terbuka akibat penganiayaan jemaat di Tesalonika untuk mencoba membujuk mereka agar meninggalkan iman. Goyang iman (sainesthai), mungkin tetap mengandung sebagian dari arti aslinya, menggoyang-goyangkan ekor, dan karena itu berarti "memperdayakan" atau "menyanjung" (sekalipun demikian Arndt memilih kata pindah). Penderitaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman hidup orang Kristen (Yoh. 16:33; Kis. 14:22). Perhatikan kata kita. Paulus, yang telah mengalami penderitaan melebihi yang lain, di sini bergabung dengan orang-orang percaya lain dalam penderitaan mereka. 4. Sebuah unsur hakiki dalam pesan rasul Paulus bagi jemaat di Tesalonika adalah penderitaan Kristus untuk penebusan (Kis. 17:3). Jemaat itu lahir di tengah-tengah penderitaan (Kis. 17:6). Paulus masih memiliki tanda-tanda dari perlakuan memalukan yang dialaminya di Filipi ketika ia memberitakan Injil di Tesalonika. Oleh karena itu, penderitaan seharusnya tidak mengejutkan mereka. Kamu sendiri tahu = Bentuk waktu imperfect menunjukkan, bahwa Paulus telah berkali-kali mengingatkan mereka. 5. Supaya aku tahu = Agar aku dapat mengetahui. Imanmu = Lihat tafsiran atas 3:2. Si penggoda = Menunjukkan aspek rayuan dalam pekerjaan Iblis. Iblis mencoba memakai penderitaan jasmaniah Kristus untuk mengalahkan-Nya secara rohani (Mat. 4:3), dan cara yang sama dipakainya untuk jemaat di Tesalonika. Kata kerja telah dicobai adalah dalam bentuk aoris indikatif dan menunjukkan, bahwa si penggoda sudah melakukan pekerjaannya, sedangkan kata kerja kalau-kalau adalah dalam bentuk pengandaian, yang meragukan keberhasilan usaha Iblis tersebut. Laporan Timotius yang Menggembirakan (3:6-10). Sesudah mengungkapkan kekhawatiran pribadinya atas nasib Gereja, kini Paulus menyatakan, bahwa dirinya telah terlepas dari beban tersebut ketika Timotius kembali. 6. Tetapi sekarang = Menunjukkan kontras antara kekhawatiran Paulus sebelumnya dengan keyakinannya saat ini, serta menunjukkan bahwa Timotius baru saja tiba (bdg. Kis. 18:5). Kabar yang menggembirakan = Akar kata Yunani dari istilah ini berarti "memberitakan kabar baik" sehingga menunjukkan, bahwa laporan Timotius pada dasarnya merupakan "Injil" bagi jiwa rasul Paulus yang sedang gelisah. Kabar baik tersebut terdiri atas tiga hal: ~ Iman yang kokoh -- hal mana yang paling dikhawatirkan oleh Paulus (3:5, 7). ~ Kasih mereka tetap -- kendati menghadapi berbagai pencobaan yang tentu dapat menggoyahkan sikap mereka. ~ Kenang-kenangan mereka akan para rasul senantiasa baik -- kendati mereka mendapat teguran dan penganiayaan akibat kunjungan para rasul tersebut. 7. Terhibur = Maksudnya memperoleh dorongan semangat (bdg. 3:2). Nasib Paulus sendiri tidaklah bahagia, bahkan ketika dia menanti berita dari Makedonia sekalipun. Penganiayaan di Filipi, Tesalonika dan Berea diikuti oleh kesepian dan tanggapan acuh tak acuh di Atena (3:1; Kis. 17:32-34). Perlawanan yang gigih itu membuat dia sempat goyah, sehingga harus memperoleh kepastian ilahi (Kis. 18:6-10). Tidak heran, bahwa dia berbicara tentang kesesakan (tekanan yang membuat dirinya sesak) dan kesukaran (penganiayaan yang melampaui batas kemampuan). 8. Kami hidup = Vitalitas baru telah merasuki tubuh Paulus yang makin lemah bersama dengan berita baik tentang iman jemaat di Tesalonika, dan vitalitas itu tetap menyertai dia ketika menulis surat ini (sekarang). Sekalipun demikian, hal ini akan memudar kembali, terkecuali orang-orang percaya di Tesalonika itu tetap teguh berdiri di dalam Tuhan. Bentuk kata kerjanya kelihatannya menunjukkan, bahwa Paulus dengan penuh keyakinan mengharapkan mereka tetap teguh berdiri. 9. Paulus tidak memuji dirinya atas kesehatan, atau pertumbuhan Gereja tersebut. Yang menumbuhkan adalah Allah (I Kor. 3:7). Tidak bermegah, tetapi penuh ucapan syukur (bdg. 1:2 dst.; 2:13 dst.), dia bersukacita (bdg. 5:18) kepada Allah, sebab Dia telah memungkinkan adanya sukacita itu. 10. Berita yang dibawa oleh Timotius, sanggup menghapus kekhawatiran Paulus, tetapi tidak mengurangi kerinduannya untuk menemui mereka (bdg. 2:17, 18; 3:6), suatu keinginan yang didorong oleh ikatan emosional yang kuat (keinginan untuk bertemu muka dengan muka), dan oleh perlunya memperbaiki beberapa kekurangan dalam iman mereka. Menambahkan (menyempurnakan; katartizo) artinya menyesuaikan sesuatu agar dapat dipakai dengan tepat dan dengan sepenuhnya. Doa Paulus (3:11-13). 11. Dia = Tujuan hidup Paulus ada di dalam kendali Allah. Nama lengkap Kristus menekankan keagungan-Nya. Paulus bergaul erat dengan Allah sebagai penerima doa dan sebagai subjek bersama dari kata kerja membukakan, yang bentuk tunggalnya (kateuthynai) mempersatukan subjek Allah dan Bapa kita dengan Yesus Tuhan kita secara sangat erat. 12. Tuhan = Maksudnya Kristus. Berkelimpahan dalam kasih = Bandingkan Filipi 1:9. Kasih memiliki kemampuan untuk bertumbuh terus tanpa batas. Kasih bertumbuh dalam intensitas terhadap seseorang dan meluas dengan merangkul orang lain. Kasih Kristiani pertama-tama terarah kepada sesama orang percaya (seorang terhadap yang lain) dan kemudian menjangkau ke luar bagaikan kasih Allah terhadap semua orang. Kasih semacam ini hanya dapat dihasilkan oleh Roh Allah (Kol. 1:8; Gal. 5:22). Kasih Kristen, lebih daripada sekadar emosi atau rasa hangat, merupakan keinginan agar orang lain (bukan dirinya sendiri) dapat memiliki kesejahteraan yang menyeluruh. Sama seperti kami = Kasih Allah telah tercermin dari ucapan dan perilaku yang baik dari sang rasul. 13. Perhatikan hubungan di antara kasih dengan kekudusan. Jika kasih merupakan Hukum Kristen, maka kekudusan seseorang (pemisahan kepada Allah), terutama diukur dengan kasih. Sifat mementingkan diri, merusak kekudusan ini. Karena itu, Paulus berdoa agar jemaat Tesalonika dapat hidup dalam kasih dan tidak bercacat dalam kekudusan mereka di hadapan Allah, yakni Allah yang karena kekudusan sempurna-Nya merupakan satu-satunya Hakim yang dapat menghakimi kekudusan dengan benar. Allah menghakimi bukan sebagai kritikus yang kejam, tetapi sebagai seorang Bapa yang penuh kasih. Saat perhitungan ialah waktu kedatangan Kristus (parousia, bdg. 2:19). Orang kudus = Secara harfiah orang-orang kudus. Mungkin mencakup malaikat-malaikat kudus di samping orang-orang percaya yang sudah meninggal dunia yang memakai tubuh "yang tidak dibuat oleh tangan manusia" (II Kor. 5:1), yang menantikan kebangkitan tubuh-tubuh jasmaniah mereka. Untuk gambaran yang cocok lainnya tentang kedatangan Kristus bersama dengan seluruh bala surgawi-Nya, lihat Matius 24:30, 31 dan Wahyu 19:11-14. Latar belakang Perjanjian Lamanya adalah Zakharia 14:5. Menurut Wahyu 19-20, kedatangan penuh kemuliaan ini membuka jalan bagi Kerajaan Seribu Tahun.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.