Kolose 1:24-2:5: Pelayanan dan Penderitaan Paulus
Selasa, Desember 08, 2020
Edit
Klik:
Colossians / Kolose 1:24-2:5
Col 1:24 Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Col 1:25 Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, Col 1:26 yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Col 1:27 Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! Col 1:28 Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Col 1:29 Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. Col 2:1 Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi, Col 2:2 supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, Col 2:3 sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Col 2:4 Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah. Col 2:5 Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, tetapi dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus.Tafsiran Wycliffe
Ayat 1:24 Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Sebelumnya, Paulus telah berdoa agar jemaat di Kolose dapat bertahan terus dengan penuh sukacita (1:11). Kini, dia menegaskan, bahwa hal itu merupakan pengalamannya sendiri. Konsep yang penting, bahwa penderitaan (pathema) Paulus, yang diderita demi jemaat di Kolose, menggenapkan ... apa yang kurang pada penderitaan (thlipsis) Kristus, tidak hanya terbatas pada nas ini saja (bdg. II Kor. 1:5-7; 4:12; 13:4; Flp. 3:10; I Ptr. 4:13; 5:9; Why. 1:9). Pengertian ini hendaknya dipahami dari sudut pandang konsep Ibrani tentang kepribadiannya bersama, yang diilustrasikan dalam pernyataan Yesus tentang jemaat-Nya. "Mengapa kamu menganiaya Aku?" (Kis. 9:4). Dan beberapa orang menafsirkan Kolose 1:24, sebagai berarti bahwa dalam rencana Allah kelompok Kristus, persekutuan Mesianis, ditentukan untuk menderita sedikit "sakit melahirkan" sewaktu mendatangkan zaman Mesianis. Mungkin yang lebih mendasar ialah pengertian, bahwa kesatuan dengan Kristus ipso facto (dengan sendirinya), berarti kesatuan dengan penderitaan Kristus, "Jika kita menderita bersama-sama dengan Dia ... kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia" (Rm. 4.17). Kenyataan berupa kebersamaan di dalam Kristus (Gal. 2:20), harus diaktualisasikan di dalam diri orang Kristen secara individu. Karena itu, Paulus bahkan dapat berbicara tentang kematiannya sendiri sebagai suatu persembahan kurban (Flp. 2:17; II Tim. 4:6). Sekalipun demikian, perlu diperhatikan, bahwa di dalam konteks ini, sebagaimana pula di bagian lain, hanya dalam Kristus dan pendamaian-Nya ada penebusan yang sempurna. Orang-orang Kristen berbagi penderitaan Kristus sebab mereka sudah ditebus, bukan sebagai sarana untuk memperoleh penebusan tersebut. (Dengan demikian, di dalam meniru Kristus, sebagaimana ditekankan golongan Anabaptis, "mahkota duri menunda mahkota kemuliaan". Lihat Robert Freedman, "Conception of the Anabaptists", Church History, IX (1940), hlm. 358; bandingkan Walther von Loewenich, Luthers Theologia Crucis; Dietrich Bonhoeffer, The Cost of Discipleship; Elizabeth Elliot, Through Gates of Splendor). Ayat 1:25-27 Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! Penugasan Paulus di dalam rencana penebusan Allah adalah khususnya memperkenalkan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain (bukan Yahudi). Di dunia abad pertama, rahasia (mysterion) berarti (1) sesuatu yang misterius, (2) sebuah upacara penerimaan dalam agama, (3) sebuah rahasia yang hanya dapat diketahui melalui penyataan ilahi (Dan. 2:28-30, 47). Pemakaian istilah ini secara luas oleh Paulus termasuk dalam golongan ketiga (bdg. I Kor. 15:51; Ef. 5:32; II Tes. 2:7). Tetapi, dalam hubungan dengan rencana penebusan Allah, rahasia itu ialah kesatuan bersama dengan Kristus. Kristus ada di tengah-tengah kamu, melalui mana Allah menganugerahkan kebenaran dan keselamatan. Di dalam Efesus 3:6, yang diperhatikan adalah penerimaan orang-orang bukan Yahudi ke dalam Tubuh Kristus, dan aspek rahasia ini juga ada di sini. Ayat 1:28-29 Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. Sang "dokter jiwa" itu mempunyai pelayanan menasihati dan mengajar, bukan mementingkan dirinya, tetapi mementingkan pasien. Tujuan Paulus ialah memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan (teleios) atau kedewasaan dalam Kristus, dengan senantiasa mengusahakan tetapi juga menyadari, bahwa kuasa adalah dari Dia yang bekerja dengan kuat di dalam aku (Flp. 2:12, 13). Keprihatinan Paulus Terhadap Orang Kristen di Lembah Likhus (2:1-7). Seperti halnya teleios di atas, beberapa kata - rahasia, hikmat, pengetahuan, kepala (ay. 10), yang disenangi oleh golongan Gnostik, diubah menjadi alat yang efektif dari kebenaran Kristen. Bagian peralihan ini bergerak dari sebuah pembahasan tentang KeTuhanan Kristus menuju serangan terhadap doktrin-doktrin membahayakan, yang sedang mengancam KeTuhanan tersebut di kalangan jemaat Kolose. Ayat 2:1-3 Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi, supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Perjuangan. Gambaran yang tampak dari bahasa Yunani diambil dari suatu perlombaan atletik. Seperti halnya ayat sebelumnya, kata ini terutama melukiskan perjuangan rohani sang rasul dalam berdoa melawan para pemerintah dan penguasa di udara (bdg. Ef. 6:12). Paulus tidak menyuruh api turun dari langit untuk menghukum (Luk. 9:54), tetapi secara positif, ia berdoa agar jemaat di Kolose dan Laodikia, yang rupanya terancam oleh ajaran sesat yang sama, dapat terhibur (ay. 2), yakni dikuatkan melalui nasihat, oleh pembaharuan moral (kasih) dan pemahaman rohani (pengertian). Ajaran yang benar tanpa kasih adalah hampa, dan kasih tanpa kebenaran menjadi "perkataan yang tolol"; tetapi secara bersamaan keduanya menghasilkan pemahaman rohani, yaitu pengetahuan mengenai rahasia Allah. Jika ada rahasia, kata Paulus, maka Kristuslah rahasia tersebut - Kristus sebagai perwujudan dari Hikmat Allah (Moule, op. cit.), Kristus sebagai satu-satunya Pengantara untuk memberikan karunia-karunia Allah kepada manusia (bdg. Ams. 2:3-9). Ayat 2:4-5 Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah. Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, tetapi dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus. 4-7. Selaku anggota tubuh Kristus yang hadir bersama dengan mereka di dalam roh, Paulus kini menjelaskan maksud dari pernyataan-pernyataan sebelumnya. Dia khawatir, bahwa kata-kata yang indah, yaitu alasan yang meyakinkan (pithanologia), akan merusak tertib hidup dan keteguhan hati mereka. Kata-kata yang dijadikan pasangan ini merupakan istilah-istilah militer yang menggambarkan pasukan lawan berhasil menerobos sebuah pertahanan yang pada mulanya kokoh. Penggunaan filsafat dan hikmat (bdg. 2:8, 23) oleh pengajar sesat itu merupakan suatu pendekatan yang bukannya sama sekali tidak dikenal dewasa ini. Paulus tidak menjawab nalar yang salah dengan kebenaran-kebenaran yang sulit dipahami, atau dengan perintah kepada orang-orang percaya untuk menutup telinga mereka, tetapi dengan imbauan yang masuk akal kepada mereka untuk kembali kepada tradisi positif yang memusatkan perhatian pada Kristus yang melaluinya mereka telah menerima Injil itu (bdg. 2:8). Dari titik tolak ini kehampaan pemikiran Gnostik akan menjadi jelas bagi mereka.Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.