2 Tesalonika 1:3-12: Ucapan Syukur dan Doa

Klik:

2 Thessalonians / 2 Tesalonika 1:3-12

2Th 1:3 Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu,

2Th 1:4 sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita:

2Th 1:5 suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.

2Th 1:6 Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu

2Th 1:7 dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,

2Th 1:8 dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita.

2Th 1:9 Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya,

2Th 1:10 apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.

2Th 1:11 Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,

2Th 1:12 sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Tafsiran Wycliffe

Pujian Atas Ketabahan (1:3-4).

Kesungguhan dari rasa bersyukur Paulus, belum memudar sejak menuliskan surat pertama.

Dia dengan hangat memuji orang-orang percaya di Tesalonika itu atas iman, kasih dan ketabahan mereka di tengah-tengah penganiayaan yang kejam.

3. Kami wajib = Mengandung rasa berutang Paulus pada Allah atas bertumbuhnya jemaat di Tesalonika.

Memang patutlah demikian = Maksudnya: "Perilakumu layak untuk disyukuri seperti itu."

Imanmu makin bertambah = Khawatir akan iman mereka dalam surat yang pertama (I Tes. 3:5, 10), sang rasul kini bersukacita karena pertumbuhan iman mereka ternyata begitu menggembirakan.

Setelah mendorong mereka untuk meningkatkan kasih mereka (I Tes. 3:12), di sini sang rasul mencatat, bahwa kasih mereka makin kuat di antara mereka.

Dalam I Tesalonika 1:3, sang rasul memuji mereka atas ketekunan pengharapan mereka.

Apakah pernyataan semacam itu tidak ada dalam surat ini, karena masalah utama yang dibahas di sini adalah salah pengertian tentang pengharapan tersebut?

4. Bermegah tentang kamu = Sang rasul mengantisipasi kemegahannya pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali (I Tes. 2:19) dengan bermegah tentang jemaat di Tesalonika kepada jemaat-jemaat lain di mana ia melayani.

Ketabahan = Seperti dalam I Tesalonika 1:3.

Iman (pistis), kadang-kadang berarti "kesetiaan" (mis: Rm. 3:3; Gal. 5:22).

Sekalipun arti ini cukup cocok di sini, ada kemungkinan, bahwa iman di sini mengacu kepada tindakan mengandalkan, seperti dalam 1:3 dan bagian lainnya dalam surat-surat ini.

Penganiayaan (diõgmois) adalah sebuah istilah khas, berarti serangkaian serangan dari lawan-lawan Injil (bdg. Kis. 8:1; 13:50), sedangkan penindasan (thlipsesin) adalah berbagai tekanan yang lebih umum sifatnya (bdg. Mat. 13:21 dan Mrk. 4:17).

Bentuk waktu sekarang dari ungkapan kamu derita, menunjukkan bahwa perlawanan yang pahit ini merupakan suatu kenyataan pada saat surat ini ditulis.

Penjelasan Mengenai Maksud Penganiayaan (1:5-10).

Keyakinan dan ketabahan dalam menghadapi penganiayaan merupakan bukti dari keadilan Allah yang mempersiapkan para penderita yang benar tersebut untuk Kerajaan-Nya, dan para lawan mereka untuk murka-Nya.

5. Suatu bukti = Lebih mengacu kepada iman dan ketabahan mereka dalam menghadapi penganiayaan daripada penganiayaan itu sendiri.

Tanggapan yang tegas ini merupakan bukti yang jelas atau petunjuk yang terang, bahwa adilnya penghakiman Allah akan menguntungkan mereka (bdg. II Kor. 4:16 dst. dan Flp. 1:28).

Sekalipun penghakiman yang adil ini puncaknya baru akan terjadi pada akhir zaman, penghakiman tersebut sudah berlangsung saat ini (Yoh. 3:19).

Penghakiman ini dikatakan memiliki sebuah maksud khusus di dalam kehidupan orang-orang percaya, yaitu agar mereka layak menjadi warga Kerajaan Allah.

"Merupakan bagian dari adilnya penghakiman Allah, kalau Ia memakai masa kesusahan besar untuk membawa umat-Nya mencapai kesempurnaan" (Morris).

Kerajaan = Lihat tafsiran I Tes. 2:12.

Karena = Maksudnya: demi. Bandingkan ucapan bahagia Kristus dalam Matius 5:10-12.

6. Penghakiman terakhir akan menghasilkan perubahan yang adil dari situasi saat ini: para pengacau akan mengalami kesukaran, sedangkan korban-korban mereka akan menikmati ketenangan.

Sebab memang adil = Keadilan Allah akan tercemar apabila jenis perlawanan yang jahat ini dibiarkan berkembang terus.

Menindas = Maksudnya: mendatangkan penindasan atas.

7. Kelegaan = Kesenangan sesudah ketegangan.

Kepada kami = Para rasul, yang tidak asing dengan penderitaan atau dengan kerinduan untuk memperoleh kelegaan.

Menyatakan diri = Menyingkapkan (bdg. I Kor. 1:7 dan khususnya Luk. 17:30).

Malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya = Secara harfiah, malaikat yang merupakan lambang pelayanan dan kuasa-Nya.

Lihat tafsiran I Tesalonika 3:13.

Perumpamaan-perumpamaan tentang Kerajaan Allah oleh Kristus (bdg. Mat. 14:31, 49; 25:31, 32), juga mengaitkan malaikat dengan saat penghakiman.

8. Subjek dari mengadakan (melaksanakan) pembalasan (penghukuman sempurna) adalah Yesus Tuhan kita (1:7).

Bapa telah mempercayakan seluruh penghakiman terakhir kepada Dia (Yoh. 5:22, 27).

Mereka yang akan terkena murka Kristus adalah mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak menaati Injil Yesus.

Beberapa penafsir berpendapat, bahwa yang dimaksud di sini adalah dua kelompok: orang-orang bukan Yahudi (bdg. I Tes. 4:5) dan orang-orang Yahudi.

Lebih besar kemungkinannya, bahwa ini merupakan acuan umum kepada semua orang yang menolak untuk bertindak sesuai dengan apa yang mereka ketahui mengenai Allah, dan yang secara lebih khusus lagi, menolak penyataan-Nya di dalam Kristus.

9. Ujud dari pembalasan tersebut: mereka akan menjalani hukuman (akan dijatuhi hukuman) kebinasaan selama-lamanya.

Yang dimaksudkan bukan pemusnahan, tetapi kehancuran menyeluruh, kehilangan segala sesuatu yang berharga.

Secara khusus, kebinasaan tersebut berarti terpisah dari hadirat (wajah) Tuhan, sumber sejati dari segala sesuatu yang baik.

Cara Perjanjian Baru melukiskan penderitaan dalam neraka cukup banyak: "dapur api" (Mat. 13:42), "kegelapan yang paling gelap" (Mat. 25:30); "lautan api dan belerang" (Why. 20:10); dan seterusnya.

Tetapi, tidak ada yang lebih jelas daripada gambaran tentang keterpisahan abadi dari Dia yang adalah hidup, terang dan kasih ini.

Kemuliaan kekuatan-Nya = "Manifestasi keagungan Allah yang tampak oleh mata" (Morris).

10. Apabila = Waktu di sini tidak tertentu.

Di antara orang-orang kudus-Nya = Orang-orang percaya adalah lingkungan di mana Kristus akan dimuliakan pada saat Dia datang kembali.

"Dia akan dimuliakan di dalam mereka sebagaimana matahari terpancar dari dalam sebuah cermin" (Alf).

Peristiwa ini merupakan puncak dari suatu peristiwa yang sudah diawali sebelumnya (Yoh. 17:10; II Kor. 3:18).

Untuk dikagumi = Penyataan kemuliaan Kristus di dalam diri orang-orang percaya ini akan sangat menakjubkan dan indah bagi semua orang yang menyaksikannya.

Pada hari itu, harus dihubungkan dengan untuk dikagumi.

Anak kalimat yang ada di antara kedua frasa tersebut bersifat sisipan, dan sulit dihubungkan dengan ayat ini.

Mungkin gagasan yang terbaik ialah, bahwa sisipan tersebut merupakan ungkapan yang telah dipersingkat, sehingga hendaknya diterjemahkan seperti yang dilakukan oleh Phillips, "bagi semua orang percaya - termasuk kamu, sebab kamu telah mempercayai amanat yang kami beritakan kepadamu."

Syafaat untuk Pertumbuhan Rohani Berkesinambungan (1:11-12).

Setelah menjelaskan kepada jemaat Tesalonika maksud-maksud tertinggi Allah dalam penganiayaan mereka, serta hasil gemilang yang akan mereka peroleh darinya, sang rasul menegaskan kembali, bahwa ia senantiasa berdoa agar pengabdian mereka sesuai dengan rencana Allah.

11. Karena itu = Untuk maksud itu, mengaitkan seluruh bagian 1:5-10.

Panggilan, pada umumnya mengacu kepada panggilan pertama Allah kepada keselamatan, tetapi yang dimaksudkan di sini mungkin termasuk puncak dari tindakan permulaan tersebut (bdg. I Tes. 2:1, 2).

Kehendakmu untuk berbuat baik (mu tidak terdapat di dalam naskah Yunani), mengacu kepada jemaat Tesalonika, bukan kepada Allah.

Paulus berdoa agar Allah kiranya menyempurnakan (melanjutkan hingga selesai) kesenangan mereka (kehendak) untuk berbuat baik.

Agathosyne tidak pernah dipakai untuk Allah dalam Perjanjian Baru (bdg. Rm. 15:14; Gal. 5:22; Ef. 5:9).

Pekerjaan iman = Bandingkan I Tesalonika 1:3.

Kekuatan-Nya = Melukiskan kemampuan Allah yang menjadikan Dia mampu memenuhi kedua permohonan ini.

12. Permohonan terakhir mengingatkan kita pada 1:10.

Nama = Menurut kebiasaan Alkitabiah dan kebudayaan Semit, merupakan penyataan seluruh kepribadian.

Orang-orang percaya harus terus-menerus mencerminkan kemuliaan yang pada akhirnya akan terpancar sepenuhnya di dalam mereka pada saat kedatangan Kristus.

Dan kamu di dalam Dia = Menunjuk kepada eratnya kesatuan di antara Kristus dengan Gereja-Nya.

Sebagaimana Kristus memancarkan kemuliaan-Nya dalam Gereja, demikian pula satu-satunya kemuliaan dari Gereja adalah kemuliaan yang ada di dalam Dia.

Kenyataan ini hanya dapat terjadi karena kasih karunia Allah saja.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel