1 Timotius 2:8-15: Mengenai Sikap Orang Laki-laki dan Perempuan Dalam Ibadah Jemaat

Klik:

1 Timothy / 1 Timotius 2:8-15

1Ti 2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

1Ti 2:9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,

1Ti 2:10 tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.

1Ti 2:11 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.

1Ti 2:12 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.

1Ti 2:13 Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.

1Ti 2:14 Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.

1Ti 2:15 Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Tafsiran Wycliffe

Sejumlah Nasihat dan Pengajaran Kepada Gereja Tentang Allah yang Hidup (2:1-6:2).

Pokok-pokok yang dibahas oleh Paulus di dalam bagian ini mudah dilihat, sebagaimana kentara dari garis besar umumnya.

Yang tidak terlalu jelas kelihatan ialah pokok pandangan yang menentukan pemilihan topik-topik tersebut, serta urutan pembahasannya.

Ide utama dari surat ini ialah pemeliharaan iman dan kesaksian.

Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan, bahwa pada bagian tengah surat ini terdapat paragraf yang menyajikan Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, sebagai alat yang mempertahankan dan menyebarkan amanat Injil (lihat Pendahuluan, Struktur dan Tema I Timotius).

Sesudah paragraf ini, yaitu pada 4:6, muncul dengan pembagian dengan sendirinya.

Hingga 4:6, Paulus tampaknya membahas berbagai aspek dari kesaksian seluruh Gereja.

Sesudah ayat ini, Paulus berbicara kepada perseorangan dan golongan-golongan perseorangan tertentu, sambil mengarahkan nasihat-nasihatnya kepada masalah kesaksian.

Kepada Gereja yang Bersaksi (2:1-3:13).

Secara umum pokok pandangan di bagian ini adalah aspek umum dan bersama dari gereja: yaitu ibadah dan para petugasnya.

Doa umum Dalam Kaitannya dengan Maksud Pekabaran Injil Gereja (2:1-8).

Topik pertama yang dibahas Paulus ialah doa syafaat untuk semua orang, dan untuk semua pembesar.

Penekanan universalnya tampak dari kata semua di dalam ayat 1, 2, 4, 6 dan dari catatan misioner rasul dalam ayat 7.

Di sini Paulus tidak membahas dengan lengkap hubungan Gereja dengan pemerintahan sipil, tetapi hanya menasihatkan, agar doa dipanjatkan bagi para pejabat supaya orang-orang percaya dapat menikmati hidup yang damai dan tenang.

Hal ini berguna untuk maksud yang lebih besar, yaitu mendatangkan keselamatan bagi manusia.

8. Di sini Paulus melengkapi paragraf mengenai doa.

Mengangkat tangan dengan sungguh-sungguh, baik secara lahiriah maupun kiasan, menandakan permohonan yang sungguh-sungguh (Mzm. 28:2; 68:31; 134:2; 143:6; Ams. 1:24).

Tanpa marah dan tanpa perselisihan, maksudnya: bersatu (bdg. Mat. 18:19).

Perilaku Perempuan Dalam Kaitannya dengan Kesaksian Gereja (2:9-15).

Ungkapan demikian juga, mungkin meneruskan kepada kaum perempuan apa yang telah dikatakan kepada kaum laki-laki sebelumnya, yaitu bahwa hidup mereka harus bercirikan doa dan pengabdian kepada Injil.

9-10. Pembahasan mengenai cara berpakaian kaum perempuan juga dilakukan dalam I Petrus 3:3-5.

Gaya penulisan yang padat, meningkatkan kontras di antara memakai pakaian yang berlebihan untuk pamer dengan melakukan perbuatan baik.

Implikasinya ialah, bahwa lawan dari yang sebelumnya itu adalah dengan memakai pakaian yang sederhana dan pantas - semacam "perbuatan baik", hal yang harus menyertai pengakuan kesalehan.

11-12. Bagian selanjutnya dari pasal ini membahas hubungan resmi kaum perempuan di dalam Gereja.

Kedua ayat ini harus dibaca bersamaan: perempuan tidak boleh menduduki jabatan pemimpin atau jabatan pengajar di dalam Gereja.

13. Untuk mengilustrasikan prinsip kepemimpinan maskulin, Paulus mengutip urutan penciptaan sebagai menetapkan kodrat kepemimpinan laki-laki (I Kor. 11:8-9).

14. Bukan Adam yang tergoda. Pernyataan ini hendaknya dipahami secara relatif; Adam tergoda juga, tetapi tidak semutlak Hawa.

Kata Yunani yang sama dipakai untuk perempuan, tetapi dalam bentuk yang lebih intensif.

Adam langsung mengikuti jejak Hawa dan bukan memanfaatkan kepemimpinannya untuk melawan gagasan si penggoda.

15. Akan diselamatkan karena melahirkan anak. Bahasa Paulus di dalam bagian ini merupakan gema dari Kejadian 2 dan 3 dalam LXX.

Dan di sini dia mungkin menggunakan ide Kejadian 3:15-16 untuk menunjuk kepada inkarnasi Kristus.

Melalui melahirkan anak ini, si perempuan yang percaya dan terus hidup dalam kesalehan akan diselamatkan.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel