1 Timotius 1:1-2: Salam | Garis Besar dan Pendahuluan Kitab

Klik:

1 Timothy / 1 Timotius 1:1-2

1Ti 1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,

1Ti 1:2 kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.

Tafsiran Wycliffe

Salam dengan Catatan Khusus Mengenai Kewenangan dan Pengharapan (1:1-2).

1. Kewenangan rasuli Paulus didasarkan pada keilahian dan perintah Kristus.

Bandingkan dengan Galatia 1:1: "... bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah Bapa."

Pemberian wewenang secara ilahi, ditekankan lebih lanjut lagi:

(1) Dengan kata-kata menurut perintah: ini menunjukkan perintah raja yang harus ditaati.

(2) Dengan kenyataan, bahwa perintah tersebut adalah perintah dari Allah Bapa dan Kristus Yesus.

Dengan menyejajarkan Nama Bapa dan Nama Kristus sedemikian, sebagaimana juga dalam ayat 2, Paulus tidak meragukan keilahian sempurna dari Kristus (lihat Warfield, Biblical and Theological Studies, bab III).

Allah dikemukakan sebagai Juruselamat, sebuah sebutan mulia yang membuat kita ingat kepada Yesaya 45:21 dan ayat-ayat sejenisnya.

Yesus diistimewakan dengan sebutan dasar pengharapan kita, sebuah cara yang ringkas dan tepat untuk mengaitkan keseluruhan eskatologi dengan pribadi Kristus, demi mendorong semangat Timotius.

2. Pasti juga untuk mendorong semangat Timotius, Paulus menambahkan kata rahmat kepada rumusan yang umum kasih karunia dan damai sejahtera.

Hanya di dalam surat-surat Penggembalaan ini, Paulus menyimpang dari kebiasaannya.

Pendahuluan Kitab 1 Timotius

Kepenulisan.

Bahwa Paulus menulis surat-surat Penggembalaan (I, II Timotius dan Titus) masih dipersoalkan.

Sekalipun demikian, bukti yang kuat dalam surat-surat ini, menunjukkan bahwa Paulus adalah penulisnya, sebab namanya tercantum di dalam setiap bagian salam pembukaan dari surat-surat ini, dan berbagai keterangan otobiografis di dalamnya cocok dengan kehidupan Paulus, sebagaimana tercatat di bagian lainnya; misalnya: 1:12, 13; II Timotius 3:10, 11; 4:10, 11, 19, 20.

Patokan dasar untuk menentukan keaslian sebuah dokumen ditetapkan sejak dahulu oleh Simon Greenleaf: "Setiap dokumen, yang jelas kuno, yang berasal dari tempat penyimpanan yang patut dan yang tidak menunjukkan tanda-tanda adanya usaha pemalsuan, secara hukum dianggap asli dan beban untuk membuktikan ketidakasliannya berpindah pada pihak yang bertentangan pendapat" (An Examination of the Testimony of the Four Evangelists. London 1847, hlm. 7).

Surat-surat penggembalaan ini merupakan Kitab-kitab kuno yang berasal dari tempat penyimpanan yang patut, yakni Gereja.

Gereja senantiasa menganggap Paulus yang menulis surat-surat ini; tidak ada suara yang mempersoalkannya hingga zaman modern.

Kalau begitu, apakah kecaman yang dikemukakan untuk menyangkal bukti yang kuat serta keseragaman suara tradisi ini?

Ada empat tanda yang bisa menunjukkan surat-surat ini tidak asli, atau pemalsuan:

(1) Bahasa dan gaya penulisan yang tidak khas Paulus.

(2) Perlawanan surat-surat ini terhadap aliran Gnostik abad kedua.

(3) Ketidakcocokan antara surat-surat ini dengan Kisah Para Rasul - dianggap bahwa Paulus dihukum mati pada akhir dari satu-satunya pemenjaraannya di Roma yang disebutkan di dalam Kisah Para Rasul, karena itu disimpulkan, bahwa Paulus tidak mungkin menulis surat-surat ini.

(4) Organisasi Gereja yang sudah maju, dari zaman sesudah Paulus, tercermin di dalam surat-surat ini.

Alasan-alasan yang dikemukakan ini tidak lebih kuat daripada bukti yang positif:

(1) Alasan bahasa, tidak meyakinkan, sebab tidak masuk akal secara psikologis dan terlalu sulit, kalau tidak mustahil, untuk dibuktikan.

Mungkinkah seorang pemalsu, yang ingin agar hasil pemalsuannya diterima sebagai karya Paulus, memakai kosakata yang bukan asli Paulus sampai sejumlah tujuh belas kata per halaman dalam teks Yunani dan menyebut berbagai peristiwa dan orang yang tidak termasuk dalam kehidupan Paulus yang dikenal?

Penerimaan surat-surat ini tanpa ragu dan dengan suara bulat oleh Gereja kuno, mengingat pertimbangan-pertimbangan di atas, mustahil dapat dijelaskan.

Sesungguhnya, penerimaan yang tanpa keraguan ini merupakan bukti yang kuat, bahwa surat-surat ini dikenal sebagai asli.

Data linguistik dapat benar-benar menunjuk pada penulisan bersama atas surat-surat ini oleh Lukas dan Paulus (Moffatt, Introduction to the Literature of the New Testament, edisi ke-3, hlm. 414), tetapi perlu diingat, bahwa menentukan tanggal penulisan sebuah naskah dengan hanya melihat bahasa dan gaya yang dipakai pengarangnya paling banter hanya merupakan dugaan saja.

Para pembaca surat-surat Penggembalaan Paulus, berbeda dengan sidang pembaca surat-suratnya yang lain.

Timotius dan Titus, terkait sangat erat dengan kehidupan dan pemikiran Paulus sepanjang lima belas hingga dua puluh tahun.

Karena itu, kita tidak perlu terkejut, jika Paulus memakai bahasa dan gaya yang berbeda dengan yang dipakainya untuk jemaat.

Paulus di dalam surat-surat ini sedang memberikan semangat dan nasihat kepada anak-anaknya di dalam iman, bukan memperbaiki jemaat-jemaat yang sedang bersengketa atau goyah.

(2) Keberatan ini beranggapan, bahwa jika yang ditolak oleh surat-surat Pastoral ini adalah Gnostik abad kedua, maka pastilah surat-surat ini ditulis pada abad tersebut, dengan adanya bukti kuat tentang kepenulisan Paulus, jika ada berbagai pernyataan yang berhubungan dengan aliran Gnostik yang muncul kemudian, maka kesimpulannya ialah bahwa Paulus sudah mengetahui lebih dahulu tentang perkembangan-perkembangan tersebut, yang bukan merupakan hal yang mustahil bahkan dari sudut pandang kecerdasan manusia sekalipun.

Bagaimanapun juga, di dalam surat-suratnya yang lain, Paulus pernah menyatakan menurut bisikan hatinya, bahwa ia mampu melihat dan menubuatkan masa depan.

Menyangkal bahwa dia mampu, berarti mempersoalkan seluruh kemungkinan adanya penyataan adikodrati.

Lagi pula, di dalam surat-surat ini, Paulus mungkin tidak menyerang aliran Gnostik yang sudah semaju apa yang ditunjukkan sebagian pakar.

(3) Bahwa berbagai nama, tempat dan peristiwa yang disebut dalam surat-surat ini tidak cocok dengan yang terdapat dalam Kisah Para Rasul, merupakan alasan yang sangat baik untuk memperluas kisah kehidupan Paulus hingga di luar Kisah Para Rasul.

Jadi, surat-surat Penggembalaan ini merupakan hasil dari perjalanan memberitakan Injil yang keempat dan pemenjaraan kedua.

(4) Unsur-unsur penataan organisasi Gereja yang dijumpai di dalam surat-surat ini, juga dapat dijumpai di bagian lain dalam Perjanjian Baru.

Sebagian pakar beranggapan, bahwa pengakuan Injil Lukas sebagai bagian Alkitab (I Tim. 5:18) merupakan petunjuk mengenai tanggal yang belakangan.

"Ketika penulis surat-surat Penggembalaan ini menulis, Injil Lukas atau kumpulan cuplikan yang berisi Lukas 10:7 dianggap sebagai graphe" (tulisan yang diilhamkan) (Ibid., hlm. 401-402).

Argumen ini juga mengandung hal yang harus dibuktikan, yaitu bahwa Kitab ini, tidak mungkin terilhamkan dan dikenal sebagai diilhamkan sejak saat penulisan dan penerimaannya.

Jawaban yang lebih lengkap terhadap berbagai argumen ini sudah dikemukakan di dalam buku-buku pengantar dan tafsiran konservatif, yang standar. Lihat khususnya Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Pastoral Epistles, hlm. 4-32.

Tanggal Penulisan.

Surat pertama kepada Timotius dan surat kepada Titus ditulis selama masa perjalanan dan pelayanan pemberitaan Injil di antara dua pemenjaraan Paulus di Roma.

Sebuah tanggal di antara tahun 61 dan 63 M, tidak akan meleset jauh.

Surat yang kedua kepada Timotius berisi kata-kata terakhir dari sang rasul: kata-kata tersebut ditulis dari dalam penjara sesaat sebelum ia mati sebagai martir (4:6-8).

Kita hendaknya memandang surat-surat ini, sebagaimana kata Calvin, "sebagai tidak ditulis dengan tinta, tetapi dengan darah sang rasul sendiri."

Saat kematian rasul ini diperkirakan antara tahun 65 dan 68 M.

Alasan Penulisan dan Amanat Surat Ini.

Sebagaimana Musa menugaskan Yosua, dan Tuhan Yesus menugaskan para rasul-Nya, demikianlah Paulus menugaskan Timotius dan Titus.

Demikian pula, sebagaimana Musa mengakhiri penugasannya dengan memberikan nasihat bagi seluruh Israel, dan Kristus bagi seluruh Gereja, Paulus mengakhiri penugasannya dengan sebuah berkat "Kasih karunia beserta kamu" ("kamu" di sini adalah jamak: 6:21; II Tim. 4:22), dan "Kasih karunia beserta kamu semua" (Tit. 3:15).

Alasan Penulisan surat-surat ini adalah untuk memelihara iman, untuk memastikan kesinambungan Gereja Yesus Kristus.

Penugasan resmi - "Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita" (II Tim. 1:14) - merupakan inti Surat-surat Penggembalaan.

Di sini, Timotius dan Titus bersama-sama dengan seluruh Gereja, ditugaskan untuk memelihara "iman", "apa yang telah dipercayakan kepada kita", sabda tertulis yang merupakan hasil karya Roh Kudus.

Pelaksanaan tugas ini bukan hanya memelihara iman melalui perbuatan baik dan perilaku yang benar di rumah Allah saja, tetapi juga penolakan iman yang salah, palsu.

Kebutuhan yang lebih mendesak dari dua surat yang pertama - I Timotius dan Titus - tidak diragukan lagi terletak pada fakta, bahwa banyak hal di Efesus dan Kreta memerlukan penyesuaian.

Sekalipun demikian, Paulus yang bermaksud memberikan nasihat kepada anak-anaknya di dalam iman, berketetapan untuk menasihati juga orang lain pada saat yang sama.

Susunan dan Pokok Pembahasan.

I Timotius. Surat Penggembalaan yang pertama ini termasuk dalam pola penulisan yang mungkin disengaja.

Dalam bentuknya yang paling singkat, pola tersebut ialah: (A) Penugasan, (B) Pujian, (A) Penugasan.

Diungkapkan secara berbeda, pola tersebut bisa juga: (A) Prosa, (B) Puisi dan (A) Prosa.

Pola sederhana berupa dua bagian penugasan resmi ini, yang dihubungkan dengan sebuah doksologi atau kidung pujian, diulang tiga kali - pada bagian pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutup.

Surat yang dirangkum menurut pola ini memberikan kesatuan yang lebih kuat daripada yang pada umumnya diketahui.

Di bagian pendahuluan, sesudah salam, kita menjumpai pemberian tugas kepada Timotius dengan bagian penjelasan yang lebih panjang (1:3-16) dan kata penutup yang lebih singkat (1:18-20).

Kedua bagian ini dihubungkan oleh doksologi yang singkat, tetapi berbobot dari ayat 17.

Bagian awal yang menuju kepada doksologi tersebut mencakup sebuah garis besar - yang ditunjukkan secara singkat - dari topik-topik utama surat ini.

Semuanya dijalin dengan demikian rapi sehingga banyak pokok yang dikemukakan hanya berfungsi untuk mengarahkan perhatian kepada tugas yang diberikan Paulus kepada Timotius.

Sesudah itu menyusul doksologi yang memberikan bobot serius terhadap bagian terakhir dari pemberian tugas ini.

Pada bagian penutup surat ini terdapat penugasan lainnya, kembali dalam rangkap dua, dengan masing-masing bagian dihubungkan dengan doksologi dari ayat 16b.

Sekali lagi pola yang sama dipergunakan; bagian pertama lebih panjang (6:3-16a) dengan suatu rekapitulasi pokok-pokok utama surat ini; bagian yang lebih pendek (6:17-21) diakhiri dengan sebuah himbauan yang sangat menyentuh: "Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu."

Dengan cara yang sama bagian utama surat ini (2:1-6:2) dibagi oleh paragraf peralihan (3:14-4:5), yang pada bagian tengahnya terdapat kidung Kristiani kuno yang mungkin digubah oleh rasul Paulus (3:16).

Bagian pertama dari bagian yang utama ini membahas aspek-aspek resmi atau umum dari Gereja. Rumah Allah, yang mencapai puncaknya pada baris-baris kidung yang terkemuka itu.

Pada bagian kedua ditekankan aspek-aspek pribadi, hampir sama dengan tema-tema dalam bagian pertama. Sebagai contoh, ayat mengenai perempuan pada bagian pertama mengemukakan prinsip kepemimpinan laki-laki di dalam Gereja; sedangkan ayat mengenai perempuan pada bagian kedua membahas masalah janda yang tidak mandiri.

Tampaknya bagian yang satu dimaksudkan untuk mencocokkan yang lain. Tetapi, yang lebih penting, seluruh susunan surat ini dirancang untuk menonjolkan nyanyian pujian agung yang terdapat di bagian tengah surat ini, yang dengan jelas dan indah mengungkapkan pribadi dan karya Kristus.

II Timotius. Di dalam suratnya yang kedua kepada "anaknya yang kekasih", Paulus kelihatannya mengikuti pola yang intinya sama dengan yang pertama.

Kali ini pola tersebut dipakai dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu sebuah penugasan resmi dalam dua bagian dan dihubungkan oleh sebuah nyanyian pujian.

Semuanya diawali dengan sebuah salam dan ucapan syukur, serta diakhiri dengan berbagai catatan dan doa pribadi.

Kembali seluruh susunan surat dirancang untuk menonjolkan nyanyian pujian agung tentang kebenaran doktrin yang tercantum pada bagian tengah (2:11-13) surat ini.

Pokok utama yang dibahas sepanjang surat ini adalah Injil yang menurut Paulus telah dipercayakan untuk dipelihara, dihargai dan diserahkan kepada orang-orang yang dapat dipercaya.

Kata-katanya memperoleh penghormatan dan bobot tersendiri, sebab merupakan surat terakhir yang ditulis olehnya; ia menulis dengan mengetahui, bahwa "kesudahannya sudah dekat".

Titus. Tema dari surat ini mirip dengan surat-surat Penggembalaan lainnya dalam menekankan hubungan antara doktrin yang dipercayakan kepada orang-orang yang bertanggung jawab dengan kesalehan hidup.

Di dalam surat ini, Paulus mengaitkan kasih karunia, sebagai doktrin besar tentang keselamatan dengan perbuatan baik di dalam nas-nas yang seimbang, 2:11-15 dan 3:4-8.

Pada nas yang pertama muncul kasih karunia, sedangkan pada nas yang lain muncul kemurahan hati dan kasih.

Dua-duanya menekankan pengharapan yang penuh bahagia (2:13; 3:7b): dua-duanya diakhiri dengan penekanan pada perbuatan baik.

Catatan untuk Tafsiran ini.

Di dalam tafsiran berikut telah diusahakan untuk tidak hanya memberikan penjelasan pada ayat tertentu saja, tetapi yang lebih penting adalah mengutip ayat-ayat yang paralel, yang apabila dicari dengan sabar akan memberikan tafsiran Alkitab itu sendiri.

Garis Besar Kitab 1 Timotius

I. Salam dan Pendahuluan (1:1-20)

A. Salam dengan Catatan Khusus Mengenai Kewenangan dan Pengharapan (1:1, 2).

B. Penugasan Kepada Timotius, Mengemukakan Pokok-pokok Penting Surat Ini (1:3-16).

1. Ajaran Benar versus Ajaran Sesat (1:3, 4)

2. Maksud dari Ajaran Benar (1:5-7)

3. Doktrin yang Benar tentang Hukum Taurat (1:8-11)

4. Kesaksian dan Injil Paulus (1:12-16)

C. Doksologi (1:17)

D. Penugasan dan Pemberian Semangat Kepada Timotius (1:18-20)

II. Sejumlah Nasihat dan Pengajaran Kepada Gereja tentang Allah yang Hidup (2:1-6:2)

A. Kepada Gereja yang Bersaksi (2:1-3:13)

1. Doa Umum Dalam Kaitannya dengan Maksud Pekabaran Injil Gereja (2:1-8)

2. Perilaku Perempuan Dalam Kaitannya dengan Kesaksian Gereja (2:9-15)

3. Berbagai Persyaratan Bagi Pejabat Gereja (3:1-13)

B. Kepada Gereja Sebagai Sokoguru dan Dasar Kebenaran (3:14-4:5)

1. Kedudukannya yang Mulia Selaku Organ dari Doktrin Injil (3:14, 15)

2. Kidung Pujian: Pernyataan Puitis Mengenai Doktrin yang Benar (3:16)

3. Peringatan Nabi tentang Doktrin Palsu (4:1-5)

C. Kepada Perseorangan yang Bersaksi (4:6-6:2)

1. Kepada Timotius, Pelayan yang Baik (4:6-16)

2. Kepada Kaum Laki-laki (5:1)

3. Kepada Kaum Perempuan, Khususnya Janda (5:2-16)

4. Kepada Para Penatua (5:17-25)

5. Kepada Para Hamba (6:1, 2)

III. Penutup (6:3-21)

A. Sebuah Penugasan Resmi (6:3-15a)

1. Peringatan Terhadap Guru-guru Palsu (6:3-5)

2. Sikap yang Benar dari Guru-guru Sejati (6:6-10)

3. Berbagai Motif Manusia Allah (6:11-15a)

B. Doksologi (6:15b, 16)

C. Kembali Kepada Penugasan Resmi (6:17-21)

1. Penggunaan Harta Milik Secara Benar (6:17-19)

2. Imbauan Terakhir: Sebuah Rangkuman (6:20, 21)

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel