Filemon 1:1-3: Salam | Garis Besar dan Pendahuluan Filemon
Jumat, Januari 29, 2021
Edit
Klik:
Philemon / Filemon 1:1-3
Phm 1:1 Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus dan dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami Phm 1:2 dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu: Phm 1:3 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.Tafsiran Wycliffe
1. Berbeda dengan istilah "rasul" yang lebih umum dipakai, penyebutan diri sebagai seorang hukuman karena Kristus Yesus (bdg, ay. 13) oleh Paulus memiliki hubungan langsung dengan pokok pembahasan surat ini (lih. tafsiran Kol. 4:18). 2-3. Alamat yang dituju surat ini bukan hanya keluarga Kristen ini, melainkan jemaat yang ada di rumah mereka. Adalah biasa, bahkan kadang-kadang, bagi Gereja lokal untuk berbakti di rumah salah satu anggota jemaatnya (bdg. Kis. 18:7).Pendahuluan Kitab Filemon
Alasan Penulisan Surat. Paulus menulis surat ini demi budak Filemon, yang bernama Onesimus, yang sesudah melarikan diri dari tuannya, bertobat di bawah bimbingan Paulus. Suatu perkiraan yang belum lama ini dikemukakan oleh penulis terkemuka, John Knox (Philemon Among the Letters of Paul) menjadikan Arkhipus sebagai pemilik budak (dan si alamat utama surat ini), serta Filemon hanya seorang penilik jemaat-jemaat di Lembah Likus. Namun, pandangan tradisional yang beranggapan, bahwa Arkhipus adalah putra Filemon dan Apfia, tetap lebih meyakinkan. Di dalam pengaturan Allah, ada beberapa faktor penting yang membuat jemaat perlu mengakui surat ini bukan hanya sebagai surat pribadi Paulus, melainkan sebagai ajaran rasul yang harus diterima sebagai bagian dari Alkitab: (1) "Jemaat" ikut tercakup sebagai mereka yang dituju oleh surat ini. (2) Hubungan tuan - budak merupakan persoalan penting bagi seluruh Gereja, bukan hanya untuk Filemon pribadi. (Filemon bukan satu-satunya pemelihara budak di kalangan jemaat Kolose; bdg. Kyrioi. Kol. 4:1.) Dengan mengembalikan seorang budak yang sesudah melarikan diri telah menjadi orang Kristen dan hamba Paulus, sang rasul bukan hanya mengajar kita tentang prinsip-prinsip yang mengatur hubungan antara sesama orang Kristen, melainkan juga mengingatkan kita, bahwa semua prinsip ini jangan dilaksanakan "dengan paksa, melainkan dengan sukarela" (ay. 14). Di dalam Kristus, terdapat suatu kerangka acuan yang baru sama sekali, yang mengubah semua bentuk hubungan yang ada di dunia: persaudaraan merupakan fokus yang harus dipakai di dalam menilai semua hubungan antar manusia. Paulus tidak melancarkan polemik terhadap perbudakan, tetapi sementara abad demi abad berlalu, iman Kristen telah mencapai pemahaman, bahwa perbudakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Paulus. Mengenai asal-usul dan tanggal penulisan surat ini, lihat: Pendahuluan untuk Surat Kolose.Garis Besar Kitab Filemon
I. Pendahuluan (1-3) II. Ucapan Syukur (4-7) III. Imbauan Paulus untuk Onesimus (8-21) IV. Penutup (22-25)Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.