1 Timotius 1:12-17: Ucapan Syukur Atas Kasih Karunia Allah
Minggu, Januari 03, 2021
Edit
Klik:
1 Timothy / 1 Timotius 1:12-17
1Ti 1:12 Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku-- 1Ti 1:13 aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. 1Ti 1:14 Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. 1Ti 1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. 1Ti 1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal. 1Ti 1:17 Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.Tafsiran Wycliffe
Penugasan Kepada Timotius, Mengemukakan Pokok-pokok Tentang Surat Ini (1:3-16). Tampaknya, metode Paulus ialah menyajikan berbagai persoalan dan topik yang ingin ia bahas, lalu belakangan kembali pada topik-topik ini untuk menambahkan berbagai rincian tertentu. Jadi, dia mula-mula membahas masalah mendasar, yaitu doktrin yang benar. Paulus tidak perlu menguraikan doktrin-doktrin secara terinci bagi Timotius, tetapi Timotius perlu diingatkan tentang peranan strategis dari doktrin dalam kehidupan, dan karena itu, perlu ada ketaatan kepada doktrin. Hal ini membawa kepada pembahasan tentang satu sisi dari Hukum Taurat, yaitu hubungannya dengan merajalelanya kejahatan yang menyolok, yang disebutkan di sini. Penulis secara singkat merangkum hubungan antara orang percaya dengan Hukum Taurat di dalam frasa: "Tujuan nasihat (perintah) itu ialah kasih" (ay. 5). Paulus kemudian mendorong semangat Timotius dengan suatu kesaksian dan doksologi yang hebat; dan memberikan tugas resmi, serta ilustrasi tentang berbagai akibat yang muncul, kalau orang tidak mempertahankan nurani yang baik.Kesaksian dan Injil Paulus (1:12-16). Kesaksian penulis surat ini terdiri atas dua bagian: (1) 12-14 dan (2) 15-16. Kedua bagian ini kedudukannya sejajar dengan menekankan keadaan Paulus pra-pertobatan; dan kemudian di dalam masing-masing bagian titik balik dan kontrasnya dikemukakan dengan: "Tetapi aku telah dikasihani-Nya." Doksologi yang dihayatinya dalam bagian Pendahuluan Surat 1 Timotius ini (ay. 17), tampil sebagai klimaks yang cocok dalam kesaksian Paulus ini. 12. Mencolok sekali bahwa di dalam semua kata-kata Paulus yang tercatat hanya di sini saja, ia menyatakan terima kasihnya langsung kepada Kristus, dan hanya di sini saja, dia memakai bahasa yang penuh perasaan yang sesuai dengan rasa terima kasihnya ketika dia mengingat keselamatan dan panggilannya. Setia (bdg. I Kor. 7:25). Anggapan Kristus bahwa Paulus setia didasarkan pada kemurahan-Nya. Paulus setia terhadap apa yang dipercayakan kepadanya (I Tim. 1:11). 13. Ganas. Orang yang bengis, angkuh, penuh angkara; si "pembenci Allah" dari Roma 1:30. Paulus melukiskan keadaannya yang terhilang itu dengan tiga buah kata yang mengerikan: penghujat, penganiaya, ganas. Berlawanan dengan pengutukan diri ini, secara sangat kontras terdapat kata-kata yang sederhana: "Tetapi aku telah dikasihani-Nya." Sekalipun Paulus menganiaya Gereja dalam ketidaktahuannya, dengan mengira, bahwa ia melakukan kehendak Allah (Kis. 26:9), ia tidak menganggap kecil dosanya. Bahkan dosa ketidaktahuanpun memerlukan pendamaian (Ibr. 9:7; Im. 5:15-19). Disebutnya soal ketidaktahuan menekankan kebutaan yang menyedihkan, dan patut dicela dari dosa (Ef. 4:18; I Ptr. 1:14). "Paulus sangat mendalam penyesalannya karena telah menganiaya jemaat Allah, tetapi rupanya dia tidak menimpakan tanggung jawab atas dosa gelap berupa penganiayaan itu pada dirinya karena ia sudah memiliki keyakinan yang lebih sempurna" (J. Gresham Machen, Origin of Paul's Religion, hlm. 61). 14. Bukan sebuah kalimat tersendiri, melainkan pelengkap dan klimaks dari pernyataan yang diawali pada ayat 12. Dalam dosanya, Paulus menemukan belas kasihan, kasih karunia, kesetiaan dan kasih di dalam Kristus. 15. "Perkataan adalah pemberitaannya dan patut diterima sepenuhnya." Pemberitaan tersebut bukan hanya suatu perkataan, melainkan berlandaskan pada kata-kata yang diucapkan Kristus (Luk. 19:10), dan memiliki nilai yang sama dengan kebenaran Injil. Hal itu muncul di sini dan dalam 4:9. Dengan kata-kata yang sederhana, perkataan ini benar (di 3:1; II Tim. 2:11; Tit. 3:8, sebagaimana di dalam ayat 15 ini), Paulus menggarisbawahi keadaannya yang terhilang. Di antara orang berdosa, akulah yang paling berdosa. Ungkapan ini sama dengan penghujat, penganiaya, dan ganas; dan sifatnya semakin memuncak. 16. Aku dikasihani. Kembali Paulus menyajikan kontras yang dramatis di antara ketidaklayakannya dengan kemurahan Kristus, dengan tambahan karena itu, yang menjelaskan kata agar: agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Paulus memaksudkan kesaksiannya untuk menjadi pendorong semangat bagi Timotius, yang menghadapi dosa yang disebutkan di atas, ditambah dengan ajaran palsu di dalam Gereja. Paulus sebenarnya mengatakan: "Jika Tuhan menyelamatkan aku, orang yang pernah lebih buruk daripada yang lain, maka tidak ada yang perlu putus asa; dan kamu bisa yakin bahwa Tuhanku bisa memampukan kamu juga." Doksologi (1:17). Terhadap kesaksian ganda yang baru saja dikemukakan, doksologi ini muncul sebagai klimaks dan luapan pemujaan dan rasa bersyukur Paulus yang amat dalam. Allah Bapa tidak disebutkan di dalam konteks ini, sehingga doksologi tersebut mungkin dapat dianggap sebagai pujian kepada Kristus, atau Allah Tritunggal.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.