Yakobus 1:1: Salam | Garis Besar dan Pendahuluan

Klik:

James / Yakobus 1:1

Jas 1:1 Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.

Tafsiran Wycliffe

Salam (1:1).

Yakobus hanya menyebut dirinya seorang hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus.

Para pembacanya ialah kedua belas suku di perantauan, sebuah sebutan simbolik bagi Gereja Kristen yang kini dipahami sebagai Israel baru, yang anggota-anggotanya tersebar di dunia yang asing dan keras.

Jadi, Yakobus tidak menulis suratnya kepada suatu jemaat tersendiri, tetapi kepada kalangan Kristen yang tersebar di seluruh daerah Mediterania.

Salam (chairein) yang disampaikan olehnya merupakan salam yang secara umum terdapat di dalam surat-surat Yunani dan juga bentuk salam yang dipakai di dalam surat yang dikirim dari Gereja di Yerusalem yang berada di bawah pimpinannya (Kis. 15:23).

Pendahuluan Kitab Yakobus

Kepenulisan.

Tulisan pada bagian atas Surat ini, menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus.

Namun siapakah Yakobus ini?

Di antara sejumlah orang yang memiliki nama ini di dalam Perjanjian Baru, hanya dua orang yang telah dikemukakan sebagai penulis Surat ini: Yakobus anak Zebedeus dan Yakobus saudara Tuhan kita.

Yang pertama merupakan calon yang kurang meyakinkan.

Dia mati sebagai martir tahun 44 M, dan tidak ada bukti, bahwa dia pernah menduduki jabatan sebagai pemimpin Gereja yang memungkinkan dia menulis sebuah Surat umum.

Sekalipun Isidore dari Sevila dan Dante berpikir, bahwa dialah yang menulis Surat ini, pandangan ini tidak diterima secara luas di kalangan Gereja sepanjang zaman.

Pandangan tradisional menyebutkan, bahwa Yakobus, saudara Tuhan adalah penulis Surat ini.

Kemiripan bahasa yang dipakai di dalam Surat ini dengan pidato Yakobus pada Kisah Para Rasul 15, pengaruh tradisi Yahudi yang kuat, dan konsistensi isi Surat ini dengan catatan-catatan sejarah di dalam Perjanjian Baru mengenai Yakobus, saudara Tuhan kita, semuanya mendukung pandangan tradisional mengenai kepenulisan Surat ini.

Tanggal dan Tempat Penulisan.

Terdapat berbagai pandangan yang sangat beragam mengenai saat Surat ini ditulis.

Mereka yang menerima pandangan tradisional mengenai penulis Surat ini pada umumnya beranggapan tanggal penulisannya adalah pada pertengahan tahun empat puluhan, atau awal tahun enam puluhan (sesaat sebelum kematiannya).

Tahun 150 M pernah diajukan oleh mereka yang menganut teori kepenulisan pseudonim atau teori "Yakobus yang tidak dikenal."

Walaupun kita tidak bisa tegas mengenai saat penulisan Surat ini, sejumlah faktor menunjuk pada sebuah tanggal yang agak dini.

Kondisi sosial yang tampak di dalam Surat ini, khususnya jurang yang dalam di antara yang kaya dengan yang miskin, menunjukkan tanggal sebelum Yerusalem dihancurkan.

Eskatologi Surat ini juga menunjuk ke sebuah tanggal yang dini.

Tingkat intensitas penantian kedatangan kembali Tuhan, sama dengan yang terdapat dalam I dan II Tesalonika.

Tidak ada petunjuk tentang adanya anggapan, bahwa kedatangan kembali itu tertunda sebagaimana yang dapat kita jumpai pada Kitab-kitab Perjanjian Baru yang kemudian.

Dan di dalam Surat ini juga tidak terdapat berbagai penglihatan apokaliptik atau perkembangan sejenis sebagaimana dijumpai di dalam sastra apokaliptik.

Para pembaca Surat Yakobus, hidup dengan penantian yang aktif akan kedatangan kembali Kristus yang sudah dekat.

Di dalam tulisan Kristen abad kedua, tidak ada kemiripan sama sekali dengan ajaran eskatologis yang sederhana dan kuat dari Surat ini.

Nas yang paling penting untuk menentukan tanggal penulisan Surat ini ialah nas terkenal mengenai iman dan perbuatan (2:14-26).

Untuk memahami ayat ini, pembaca harus mengenal beberapa rumusan tertentu Paulus; sekalipun demikian sukar untuk beranggapan, bahwa penulis 2:14-26 sedang menolak ajaran Paulus.

Ini akan berarti adanya suatu salah pengertian yang hampir tidak terbayangkan tentang doktrin pembenaran oleh iman yang dikemukakan oleh Paulus.

Nas ini paling bagus kalau dijelaskan sebagai dibuat karena suatu salah pengertian mengenai doktrin Paulus tersebut, bukan pada pihak penulis Surat, tetapi pada pihak pembacanya.

Salah pengertian semacam ini, besar kemungkinan terjadi pada permulaan pelayanan Pemberitaan Injil di muka umum oleh Paulus.

Menurut Kitab Kisah Para Rasul, Paulus pertama kali memberitakan Injil di Antiokhia (11:26).

Pelayanan selama setahun ini berlangsung sebelum kunjungan ke Yerusalem pada saat bencana kelaparan sekitar tahun 46 (bdg. Kis. 11:27-29; Gal. 2:1-10) dan penganiayaan oleh Herodes tahun 44.

Sudah berapa lama salah pengertian dan salah penerapan atas doktrin Paulus berlangsung sebelum diketahui oleh Yakobus, kita tidak tahu.

Mengingat kenyataan, bahwa orang-orang Yahudi, baik Kristen maupun non-Kristen, dari seluruh wilayah Mediterania, secara tetap keluar masuk Yerusalem, barangkali hal itu berlangsung tidak lama.

Suatu tanggal untuk penulisan Surat ini, selama atau segera sesudah penganiayaan oleh Herodes, merupakan tanggal yang paling cocok dengan semua fakta yang diketahui.

Sekalipun sejumlah gagasan yang menentang kadang-kadang telah dikemukakan, hampir tidak diragukan lagi, bahwa Yakobus menulis Surat ini dari Palestina.

Terutama dengan corak lokal yang ditunjukkan, sang penulis mengindikasikan, bahwa ia adalah seorang Palestina (bdg. 1:10, 11; 3:11, 12; 5:7).

Penerima Surat Ini.

Satu-satunya petunjuk langsung yang mungkin menunjukkan penerima asli Surat ini dijumpai di bagian atas surat: Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.

Secara tradisional, frasa kedua belas suku ini dipergunakan untuk menunjukkan bangsa Israel secara keseluruhan (lihat di berbagai kitab non-kanonik).

Namun, karena bangsa itu, betapapun tersebarnya pada masa Diaspora, tidak mungkin dianggap semuanya berada di luar wilayah Palestina, tampaknya yang terbaik adalah memahami frasa ini hanya bersifat simbolik.

Yakobus sedang menulis kepada Gereja secara keseluruhan, yang dianggap sebagai Israel Baru (bdg. Gal. 3:7-9; 6:16; Flp. 3:3), yang tersebar di dunia yang asing dan keras (bdg. I Ptr. 1:17, 2:11; Flp. 3:20; Gal. 4:26; Ibr. 12:22; 13:14).

Sekalipun demikian, terdapat banyak petunjuk di dalam Surat ini, yang menunjukkan bahwa Surat ini terutama dialamatkan kepada orang-orang Kristen Yahudi.

Ini bisa merupakan petunjuk selanjutnya mengenai tanggal penulisan yang agak dini, sebab satu-satunya saat di dalam sejarah Gereja, di mana orang dapat berbicara kepada seluruh Gereja dengan arti kepada orang Yahudi semata adalah sebelum misi pemberitaan Injil oleh Paulus kepada orang bukan Yahudi yang pertama pada tahun 47.

Isi Surat.

Surat Yakobus merupakan sebuah permohonan akan wujud keKristenan yang vital.

Herder menangkap maksud utama Surat ini ketika menulis: "Betapa luhurnya orang yang berbicara di dalam Surat ini! Kesabaran mendalam yang terus-menerus dalam penderitaan! Pegangan dalam kemiskinan! Sukacita di tengah kesusahan! Kesederhanaan, kesungguhan, keyakinan langsung di dalam doa! Betapa ia menginginkan perbuatan! Perbuatan, bukan kata-kata ... bukan iman yang mati" (dikutip F. W. Farrar di dalam The Early Days of Christianity, hlm. 324).

Dengan gaya Sastra Hikmat yang sesungguhnya, Yakobus membahas berbagai pokok.

Paragraf-paragrafnya yang pendek, telah diumpamakan sebagai seuntai kalung mutiara, masing-masing paragraf merupakan suatu kesatuan tersendiri.

Memang ada beberapa peralihan logis, namun sebagian besar peralihan bersifat tidak terduga, atau sama sekali tidak berkaitan.

Kenyataan ini membuat perumusan sebuah Garis Besar, nyaris mustahil.

Sekalipun demikian, yang dapat dibuat adalah sebuah daftar pokok bahasan sesuai dengan urutan pembahasannya.

Garis Besar Kitab Yakobus

I. Salam (1:1)

II. Aneka Pencobaan (1:2-8)

III. Kemiskinan dan Kekayaan (1:9-11)

IV. Pencobaan dan Godaan (1:12-18)

V. Penerimaan Firman (1:19-25)

VI. Agama Sejati (1:26, 27)

VII. Perbedaan Sosial dan "Hukum Kerajaan" (2:1-13)

VIII. Iman dan Perbuatan (2:14-26)

IX. Lidah (3:1-12)

X. Dua Macam Hikmat (3:13-18)

XI. Dunia dan Allah (4:1-10)

XII. Menghakimi (4:11, 12)

XIII. Percaya Diri yang Berdosa (4:13-17)

XIV. Hukuman bagi Orang Kaya yang Tidak Bermoral (5:1-6)

XV. Bersabar Sampai Kedatangan Kembali Kristus (5:7-11)

XVI. Sumpah (5:12)

XVII. Doa (5:13-18)

XVIII. Membawa Balik Saudara Seiman yang Berdosa (5:19, 20)

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel