Yakobus 1:2-8: Iman dan Hikmat

Klik:

James / Yakobus 1:2-8

Jas 1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,

Jas 1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Jas 1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

Jas 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Jas 1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

Jas 1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

Jas 1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

Tafsiran Wycliffe

2. Yakobus cukup sering (setidak-tidaknya enam belas kali) menyapa para pembacanya sebagai saudara-saudaraku.

Yakobus dan para pembacanya terikat oleh suatu kesetiaan yang sama kepada Yesus Kristus.

Perkataan pertama yang diucapkan olehnya merupakan ucapan yang memberi semangat: Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.

Kata peirasmos (pencobaan) memiliki dua arti.

Di sini, yang dimaksudkan ialah penderitaan yang datang dari luar diri seseorang, sedangkan di ayat 13 dan 14 artinya adalah dorongan batiniah untuk melakukan sesuatu yang jahat.

3. Seorang Kristen hendaknya bersukacita di dalam pencobaan, bukan karena ada pencobaan.

Pada masa awal Gereja, diperlukan ajaran semacam ini, sebab Gereja sedang dilanda berbagai gelombang penganiayaan.

Buah dari penganiayaan ialah ketekunan (hypomone).

James Moffatt (The General Epistles, hlm. 9) menyebutnya kekuatan untuk bertahan hidup.

4. Ketekunan ini hendaknya diberi peluang untuk menjadi sempurna.

Ketekunan merupakan sebuah proses yang berlanjut terus di dalam kehidupan orang Kristen dengan sasaran mencapai tingkat sempurna (teleios lebih tepat jika diterjemahkan menjadi kedewasaan).

Penulis mungkin mengingat kata-kata Tuhan kita yang tercatat di Matius 5:48.

5-8. Tampaknya di antara paragraf ini dengan paragraf sebelumnya, ada hubungan.

Yakobus berbicara tentang maksud dari adanya pencobaan.

Dia mengantisipasi, bahwa sebagian pembaca Suratnya akan mengatakan, bahwa mereka tidak dapat menemukan adanya maksud ilahi di dalam pengalaman tersebut.

Jika hal ini terjadi, menurut Yakobus, mereka hendaknya memohon hikmat kepada Allah, yakni pengertian praktis tentang kehidupan (bukan pengetahuan teoritis) dan Allah akan dengan murah hati memenuhi permohonan tersebut dan tidak akan memarahi atau menegur mereka.

Sekalipun demikian, ada syarat yang harus dipenuhi.

Permohonan tersebut harus dipanjatkan dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang.

Orang yang menghampiri Allah membawa permohonan harus yakin, bahwa ia memang memerlukan apa yang ia minta dari Alah itu.

Yakobus melukiskan orang yang bimbang sebagai gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

Orang semacam itu, "Tidak mungkin memperoleh sesuatu dari Allah" (Phillips).

Orang semacam itu adalah orang yang mendua hati, yaitu orang yang kesetiaannya bercabang.

Orang semacam ini menyimpan keraguan mental mengenai doa itu sendiri maupun mengenai permohonannya kepada Allah.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel