Hakim-hakim 11:29-40: Nazar Yefta
Senin, Januari 29, 2018
Edit
Nazar Yefta. |
Setelah belajar perikop Yefta dan Bani Amon dari kitab Hakim-hakim, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Nazar Yefta.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Hakim-hakim (Judges 11:29-40 dengan judul perikop Nazar Yefta).
Kita belajar perikop Nazar Yefta ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Jdg 11:29 Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon.
Jdg 11:30 Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku,
Jdg 11:31 maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."
Jdg 11:32 Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangannya.
Jdg 11:33 Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroer sampai dekat Minit--dua puluh kota banyaknya--dan sampai ke Abel-Keramim, sehingga bani Amon itu ditundukkan di depan orang Israel.
Jdg 11:34 Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.
Jdg 11:35 Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur."
Jdg 11:36 Tetapi jawabnya kepadanya: "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu."
Jdg 11:37 Lagi katanya kepada ayahnya: "Hanya izinkanlah aku melakukan hal ini: berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya, supaya aku pergi mengembara ke pegunungan dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku."
Jdg 11:38 Jawab Yefta: "Pergilah," dan ia membiarkan dia pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama-sama dengan teman-temannya menangisi kegadisannya di pegunungan.
Jdg 11:39 Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. Dan telah menjadi adat di Israel,
Jdg 11:40 bahwa dari tahun ke tahun anak-anak perempuan orang Israel selama empat hari setahun meratapi anak perempuan Yefta, orang Gilead itu.
29. Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta. Yefta bukan seorang oportunis. Dia memperoleh kekuatan dari Allah untuk memimpin penduduk Gilead memperoleh kemenangan atas penindas mereka.
Kita membaca, bahwa kemudian Yefta membuat serangkaian kunjungan keliling.
Melalui Mizpa di Gilead, di mana terdapat perkemahan orang Yahudi, dan dari sana dia berangkat menghadang pasukan Amon.
30. Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan. Bentuk dari nazarnya, menunjukkan bahwa Yefta mempunyai latar belakang yang setengah kafir.
Dia bernazar untuk mempersembahkan sebagai kurban bakaran, apa saja yang pertama kali keluar dari rumahnya untuk menyambut dia sesudah kemenangannya atas orang Amon.
33. Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar. Yefta memperoleh kemenangan cemerlang di dalam peperangan itu.
Aroer ini bukanlah kota di tepi Sungai Arnon (ay. 26), melainkan kota lain dengan nama yang sama, yang terletak di sebelah timur Rabat-Amnon (Yos. 13:35).
34. Tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia. Mungkin Yefta mengharapkan seorang budak yang keluar pertama kali.
Ingatan akan nazarnya, dan kenyataan bahwa putrinya sendiri yang keluar, mengubah sukacita atas kemenangan menjadi dukacita seorang ayah yang akan kehilangan anak tunggalnya.
35. Aku telah membuka mulutku bernazar kepada Tuhan, dan tidak dapat aku mundur. Bagi Yefta, nazar itu harus dipenuhi, dan hal itu memang dilakukan olehnya.
Di Israel, mempersembahkan manusia dilarang keras, tetapi Yefta selama ini tinggal di wilayah pinggiran di mana ide-ide kafir berlaku.
37. Berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya. Putri Yefta bersedia memenuhi nazar ayahnya tanpa takut.
Dia hanya meminta waktu dua bulan untuk menangisi kegadisan(nya) bersama teman-temannya.
Dia memandang kematiannya sesaat lagi sebagai tragedi ganda: bukan hanya bahwa dirinya akan menjadi kurban bakaran yang dipersembahkan, tetapi juga bahwa dia harus mati sebagai seorang perawan karena belum menikah.
39. Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu. Sesudah dua bulan berlalu, Yefta menepati nazarnya.
Sekalipun sejumlah penafsir berpendapat, bahwa keperawanan kekalnya itulah yang merupakan penggenapan dari nazar tersebut, nas tampaknya secara tidak meragukan menegaskan, bahwa putri Yefta mati di tangan ayahnya.
Perikop Selanjutnya: Yefta dan Efraim.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Hakim-hakim (Judges 11:29-40 dengan judul perikop Nazar Yefta).
Kita belajar perikop Nazar Yefta ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Nazar Yefta (Kitab Hakim-hakim 11:29-40)
Jdg 11:29 Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon.
Jdg 11:30 Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku,
Jdg 11:31 maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."
Jdg 11:32 Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangannya.
Jdg 11:33 Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroer sampai dekat Minit--dua puluh kota banyaknya--dan sampai ke Abel-Keramim, sehingga bani Amon itu ditundukkan di depan orang Israel.
Jdg 11:34 Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.
Jdg 11:35 Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur."
Jdg 11:36 Tetapi jawabnya kepadanya: "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu."
Jdg 11:37 Lagi katanya kepada ayahnya: "Hanya izinkanlah aku melakukan hal ini: berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya, supaya aku pergi mengembara ke pegunungan dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku."
Jdg 11:38 Jawab Yefta: "Pergilah," dan ia membiarkan dia pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama-sama dengan teman-temannya menangisi kegadisannya di pegunungan.
Jdg 11:39 Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. Dan telah menjadi adat di Israel,
Jdg 11:40 bahwa dari tahun ke tahun anak-anak perempuan orang Israel selama empat hari setahun meratapi anak perempuan Yefta, orang Gilead itu.
Para Penindas dan Pelepas Israel (3:7-16:31).
Sesudah pendahuluan umum, yang melukiskan kehidupan sepanjang masa para Hakim, kepada kita disajikan serangkaian episode khusus.
Setiap episode, mengisahkan kemurtadan Israel dengan penghajaran oleh Allah sebagai akibatnya.
29. Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta. Yefta bukan seorang oportunis. Dia memperoleh kekuatan dari Allah untuk memimpin penduduk Gilead memperoleh kemenangan atas penindas mereka.
Kita membaca, bahwa kemudian Yefta membuat serangkaian kunjungan keliling.
Melalui Mizpa di Gilead, di mana terdapat perkemahan orang Yahudi, dan dari sana dia berangkat menghadang pasukan Amon.
30. Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan. Bentuk dari nazarnya, menunjukkan bahwa Yefta mempunyai latar belakang yang setengah kafir.
Dia bernazar untuk mempersembahkan sebagai kurban bakaran, apa saja yang pertama kali keluar dari rumahnya untuk menyambut dia sesudah kemenangannya atas orang Amon.
33. Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar. Yefta memperoleh kemenangan cemerlang di dalam peperangan itu.
Aroer ini bukanlah kota di tepi Sungai Arnon (ay. 26), melainkan kota lain dengan nama yang sama, yang terletak di sebelah timur Rabat-Amnon (Yos. 13:35).
34. Tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia. Mungkin Yefta mengharapkan seorang budak yang keluar pertama kali.
Ingatan akan nazarnya, dan kenyataan bahwa putrinya sendiri yang keluar, mengubah sukacita atas kemenangan menjadi dukacita seorang ayah yang akan kehilangan anak tunggalnya.
35. Aku telah membuka mulutku bernazar kepada Tuhan, dan tidak dapat aku mundur. Bagi Yefta, nazar itu harus dipenuhi, dan hal itu memang dilakukan olehnya.
Di Israel, mempersembahkan manusia dilarang keras, tetapi Yefta selama ini tinggal di wilayah pinggiran di mana ide-ide kafir berlaku.
37. Berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya. Putri Yefta bersedia memenuhi nazar ayahnya tanpa takut.
Dia hanya meminta waktu dua bulan untuk menangisi kegadisan(nya) bersama teman-temannya.
Dia memandang kematiannya sesaat lagi sebagai tragedi ganda: bukan hanya bahwa dirinya akan menjadi kurban bakaran yang dipersembahkan, tetapi juga bahwa dia harus mati sebagai seorang perawan karena belum menikah.
39. Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu. Sesudah dua bulan berlalu, Yefta menepati nazarnya.
Sekalipun sejumlah penafsir berpendapat, bahwa keperawanan kekalnya itulah yang merupakan penggenapan dari nazar tersebut, nas tampaknya secara tidak meragukan menegaskan, bahwa putri Yefta mati di tangan ayahnya.
Perikop Selanjutnya: Yefta dan Efraim.