Yosua 24:1-28: Pembaruan Perjanjian di Sikhem

Pembaruan Perjanjian di Sikhem.

Setelah belajar perikop Pidato Perpisahan Yosua Kepada Para Pemimpin Bangsa Itu dari kitab Yosua, maka sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Pembaruan Perjanjian di Sikhem.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Yosua (Joshua 24:1-28 dengan judul perikop Pembaruan Perjanjian di Sikhem).

Kita belajar perikop Pembaruan Perjanjian di Sikhem ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Pembaruan Perjanjian di Sikhem (Kitab Yosua 24:1-28)


Jos 24:1 Kemudian Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua orang Israel, para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya, lalu mereka berdiri di hadapan Allah.

Jos 24:2 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain.

Jos 24:3 Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya.

Jos 24:4 Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Kepada Esau Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir.

Jos 24:5 Lalu Aku mengutus Musa serta Harun dan menulahi Mesir, seperti yang Kulakukan di tengah-tengah mereka, kemudian Aku membawa kamu keluar.

Jos 24:6 Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau.

Jos 24:7 Sebab itu berteriak-teriaklah mereka kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu dan orang Mesir itu dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu lama kamu diam di padang gurun.

Jos 24:8 Aku membawa kamu ke negeri orang Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu.

Jos 24:9 Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kamu.

Jos 24:10 Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga iapun memberkati kamu. Demikianlah Aku melepaskan kamu dari tangannya.

Jos 24:11 Setelah kamu menyeberangi sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, berperanglah melawan kamu warga-warga kota Yerikho, orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus, tetapi mereka itu Kuserahkan ke dalam tanganmu.

Jos 24:12 Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu.

Jos 24:13 Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.

Jos 24:14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.

Jos 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Jos 24:16 Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!

Jos 24:17 Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,

Jos 24:18 TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."

Jos 24:19 Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu.

Jos 24:20 Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, setelah Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu."

Jos 24:21 Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua: "Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah."

Jos 24:22 Kemudian berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-Nya." Jawab mereka: "Kamilah saksi!"

Jos 24:23 Ia berkata: "Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel."

Jos 24:24 Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: "Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan."

Jos 24:25 Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem.

Jos 24:26 Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN.

Jos 24:27 Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Sesungguhnya batu inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan menyangkal Allahmu."

Jos 24:28 Sesudah itu Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya.


Pembaharuan Komitmen Terhadap Perjanjian di Sikhem (24:1-28).


Sebagai hasil langsung dari pertemuannya dengan para pemimpin Israel tersebut, Yosua memanggil seluruh bangsa itu ke Sikhem untuk menegaskan ulang sekali lagi perjanjian sebagai landasan hubungan mereka dengan Yehova.

Sekitar dua puluh tahun telah berlalu - masa penting pendudukan dan pemukiman di Kanaan serta masa penggabungan orang-orang baru (misalnya orang Gibeon) ke dalam Persemakmuran Ibrani.

Sebagaimana telah dilakukan Musa sesudah masa pengembaraan (Ul. 30:15-20), demikian pula kini Yosua meminta agar setiap suku mengikrarkan kembali kesetiaan mereka kepada Allah sesuai perjanjian - bukan di Silo tetapi di Sikhem, sebab di dekat Sikhem terdapat sebuah tempat suci kuno orang Ibrani (lih. taf. 24:26).

Di sini, Allah untuk pertama kalinya menjanjikan Kanaan kepada Abram.

Di sini pula sang leluhur mendirikan mezbah pertama di negeri itu (Kej. 12:6-7).

Di sini, Yakub juga telah mendirikan sebuah mezbah (Kej. 33:20) dan mengajak keluarganya untuk membuang semua berhala mereka (Kej. 35:1-4).

Di dekat situ, Yosua sebelumnya juga telah memimpin upacara peresmian perjanjian (Yos. 8:30-35).

George E. Mendenhall telah mengungkapkan dengan jelas sifat dari perjanjian dan pembaharuan perjanjian di Israel pada zaman Musa dan Yosua (Law and Covenant in Israel and the Ancient Near East, hlm. 24-44).

Dari bentuknya, perjanjian Musa tampaknya paling dekat dengan perjanjian antara raja yang berkuasa dengan raja yang tunduk kepadanya melalui mana raja yang berkuasa mewajibkan raja yang tunduk untuk melayani dirinya dengan setia dan taat.

Perjanjian semacam itu dijumpai di dalam perjanjian-perjanjian internasional dari kerajaan orang Het dengan kerajaan-kerajaan yang tunduk kepadanya, tahun 1450-1200 sM, namun yang paling akhir adalah menjelang akhir abad kedua belas sM.

"Peraturan-peraturan di dalam perjanjian itu sifatnya mengikat hanya dengan pihak raja yang tunduk saja, dan hanya raja yang tunduk saja yang mengucapkan sumpah ketaatan kepada perjanjian itu" (Mendenhall, hlm. 30).

Meskipun raja yang tunduk berkewajiban untuk mengandalkan kemurahan dan dukungan perlindungan dari raja yang berkuasa, raja yang berkuasa mempertahankan "hak mutlak untuk menentukan nasib sendiri dan kedaulatannya" (ibid) dengan tidak mengikatkan dirinya pada kewajiban tertentu.

Di dalam hal perjanjian Musa, orang Israel dan orang bukan Israel yang bergabung (bdg. Bil. 11:4) berdiri sebagai pihak yang tunduk, dan Yehova bertindak sebagai penguasa tertinggi mereka.

Dengan demikian, Allah menggunakan sebuah bentuk perjanjian baku yang dikenal di Asia barat ketika itu.

Perjanjian yang diperantarai Musa, tidak pernah diberitakan sebagai perjanjian yang berlaku selama-lamanya. Oleh karena itu, perjanjian tersebut harus dibaharui dari waktu ke waktu - setidak-tidaknya oleh setiap angkatan yang baru.

Demikian juga karena perjanjian orang Het "tidak pernah dianggap mengikat secara abadi sejak semula, pembaharuan perjanjian itu dari waktu ke waktu diperlukan" (ibid, hlm. 40-41) seperti dengan ahli waris sesudah kematian raja yang tunduk.

Demikian pula perjanjian tersebut senantiasa harus dibacakan di hadapan umum, baik di kalangan kerajaan orang Het maupun Israel (lih. taf. 8:33-35).

Setiap tahun, raja yang tunduk dituntut untuk menghadap raja yang berkuasa untuk membayar upeti (bdg. 24:1b, Ul. 16:16).

Sebagian besar unsur yang terdapat dalam naskah perjanjian orang Het, dapat dijumpai di dalam upacara pembaharuan perjanjian di Sikhem, sebagaimana tampak dari garis besar berikut.

Pendahuluan historis (24:2b-13).


Bagian ini menguraikan dengan rinci berbagai hubungan sebelumnya antara kedua belah pihak.

"Di dalam perjanjian-perjanjian yang dibuat raja, tekanan yang kuat diletakkan pada tindakan kemurahan yang telah dilakukan raja Het demi keuntungan raja yang tunduk ... Rincian-rincian tersebut jelas bukan rumusan yang meniru-niru . . . melainkan merupakan gambaran yang cermat dari peristiwa yang aktual sehingga merupakan sumber yang sangat penting bagi seorang sejarawan" (ibid, hlm. 32).

Di bagian pendahuluan historis, raja yang berkuasa senantiasa memakai bentuk sapaan "Aku - kamu" langsung dengan raja yang tunduk.

Oleh karena itu, di bagian ini yang berbicara bukan Yosua, namun Yehova dengan melukiskan tindakan-tindakan teokratik-Nya terhadap Israel sejak Ia memanggil Abraham hingga Penaklukan Kanaan.

Mukadimah (24:2a).

Beginilah firman TUHAN, Allah Israel. Pernyataan ini mengidentifikasi Sang Perumus perjanjian dalam hubungan-Nya dengan umat yang tunduk kepada-Nya.

7. Karena upacara ini jelas merupakan upacara pembaharuan perjanjian, pembuatan perjanjian yang pertama di Sinai tidak disebutkan, mungkin agar singkat. Namun, perjanjian semula tersebut jelas disebutkan di dalam konteks yang berdekatan (23:16).

12. Tabuhan. Mungkin merupakan kiasan dari kuasa Allah untuk menimbulkan kepanikan yang menimpa Sihon dan Og (lih. Kel. 23:27-30, Ul. 7:20) dan bukan sebuah acuan terselubung kepada pasukan Firaun (lih. Garstang, Yoshua-Judges, hlm. 259) yang tidak pernah menjarah Gilead selatan dan Moab.

Peraturan-peraturannya (24:14-24).


Sebagaimana halnya dalam perjanjian raja orang Het, kewajiban pertama ialah larangan untuk menjalin hubungan dengan pihak manapun di luar kerajaan Het, demikian pula "kewajiban pertama dari perjanjian (Yehova) ialah menolak semua hubungan asing, maksudnya dengan dewa-dewa lain, dan secara tersirat dengan semua kelompok politik lainnya" (Mendenhall, op. cit., hlm. 38).

Kewajiban utama ini dituntut dari Israel oleh Yosua sebagaimana dapat diketahui dari 24:14, 15, 23, dan catatan tentang kesediaan melaksanakan kewajiban perjanjian ini oleh bangsa itu, dan bukan naskah lengkap dari pembaharuan perjanjian yang dicantumkan demi keringkasan naskah.

Selanjutnya, karena upacara itu merupakan pembaharuan perjanjian yang diperantarai Musa dan bukan perjanjian yang baru, tidak ada peraturan lain yang perlu disebutkan.

Mungkin orang-orang setempat, seperti orang Gibeon dan penduduk Sikhem (lih. taf. 8:30-35) juga menjadi "pihak yang tunduk" pada Yehova, dengan membuang allah orang Amori (24:15, bdg. I Raj. 18:21).

Penyimpanan Naskah Perjanjian (24:25-28).


Bahkan di antara orang Het, perjanjian tersebut dianggap sebagai berada di dalam perlindungan dewa dan "naskahnya disimpan sebagai benda suci di tempat ibadah negeri yang tunduk" (ibid, hlm. 34).

Demikian pula, Yosua menuliskan semuanya itu dalam Kitab hukum Allah (ay. 26, bdg. I Sam. 10:25) yang disimpan di sisi tabut perjanjian (Ul. 31:24-27).

Yosua juga menuliskan naskah pembaharuan perjanjian di atas sebuah prasasti yang lebar, yang diletakkan di bawah sebuah pohon ek atau tarbantin, yang terdapat di tempat kudus untuk Yehova di dekat Sikhem (lih. taf. 17:9).

Pohon ini disebutkan di Kejadian 12:6 (secara harfiah: pohon tarbantin sang pengajar untuk "dataran Morea", bdg. 35:4).

Tentang upacara perjanjian yang disebutkan pada Yosua 8:30-35, rumusan berkat dan kutuk diutarakan, sebuah ciri lain dari perjanjian raja orang Het.

Perikop Selanjutnya: Yosua dan Eleazar Mati dan Dikuburkan - Tulang-tulang Yusuf Dikuburkan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel