Job 38-39: Kekuasaan TUHAN di Alam Semesta
Jumat, Juli 13, 2018
Edit
Klik:
Job 38-39
Job 38:1 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:
Job 38:2 "Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?
Job 38:3 Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
Job 38:4 Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!
Job 38:5 Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? --Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?
Job 38:6 Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya
Job 38:7 pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?
Job 38:8 Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? --
Job 38:9 ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya;
Job 38:10 ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu;
Job 38:11 ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!
Job 38:12 Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya
Job 38:13 untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya?
Job 38:14 Bumi itu berubah seperti tanah liat yang dimeteraikan, segala sesuatu berwarna seperti kain.
Job 38:15 Orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengan yang diacungkan.
Job 38:16 Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya?
Job 38:17 Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?
Job 38:18 Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.
Job 38:19 Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan,
Job 38:20 sehingga engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan mengetahui jalan-jalan ke rumahnya?
Job 38:21 Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!
Job 38:22 Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu,
Job 38:23 yang Kusimpan untuk masa kesesakan, untuk waktu pertempuran dan peperangan?
Job 38:24 Di manakah jalan ke tempat terang berpencar, ke tempat angin timur bertebar ke atas bumi?
Job 38:25 Siapakah yang menggali saluran bagi hujan deras dan jalan bagi kilat guruh,
Job 38:26 untuk memberi hujan ke atas tanah di mana tidak ada orang, ke atas padang tandus yang tidak didiami manusia;
Job 38:27 untuk mengenyangkan gurun dan belantara, dan menumbuhkan pucuk-pucuk rumput muda?
Job 38:28 Apakah hujan itu berayah? Atau siapakah yang menyebabkan lahirnya titik air embun?
Job 38:29 Dari dalam kandungan siapakah keluar air beku, dan embun beku di langit, siapakah yang melahirkannya?
Job 38:30 Air membeku seperti batu, dan permukaan samudera raya mengeras.
Job 38:31 Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik?
Job 38:32 Dapatkah engkau menerbitkan Mintakulburuj pada waktunya, dan memimpin bintang Biduk dengan pengiring-pengiringnya?
Job 38:33 Apakah engkau mengetahui hukum-hukum bagi langit? atau menetapkan pemerintahannya di atas bumi?
Job 38:34 Dapatkah engkau menyaringkan suaramu sampai ke awan-awan, sehingga banjir meliputi engkau?
Job 38:35 Dapatkah engkau melepaskan kilat, sehingga sabung-menyabung, sambil berkata kepadamu: Ya?
Job 38:36 Siapa menaruh hikmat dalam awan-awan atau siapa memberikan pengertian kepada gumpalan mendung?
Job 38:37 Siapa dapat menghitung awan dengan hikmat, dan siapa dapat mencurahkan tempayan-tempayan langit,
Job 38:38 ketika debu membeku menjadi logam tuangan, dan gumpalan tanah berlekat-lekatan?
Job 38:39 (39-1) Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa betina, dan memuaskan selera singa-singa muda,
Job 38:40 (39-2) kalau mereka merangkak di dalam sarangnya, mengendap di bawah semak belukar?
Job 38:41 (39-3) Siapakah yang menyediakan mangsa bagi burung gagak, apabila anak-anaknya berkaok-kaok kepada Allah, berkeliaran karena tidak ada makanan?
Job 39:1 (39-4) Apakah engkau mengetahui waktunya kambing gunung beranak, atau mengamat-amati rusa waktu sakit beranak?
Job 39:2 (39-5) Dapatkah engkau menghitung berapa lamanya sampai genap bulannya, dan mengetahui waktunya beranak?
Job 39:3 (39-6) Dengan membungkukkan diri mereka melahirkan anak-anaknya, dan mengeluarkan isi kandungannya.
Job 39:4 (39-7) Anak-anaknya menjadi kuat dan besar di padang, mereka pergi dan tidak kembali lagi kepada induknya.
Job 39:5 (39-8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
Job 39:6 (39-9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.
Job 39:7 (39-10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring;
Job 39:8 (39-11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
Job 39:9 (39-12) Apakah lembu hutan mau takluk kepadamu, atau bermalam dekat palunganmu?
Job 39:10 (39-13) Dapatkah engkau memaksa lembu hutan mengikuti alur bajak dengan keluan, atau apakah ia akan menyisir tanah lembah mengikuti engkau?
Job 39:11 (39-14) Percayakah engkau kepadanya, karena kekuatannya sangat besar? Atau kauserahkankah kepadanya pekerjaanmu yang berat?
Job 39:12 (39-15) Apakah engkau menaruh kepercayaan kepadanya, bahwa ia akan membawa pulang hasil tanahmu, dan mengumpulkannya di tempat pengirikanmu?
Job 39:13 (39-16) Dengan riang sayap burung unta berkepak-kepak, tetapi apakah kepak dan bulu itu menaruh kasih sayang?
Job 39:14 (39-17) Sebab telurnya ditinggalkannya di tanah, dan dibiarkannya menjadi panas di dalam pasir,
Job 39:15 (39-18) tetapi lupa, bahwa telur itu dapat terpijak kaki, dan diinjak-injak oleh binatang-binatang liar.
Job 39:16 (39-19) Ia memperlakukan anak-anaknya dengan keras seolah-olah bukan anaknya sendiri; ia tidak peduli, kalau jerih payahnya sia-sia,
Job 39:17 (39-20) karena Allah tidak memberikannya hikmat, dan tidak membagikan pengertian kepadanya.
Job 39:18 (39-21) Apabila ia dengan megah mengepakkan sayapnya, maka ia menertawakan kuda dan penunggangnya.
Job 39:19 (39-22) Engkaukah yang memberi tenaga kepada kuda? Engkaukah yang mengenakan surai pada tengkuknya?
Job 39:20 (39-23) Engkaukah yang membuat dia melompat seperti belalang? Ringkiknya yang dahsyat mengerikan.
Job 39:21 (39-24) Ia menggaruk tanah lembah dengan gembira, dengan kekuatan ia maju menghadapi senjata.
Job 39:22 (39-25) Kedahsyatan ditertawakannya, ia tidak pernah kecut hati, dan ia pantang mundur menghadapi pedang.
Job 39:23 (39-26) Di atas dia tabung panah gemerencing, tombak dan lembing gemerlapan;
Job 39:24 (39-27) dengan garang dan galak dilulurnya tanah, dan ia meronta-ronta kalau kedengaran bunyi sangkakala;
Job 39:25 (39-28) ia meringkik setiap kali sangkakala ditiup; dan dari jauh sudah diciumnya perang, gertak para panglima dan pekik.
Job 39:26 (39-29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?
Job 39:27 (39-30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?
Job 39:28 (39-31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
Job 39:29 (39-32) Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati;
Job 39:30 (39-33) anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."
Tafsiran Wycliffe
Suara Allah (38:1-41:25).
Keputusan yang dijatuhkan kepada Ayub oleh para sahabat telah menggelapkan jalan hikmat sampai Elihu angkat bicara.
Jalan itu kini tercerahkan sepenuhnya oleh Suara dari dalam badai.
Sangatlah tepat, bahwa pendekatan Tuhan kepada Ayub adalah dalam bentuk tantangan.
Dengan cara yang sama pula, Dia telah menghadapi Iblis (bdg. 1:7, 8; 2:2, 3).
Allah menantang Iblis dan Ayub dengan cara mengkonfrontasi, mereka dengan karya-karya-Nya yang ajaib.
Dan karena Ayub sendiri merupakan hasil karya ilahi yang dengannya Iblis ditantang, maka melalui keberhasilan-Nya untuk menantang Ayub ini, Allah melengkapi kemenangan-Nya dalam tantangan-Nya kepada Iblis.
Tantangan yang disampaikan Allah kepada Ayub dilaksanakan dalam dua tahap (38:1-39:34 dan 40:1-41:34), dengan suatu waktu sela di pertengahan jalan yang ditandai dengan awal penyerahan diri Ayub (39:35-38).
38:1-3. Dari dalam badai (ay. 1). Sarana khas untuk penampakan Allah ini (bdg. Mzm. 18:7 dst.; 50:3; Yeh. 1:4, 28; Nah. 1:3; Hab. 3; Za. 9:14) adalah sedemikian rupa untuk mendramatisasi penyataan lisan yang dibawa-Nya.
Siapakah dia yang menggelapkan keputusan? (ay. 2). Absurditas dari kecaman Ayub terhadap cara pengaturan Allah terletak pada identitas Ayub dan Allah sendiri. Makhluk ciptaan mengecam Khaliknya.
Bersiaplah engkau sebagai laki-laki (ay. 3a). Gambaran tentang tantangan ilahi ini diambil dari kebiasaan gulat sabuk kuno.
Gambaran ini sangat cocok di dalam konteks ini, sebab gulat sabuk juga dipakai sebagai proses pengadilan, dan melalui proses semacam itulah kasus Ayub kini diselesaikan.
38:4-21. Di manakah engkau (ay. 4a). Pengetahuan Ayub tentang bumi itu kurang, karena keterbatasan ruang dan waktu yang dia miliki.
Bagian ini diawali dan diakhiri dengan berbagai acuan kepada ketidakhadiran Ayub ketika alam ini diciptakan (ay. 4, 21; bdg. 12, kontraskan dengan hikmat di Ams. 8:22 dst.).
Oleh karena itu, Ayub tidak bisa mengetahui bagaimana bumi ini diciptakan (38:4-7), atau penentuan batas-batas laut (ay. 8-11), atau bagaimana sebuah hari di bumi itu dibulatkan oleh siklus fajar dan senja (ay. 12-15, 19-21).
Ayub juga tidak mampu mengetahui kedalaman laut atau lebarnya daratan (ay. 16-18).
38:4-39:30. Proses pengadilan di mana Sang Khalik menantang makhluk ciptaan-Nya merupakan ujian hikmat.
Sebagian besar dari pertanyaan Allah berhubungan dengan kuasa untuk melaksanakan, namun konsep hikmat Perjanjian Lama juga mencakup talenta dari sang ahli.
Perhatian diarahkan kepada hikmat Sang Khalik yang tak terselami sebagaimana tampak di mana-mana di bumi (38:4-21), di langit (38:22-38), dan di dunia hewan (38:39-39:30), yang disajikan dalam urutan yang pada hakikatnya juga dipakai Pembicara ini di Kejadian 1.
Ayub menjadi makin memahami betapa hebatnya ketidaktahuan dan ketidakmampuan dirinya.
38:22-38. Apakah engkau ... menetapkan pemerintahannya di atas bumi? (ay. 33). Untuk memenuhi syarat sebagai pengatur dan pengambil keputusan atas kehidupan manusia di bumi, orang harus mampu mengatur benda-benda langit yang mengatur bumi (bdg. Kej. 1:14-18).
Perhatikan, bahwa pengaruh atmosfer dan benda-benda langit terhadap berbagai kejadian di bumi ini disebutkan berkali-kali (38:23, 26, 27, 33, 34, 38).
Namun, Ayub tidak bisa mengendalikan air di atas, yaitu apakah air itu harus turun sebagai hujan, di mana, kapan, atau bagaimana hujan itu harus turun.
Kilat juga tidak akan menjadi hamba yang taat kepada Ayub (ay. 35); demikian pula Ayub sama sekali tidak dapat mempengaruhi tanda-tanda musim di langit (ay. 31, 32).
39:1-33. Kembali bagian yang membahas benda-benda ciptaan yang hidup ini, diutarakan dengan tujuan untuk meyakinkan Ayub akan ketidakmampuannya untuk memangku jabatan sebagai pengatur dunia, sambil meningkatkan hikmat Pribadi yang sebetulnya adalah Penguasa ciptaan (bdg. 12:7).
Kegiatan Allah di dalam menciptakan dan mengatur alam semesta ini, mencakup juga hewan-hewan buas yang ada di luar kemampuan manusia untuk mengendalikannya, seperti halnya di dalam alam benda-benda ciptaan yang tidak bernyawa, kegiatan Allah itu mencakup padang gurun yang tidak terjangkau oleh manusia (bdg. 38:26, 27).
Singa dan burung gagak tidak mudah terpengaruh, atau tunduk karena kebaikan hati manusia (39:1-3), sebagaimana pula kambing-kambing liar tidak mudah dapat diatur oleh perhatian dari seorang peternak (39:47).
Manusia tidak bisa mengendalikan keledai yang liar (39:8-11), atau menjinakkan serigala liar (39:12-15).
Bahkan, seekor burung unta yang bodoh, sanggup mengejek keangkuhan penjinak kuda (39:16-21), sedangkan kuda dapat melecehkan pasukan perang manusia dan sesumbar Lamekh (39:22-28; bdg. Kej. 4:22-24).
Sketsa yang terakhir mengarahkan pandangan Ayub ke langit di atas sana - burung rajawali dan elang, yang siap diundang Allah untuk menghadiri perayaan penghakiman-Nya dengan sasaran manusia, kepala pasukan dan raja yang memberontak, manusia dan kuda tunggangannya secara bersamaan (39:29-33; bdg. Yeh. 39:17; Why. 19:17 dst.).
Di sini dikemukakan puncak kesia-siaan dari semua usaha hikmat manusia - bahwa manusia direndahkan menjadi makanan bagi makhluk-makhluk yang lebih rendah. "Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat" (I Kor. 1:27a).
Bahkan, hewan-hewan liar pun menertawakan usaha-usaha budaya manusia (ay. 10, 21, 25).
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.