Song of Solomon 1:2-8: Mempelai Perempuan dan Puteri-puteri Yerusalem

Klik:

Song of Solomon 1:2-8


Son 1:2 --Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur,

Son 1:3 harum bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah namamu, oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu!

Son 1:4 Tariklah aku di belakangmu, marilah kita cepat-cepat pergi! Sang raja telah membawa aku ke dalam maligai-maligainya. Kami akan bersorak-sorai dan bergembira karena engkau, kami akan memuji cintamu lebih dari pada anggur! Layaklah mereka cinta kepadamu!

Son 1:5 Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem, seperti kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai orang Salma.

Son 1:6 Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku. Putera-putera ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga.

Son 1:7 Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?

Son 1:8 --Jika engkau tak tahu, hai jelita di antara wanita, ikutilah jejak-jejak domba, dan gembalakanlah anak-anak kambingmu dekat perkemahan para gembala.


Tafsiran Wycliffe


2. Mempelai perempuan berbicara lebih dulu, dengan fasih sekali menyatakan cintanya yang besar dan kerinduannya akan kekasihnya.

Kiranya ia mencium aku. Ini bukan ungkapan kerinduan yang timbul dari dorongan hati (naluri) semata.

Alkitab sering menyebut ciuman sebagai ekspresi kasih yang dalam dan suci (Rm. 16:16; I Tes. 5:26; I Ptr. 5:14).

Pemakaian kata ganti ia (Ingg. him dan his) oleh mempelai perempuan menunjukkan, bahwa pernyataan cintanya keluar secara spontan dari mulutnya.

Tidak perlu menerjemahkan itu menjadi you dan your, seperti dalam RSV; perubahan dalam penggunaan kata ganti orang sering terjadi dalam bahasa Ibrani (bdg. Ul. 32:13-15; Yer. 2:2, 3; Hos. 4:6; Za. 9:13, 14).

Anggur sering dikaitkan dengan sukacita dan kegembiraan (Hak. 9:13; Mzm. 104:15; Ams. 31:6; Pkh. 10:19).

Anggur juga dapat mengekspresikan sukacita rohani yang lahir karena menerima kasih karunia Allah (Yes. 55:1; Yl. 3:18; Am. 9:13).

Tetapi, yang lebih baik daripada anggur yang menyukakan hati adalah kasih mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan.

3. Minyak. Minyak urapan merupakan barang yang sangat diperlukan di Timur.

Iklim panas membuat orang Timur perlu sering mandi, sesudah itu, kulit dirawat dengan minyak yang harum (bdg. II Taw. 28:15; II Sam. 14:2; Dan. 10:3; Mat. 6:17).

Namamu. Ini bukan sekadar tanda kenal diri.

Nama orang sering menyatakan sesuatu yang khusus mengenai orang yang bersangkutan (Kel. 2:10).

Nama bahkan bisa menunjukkan seluruh karakternya (Mat. 1:21).

Mempelai perempuan sedang menceritakan ketampanan mempelai laki-lakinya, serta penghargaan yang diperoleh sang mempelai laki-laki itu di mana-mana.

Karena karakter menonjol ini, maka banyak gadis mencintai dia.

Dalam kekaguman tanpa batasnya terhadap sang mempelai laki-laki, mempelai perempuan tentu membayangkan, bahwa gadis-gadis lain juga sangat menyayangi mempelai laki-lakinya.

Kata untuk "gadis" (Ibr. `almâ) dipakai untuk gadis yang sudah pantas menikah, tetapi masih membujang (Kej. 24:43; Kel. 2:8; Yes. 7:14 dan Mat. 1:23; Mzm. 68:26; Ams. 30:19).

4. Mempelai perempuan sudah dekat dengan kekasihnya, telah dibawa ke dalam maligai-maligainya, tetapi dia ingin sekali langsung berada di sampingnya.

Sang raja yang disebut di sini adalah Salomo.

Orang-orang yang menafsirkan dengan cara menganggapnya sebagai lambang, melihat di sini dan pada pernyataan-pernyataan serupa, satu rujukan kepada Kristus.

Kami akan bersorak-sorai. Mempelai perempuan ingin menikmati kegembiraannya bersama gadis-gadis yang disebut dalam ayat 3.

Gadis-gadis ini tidak keliru mengalamatkan cinta mereka kepada raja; sang raja memang pantas menerima itu.

5. Memang hitam aku, tetapi cantik. Panas matahari membuat warna kulit mempelai perempuan ini gelap, tetapi tidak menghilangkan kecantikannya.

Walaupun dia hitam seperti kemah orang Kedar, tetapi dia tetap manis seperti tirai-tirai orang Salma.

Kedar adalah anak laki-laki Ismael (Kej. 25:13). Kemah-kemah suku nomaden ini merupakan warisan dari dia (Mzm. 120:5; Yer. 2:10), warnanya hitam, atau terbuat dari kulit kambing yang gelap.

Perbandingan hiperbolis dengan kemah ini menekankan betapa gelapnya warna kulit gadis tersebut.

Tirai-tirai Salomo pasti sangat indah; dan sekalipun warna kulitnya gelap, mempelai perempuan ini tetap cantik seperti tirai-tirai itu.

Arti alegoris, "hitam karena dosa, tetapi cantik karena kasih karunia" sering juga diajukan.

6. Putera-putera ibuku marah kepadaku. Gadis ini tidak bisa disalahkan karena kulitnya yang gelap saat ini.

Tidak dijelaskan mengapa saudara-saudara laki-lakinya marah dan menyuruh dia menjaga kebun anggur mereka.

Mereka bahkan bertindak lebih buruk, yaitu tidak memperbolehkan dia menjaga kebun anggurnya sendiri.

Tetapi, perlakuan kasar ini tidak mengurangi kecantikannya, dan itu tidak menghalangi raja menaruh cinta secara khusus kepadanya.

7. Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba. Cinta sejati kepada sang kekasih membuat gadis ini selalu rindu berada di dekatnya.

Beberapa kali Kidung ini menceritakan hal itu dengan menggambarkan pasangan kekasih tersebut sebagai terpisah.

Raja digambarkan sebagai seorang gembala; jelas satu sebutan yang cocok.

Mengapa aku akan jadi serupa pengembara (AV: Why should I be as a veiled woman ... ?" Mengapa aku akan jadi serupa perempuan berselubung ... ?" ).

Adalah kebiasaan perempuan sundal untuk menyelubungi diri (Kej. 38:15).

Cinta sejati ingin menghindari setiap penampilan yang tidak setia dan najis.

8. Ikutilah jejak-jejak domba, dan gembalakanlah anak-anak kambingmu. Tidak dinyatakan di sini dari siapa jawaban atas pertanyaan gadis tersebut datang.

Jawaban itu menyatakan, bahwa gadis itu harus melakukan semua tugasnya sebagai mempelai perempuan raja.

Tugas-tugas ini harus ia kerjakan di dekat kemah-kemah para gembala, artinya, di dekat orang-orang lain; dan kesetiaan seperti itu akan mengokohkan nama baiknya yang tak bercacat.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel