Pengkhotbah 5:1-7: Takutlah Akan Allah
Jumat, September 21, 2018
Edit
Klik:
Ecclesiastes Ecc 5:1-7
Ecc 5:1 (4-17) Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.
Ecc 5:2 (5-1) Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
Ecc 5:3 (5-2) Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.
Ecc 5:4 (5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
Ecc 5:5 (5-4) Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.
Ecc 5:6 (5-5) Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
Ecc 5:7 (5-6) Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.
Tafsiran Wycliffe
IV. Kata-kata Nasihat (A) 4:17-5:6.
Inilah bermacam-macam kata nasihat mengenai ibadah yang benar.
Sang penulis menganjurkan, untuk hati-hati, serta singkat dalam berdoa (4:17-5:1-2), dan sigap dalam membayar nazar (5:3-6).
4:17. Jagalah langkahmu. Pastikan, bahwa kamu mengetahui apa yang kamu lakukan ketika kamu datang ke rumah Allah.
Pada frasa mendengar adalah lebih baik, sang penulis bukan berbicara tentang datang ke Bait Allah untuk mendengarkan paparan mengenai Hukum Taurat, melainkan ia memberikan peringatan agar tidak menghampiri Allah dengan cara yang salah.
Dalam Perjanjian Lama, kata mendengar, sering mempunyai pengertian "menaati."
Ada perbedaan antara orang-orang yang datang kepada Allah dengan ketaatan, yaitu yang didasari tingkah laku etis dan bermoral (bdg. Mzm. 119:101) dengan orang-orang bodoh, yaitu orang-orang yang beribadah dengan hati yang tidak bertobat.
5:1. Janganlah terburu-buru dengan mulutmu. Penekanannya ialah pada kesungguhan dalam doa.
Doa bertele-tele (Mat. 6:7) sebagaimana kebiasaan banyak orang, tidak akan menghasilkan sebanyak doa singkat dari orang yang tulus.
5:2. Sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan. Pengarang mengutip sebuah amsal untuk mendukung gagasannya terdahulu.
Sama seperti malam yang penuh mimpi terjadi karena orang mempunyai terlalu banyak kesibukan dalam pekerjaan, demikian pula percakapan-percakapan yang kosong timbul karena terlalu banyak kata-kata dalam ibadah.
5. Membawa engkau ke dalam dosa. Maksudnya jangan membiarkan mulut orang menyebabkan dirinya menghadapi kesukaran di hadapan Allah.
Utusan bukanlah malaikat penghukum yang diutus Allah, melainkan imam yang bertugas mengumpulkan atau mencatat apa yang telah dinazarkan orang (bdg. Mal. 2:7).
6. Sebagaimana mimpi banyak. Amsal yang sulit ini mungkin menyinggung ayat 3, dan penulis sedang menyimpulkan artinya.
Sama seperti terlalu banyak memperhatikan pekerjaan membuat orang bermimpi, demikian pula terlalu banyak kata-kata waktu ibadah, menimbulkan murka dan hukuman dari Allah.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.