Yehezkiel 13:1-16: Hukuman Terhadap Nabi-nabi Palsu
Selasa, Desember 25, 2018
Edit
Klik:
Ezekiel / Yehezkiel 13:1-16
Eze 13:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku:
Eze 13:2 "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan nabi-nabi Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka yang bernubuat sesuka hatinya saja: Dengarlah firman TUHAN!
Eze 13:3 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah nabi-nabi yang bebal yang mengikuti bisikan hatinya sendiri dan yang tidak melihat sesuatu penglihatan.
Eze 13:4 Seperti anjing hutan di tengah-tengah reruntuhan, begitulah nabi-nabimu, hai Israel!
Eze 13:5 Kamu tidak mempertahankan lobang-lobang pada tembokmu dan tidak mendirikan tembok sekeliling rumah Israel, supaya mereka dapat tetap berdiri di dalam peperangan pada hari TUHAN.
Eze 13:6 Penglihatan mereka menipu dan tenungan mereka adalah bohong; mereka berkata: Demikianlah firman TUHAN, padahal TUHAN tidak mengutus mereka, dan mereka menanti firman itu digenapi-Nya.
Eze 13:7 Bukankah penglihatan tipuan yang kamu lihat dan tenungan bohong yang kamu katakan, kalau kamu berkata: Demikianlah firman TUHAN, padahal Aku tidak berbicara?
Eze 13:8 Sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH, oleh karena kamu mengatakan kata-kata dusta dan melihat perkara-perkara bohong, maka Aku akan menjadi lawanmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Eze 13:9 Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawan nabi-nabi yang melihat perkara-perkara yang menipu dan yang mengucapkan tenungan-tenungan bohong; mereka tidak termasuk perkumpulan umat-Ku dan tidak akan tercatat dalam daftar kaum Israel, dan tidak akan masuk lagi di tanah Israel; dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan ALLAH.
Eze 13:10 Oleh karena, ya sungguh karena mereka menyesatkan umat-Ku dengan mengatakan: Damai sejahtera!, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera--mereka itu mendirikan tembok dan lihat, mereka mengapurnya--
Eze 13:11 katakanlah kepada mereka yang mengapur tembok itu: Hujan lebat akan membanjir, rambun akan jatuh dan angin tofan akan bertiup!
Eze 13:12 Kalau tembok itu sudah runtuh, apakah orang tidak akan berkata kepadamu: Di mana sekarang kapur, yang kamu oleskan itu?
Eze 13:13 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Di dalam amarah-Ku Aku akan membuat angin tofan bertiup dan di dalam murka-Ku hujan lebat akan membanjir, dan di dalam amarah-Ku rambun yang membinasakan akan jatuh.
Eze 13:14 Dan Aku akan meruntuhkan tembok yang kamu kapur itu dan merobohkannya ke tanah, supaya dasarnya menjadi kelihatan; tembok kota itu akan runtuh dan kamu akan tewas di dalamnya. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
Eze 13:15 Begitulah Aku akan melampiaskan amarah-Ku atas tembok itu dan kepada mereka yang mengapurnya dan Aku akan berkata kepadamu: Lenyap temboknya dan lenyap orang-orang yang mengapurnya,
Eze 13:16 yaitu nabi-nabi Israel yang bernubuat tentang Yerusalem dan melihat baginya suatu penglihatan mengenai damai sejahtera, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
Tafsiran Wycliffe
Nabi-nabi Palsu (13:1-16).
Istilah nabi palsu tidak digunakan dalam PL, tetapi perspektif historis tepat dalam menyebut mereka demikian.
Ada dua kelompok nabi palsu: mereka yang mewakili beberapa obyek penyembahan selain kepada Allah yang benar, misalnya Baal, Molok (bdg. pertandingan Elia dengan nabi-nabi Baal, I Raj. 18:19 dst.); dan mereka yang secara salah mengaku berbicara atas nama Yahweh (bdg. perlawanan Mikha terhadap nabi-nabi Ahab, I Raj. 22:5-28).
Kecaman terkeras terhadap para penipu ini adalah oleh Yeremia, yang melawan mereka dalam masalah-masalah moral, pribadi, dan politik (Yer. 23:9-32).
Selama masa sukar di Yerusalem, Hananya melawan Yeremia di Bait Allah (Yer. 28), dan Ahab, Zedekia, serta Semaya melawannya di Babel (Yer. 29:15-32).
Yehezkiel dalam pasal ini, juga menyingkapkan tentang nabi-nabi dan nabiah-nabiah palsu. (Lih. A. B. Davidson, "The False Prophets," O. T. Prophecy, hlm. 285-308).
2. Yehezkiel di sini menunjuk secara keras pada nabi-nabi Israel, nabi-nabi palsu yang bernubuat sesuka hatinya, yaitu berdasarkan emosi dan keinginan mereka.
Dia mengungkapkan sumber (ay. 3), isi nubuat (ay. 4, 5), dan hasil dari pesan mereka (ay. 6, 7), serta malapetaka yang akan menimpa nabi-nabi palsu (ay. 8, 9).
3. Nabi-nabi yang bebal. Permainan kata-kata: nebî'îm nebãlîm, sesuatu seperti "nabi-nabi tanpa sifat kenabian".
Bebal lebih bersifat moral dan bukannya kelemahan intelektual.
Dalam Kitab Amsal, misalnya, hikmat digambarkan sebagai "takut akan Tuhan" dan kebebalan sebagai mengabaikan Tuhan dan ajaran-Nya.
Kekuatan yang menggerakkan para nabi yang bebal ini adalah bisikan hatinya sendiri dan bukan Roh Tuhan.
4. Kehancuran adalah kesenangan bagi mereka, sama seperti bagi serigala-serigala yang melompat dengan riang, dan mereka menambah kehancuran itu.
5. Mereka gagal untuk mempertahankan lobang-lobang, untuk menghentikan bencana yang sedang melanda (bdg. 22:30; Mzm. 106:23).
Mereka juga tidak mendirikan tembok berupa nasihat moral dan spiritual untuk bangsa Israel pada saat datangnya krisis.
Hari TUHAN. Bandingkan 7:7.
6. Tenungan mereka adalah bohong. Menenung berarti mendapatkan suatu nubuat dari satu allah dengan mengambil undian (bdg. 21:21).
Memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang tersembunyi melalui sarana-sarana takhayul dilarang di Israel (Kel. 22:18; Bil. 23:23; Ul. 18:10, 11), dan menenung dianggap remeh (bdg. Yeh. 13:7, 9, 23; 21:29; 22:28; Mi. 3:16, 7, 11).
Mereka berkata: Demikianlah firman TUHAN. Firman Tuhan (ne'um Yahweh), rumusan untuk pengilhaman yang sejati (bdg. Amos, yang memakainya 21 kali. 2:11, 16, dll.).
Mereka menanti firman itu digenapi-Nya (RSV). Tidak ada kriteria lahiriah untuk nubuat yang sejati.
"Sementara nabi yang sejati memiliki kesaksian di dalam dirinya sendiri, bahwa dia benar, nabi palsu mungkin tidak menyadari, bahwa dia palsu" (Yer. 23:21, 31; A. B. Davidson, op. cit.).
9. Hukuman berlapis tiga atas nabi-nabi palsu dinubuatkan.
Saat itu mereka memiliki martabat dan pengaruh, tetapi dalam Kerajaan Baru, mereka tidak termasuk perkumpulan umat-Ku (bdg. Kej. 49:6; Mzm. 89:7; 111:1), dan tidak akan tercatat dalam daftar kaum Israel (RSV; bdg. Ezr. 2; Neh. 7; Kel. 32:32, 33; Yes. 4:3; Mal. 3:16), dan tidak akan masuk lagi di tanah Israel (bdg. Yeh. 20:38; Yer. 29:32).
10. Nabi-nabi palsu itu mengatakan damai sejahtera, padahal tidak ada damai sejahtera.
Lihat Mikha 3:5; Yeremia 6:14; 8:11; 23:17.
Bagian berikutnya secara harfiah berbunyi, dan dia (mereka) mendirikan tembok (hayis, hanya di sini dalam PL; sebuah tembok dari batu yang disusun secara lepas tanpa semen), dan lihat, mereka (nabi-nabi) mengapurnya.
Nabi-nabi tersebut terlibat dalam upaya bangsa itu untuk mempertahankan kota, menyembunyikan kelemahan kota itu dengan nubuat palsu.
11. Ada permainan pada kata-kata mengapur, tâpēl dan jatuh, nãpal.
Tiga elemen dalam alam akan menyebabkan tembok itu runtuh (bdg. ay. 13).
Rambun. Menghilangkan dan kamu yang dipakai dalam Teks Masoret.
13. Bandingkan Matius 7:24-27.
Rambun. Kata yang tidak lazim, 'elgãbîsh (hanya di sini dan dalam 38:22) mungkin dari kata bahasa Akad algame_u, "butir", jadi "butir-butir es".
14. Aku akan meruntuhkan tembok. Nabi-nabi terkubur di bawah tembok yang runtuh itu (bdg. yes. 25:12; Rat. 2:2; Am. 9:1).
I. Nubuat Melawan Yehuda dan Yerusalem (1:1-24:27).
Ucapan peringatan terhadap Yerusalem dan umat Israel, yang diberikan sebelum kejatuhan Yerusalem, terdiri dari: bagian pendahuluan, rincian panggilan sang nabi (ps. 1-3); tindakan-tindakan simbolis dan nubuatan yang menggambarkan penaklukan kota dan bangsa tersebut (ps. 4-7); sejumlah penglihatan yang menggambarkan dosa-dosa yang menjijikkan dari Yerusalem yang mengakibatkan kehancurannya (ps. 8-11); tindakan-tindakan simbolis, perumpamaan-perumpamaan, dan alegori-alegori yang menggambarkan perlunya pembuangan itu secara moral (ps. 12-19); dan sebuah tinjauan tentang sejarah masa lampau bangsa Israel yang sangat memerlukan hukuman tertentu (ps. 20-24).
Perlunya Pembuangan Itu Secara Moral (12:1-19:14).
Pesan-pesan sebelumnya dari Yehezkiel menubuatkan tentang kejatuhan bangsa Israel.
Dalam bagian ini (ps. 12-19), sang nabi berbicara tentang keberatan-keberatan dari orang-orang yang mengira, bahwa badai yang muncul akan berlalu, yang tidak melihat ada bencana yang akan datang, dan yang yakin, bahwa Tuhan tidak akan pernah menolak umat-Nya.
Melalui tindakan-tindakan simbolis, alegori, dan perumpamaan, Yehezkiel menunjukkan perlunya pembuangan itu secara moral.
Dia memberikan dua penyajian simbolis tentang pelarian dari kota yang dikepung itu (12:1-20), berbantah dengan nabi-nabi palsu (12:21-14:23), menggambarkan Israel seperti pohon anggur yang tak berguna (ps. 15), dan dalam sebuah alegori yang rinci mengingatkan kembali sejarah panjang dari ketidaksetiaan Israel kepada mempelai ilahinya (ps. 16).
Dia kembali ke kiasan tentang pohon anggur untuk menekankan ketidaksetiaan Zedekia (ps. 17), menjawab keberatan-keberatan terhadap hukuman ilahi melalui sebuah analisis tentang tanggung jawab perorangan (ps. 18), dan mengucapkan sebuah ratapan atas pemimpin-pemimpin Yehuda dan atas Yehuda sendiri (ps. 19).
Tema pasal 12-24 bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori.
I. Israel yang Tidak Setia: pohon anggur yang tak berguna (ps. 15); anak yatim piatu yang menjadi istri yang tak setia (ps. 16); dua saudara perempuan yang tak setia (ps. 23); sebuah tinjauan tentang sejarah Israel (20:1-44).
II. Dosa dan Penghukumannya: nubuat dan penyalahgunaannya (12:21-14:23); kebebasan moral dan tanggung jawab perorangan (ps. 18); hukuman atas Yerusalem karena dosa-dosanya (ps. 22).
III. Akhir dari Kerajaan itu: dua tindakan simbolis (12:1-20); dua rajawali dan pohon anggur (ps. 17); dua singa dan pohon anggur (ps. 19); pedang pembalasan Tuhan (20:45-21:32); perumpamaan tentang kuali yang berkarat (ps. 24).
Nubuat dan Kekejaman-kekejaman di Dalamnya (12:21-14:23).
Dalam kumpulan nubuat ini, nabi berbicara tentang kebencian umum terhadap nubuat (12:21-28), dengan mengutip sindiran, bahwa nubuat tidak lagi digenapi sama sekali (ay. 21-25), dan bahwa nubuat Yehezkiel menunjuk pada masa depan yang jauh (ay. 26-28).
Terhadap serangan-serangan ini, Yehezkiel menjawab, bahwa nubuat itu berkaitan dengan masa sekarang dan akan digenapi.
Ini menimbulkan suatu diskusi dengan para pembual dari bangsa itu, nabi-nabi dan nabiah-nabiah palsu (ps. 14).
Nabi-nabi yang berdusta disamakan dengan serigala-serigala yang menganggap reruntuhan menyenangkan (ps. 13, ay. 1-9); mereka mengapuri tembok hampir roboh yang dibangun oleh bangsa itu; artinya, mereka menyetujui sambil memuji-muji berbagai pekerjaan yang sia-sia dari bangsa itu (ay. 10-16).
Nabiah-nabiah palsu, perempuan-perempuan jahat yang mengaku dapat meramal masa depan untuk mendapat bayaran dan menubuatkan keberhasilan bagi orang fasik, dikecam (ay. 17-23).
Selanjutnya, sang nabi melihat pada kejahatan dari orang-orang yang mencari Allah, tetapi yang hati mereka ada pada berhala-berhala mereka setiap saat (14:1-11).
Ini menimbulkan masalah tanggung jawab umum.
Keberadaan seorang yang benar di antara bangsa yang berdosa tidak dapat menyelamatkan sebuah bangsa, bila Allah mendatangkan hukuman atasnya (14:12-23).
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.